Breaking News

Trending Template

Donderdag 02 Januarie 2014

GOLONGAN DARAH


BAB I

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN

           Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.
             Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang          terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
o   Gol. darah O-negatif  dapat menerima golongan darah A terdapat antigen A pada membran selnya  => antibodi antigen B di serum darahnya. Sehingga, gol.darah A-negatif dapat menerima golongan darah A-negatif atau O-negatif.
o   Golongan darah B terdapat antigen B pada permukaan sel darah merahnya => antibodi  antigen A di serum darahnya. Sehingga,gol.darah B-negatif hanya dapat menerima  golongan darah B-negatif atau O-negatif
o   Golongan darah AB memiliki eritrosit antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi  antigen A maupun B. Sehingga,gol darah AB-positif dapat menerima darah
o   Gol. darah ABO apapun  disebut resipien universal. Namun,gol. darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif    golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga,golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya  dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universaldarah dari sesama O-negatif.
            Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
           Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
           Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda.

B.     JENIS GOLONGAN DARAH

            Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

        1.   Sistem ABO


Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.
Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.Dalam sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:
Golongan
Sel Darah Merah
Plasma
A
Antigen A
Antibodi A
B
Antigen B
Antibodi B
AB
Antigen A & B
Tidak ada antibodi
O
Tidak ada antigen
Antibodi Anti A & Anti B
            Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda.

Tabel pewarisan golongan darah kepada anak
Ibu/Ayah
O
A
B
AB
O
O
O, A
O, B
A, B
A
O, A
O, A
O, A, B, AB
A, B, AB
B
O, B
O,A,B,AB
O,B
A, B, AB
AB
A, B
A, B, AB
A, B, AB
A, B, AB

1.      Reshus Faktor
           Rh atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor) pertama sekali ditemukan pada tahun 1940 oleh Landsteiner dan Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset digunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India dan Cina.
           Pada sistem ABO, yang menentukan golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan pada Rh faktor, golongan darah ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D).
           Jika hasil tes darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka ia memiliki darah dengan Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+).

 
        C.  TABEL KECOCOKAN GOLONGAN DARAH
           Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.
           Dalam transfusi darah, kecocokan antara darah donor (penyumbang) dan resipien (penerima) adalah sangat penting. Darah donor dan resipien harus sesuai golongannya berdasarkan sistem ABO dan Rhesus faktor.
           Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Hemolisis adalah penguraian sel darah merah dimana hemoglobin akan terpisah dari eritrosit.
           Pemilik rhesus negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah rhesus positif. Jika dua jenis golongan darah ini saling bertemu, dipastikan akan terjadi perang. Sistem pertahanan tubuh resipien (penerima donor) akan menganggap rhesus dari donor itu sebagai benda asing yang perlu dilawan. Di dunia, pemilik darah rhesus negatif termasuk minoritas.

Tabel  Kecocokan Golongan  Darah
Gol Darah Resipien
Donor harus
AB+
Golongan darah mana pun
AB-
O-
A-
B-
AB-
A+
O-
O+
A-
A+
A-
O-
A+


B+
O-
O+
B-
B+
B-
O-
B-


O+
O-
O+


O-
O-





 
D.   PENTINGNYA MENGETAHUI GOLONGAN DARAH
         Selain hemolisis, ada kelainan genetik lain yang juga mengintai ibu (serta bayi yang tengah dikandung, bila kasus terjadi pada wanita atau ibu hamil). Terutama jika ibu berdarah rhesus negatif sedangkan suami berdarah rhesus positif. Masalah ini biasanya terjadi pada perkawinan antar bangsa.
         Secara genetik, rhesus positif dominan terhadap rhesus negatif. Anak dari pasangan beda rhesus punya kemungkinan 50-100% berrhesus positif. Kemungkinan berrhesus negatif hanya 0-50%. Artinya rhesus si anak lebih mungkin berbeda dengan si ibu.
         Jika tidak cepat ditangani, perbedaan rhesus antara calon bayi dengan ibu ini akan menimbulkan masalah. Lewat plasenta, rhesus darah janin akan masuk ke peredaran darah si ibu. Selanjutnya ini akan menyebabkan tubuh si ibu memproduksi antirhesus. Lewat plasenta juga, antirhesus ini akan melakukan serangan balik ke dalam peredaran darah si calon bayi. Sel-sel darah merah si calon bayi akan dihancurkan.
         Pada kehamilan permata, antirhesus mungkin hanya akan menyebabkan si bayi lahir kuning (karena proses pemecahan sel darah merah menghasilkan bilirubin yang menyebabkan warna kuning pada kulit).
         Tapi pada kehamilan kedua, problemnya bisa menjadi fatal jika anak kedua juga memiliki rhesus positif. Saat itu, kadar antirhesus ibu sedemikian tinggi, sehingga daya rusaknya terhadap sel darah merah bayi juga hebat. Ini bisa menyebabkan janin mengalami keguguran.
         Jika sebelum hamil si ibu sudah mengetahui rhesus darahnya, masalah keguguran ini bisa dihindari. Sesudah melahirkan anak pertama, dan selama kehamilan berikutnya, dokter akan memberikan obat khusus untuk menetralkan antirhesus darah si ibu. Dengan terapi ini, anak kedua bisa diselamatkan.
         Untuk alasan tersebut maka dianjurkan bagi pasangan yang akan menikah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital health checkup) dan bagi ibu yang ingin memiliki bayi dan atau yang telah dinyatakan positif hamil untuk segera memeriksa kesehatannya.
          Namun, satu masalah yang tersisa adalah test laboratorium saat ini belum memungkinkan untuk melihat perbedaan dengan lebih jelas antara genotip (Rh+/Rh-) dan (Rh+/Rh+), karena keduanya menghasilkan Rhesus faktor yang sama yaitu Rh+.
          Jadi, sudah tahu kan, bahwa golongan darah itu sangat penting untuk diketahui dan berguna untuk kehidupan. Ketahui golongan darah anda sekarang juga.


BAB II

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

         Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah
               Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda.
         Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

B.     SARAN

        Adapun kritik dan saran akan kami terima demi kemajuan dari makalah ini      sebagai salah satu acuan untuk proses belajar mengajar baik dikampus maupun dilapangan.



                              DAFTAR  PUSTAKA


Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.

Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York.
 JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru     
Lahir Jakarta. Pusdiknakes.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking

Designed By VungTauZ.Com