BAB I
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Golongan darah adalah ciri
khusus darah dari suatu
individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan
membran sel darah merah.
Golongan darah manusia ditentukan
berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
o
Gol.
darah
O-negatif dapat menerima golongan darah A terdapat antigen A pada membran
selnya => antibodi antigen B di serum darahnya. Sehingga, gol.darah A-negatif
dapat menerima golongan darah A-negatif atau O-negatif.
o
Golongan darah B terdapat antigen B pada permukaan sel darah merahnya => antibodi antigen A
di serum darahnya. Sehingga,gol.darah B-negatif hanya dapat menerima golongan darah
B-negatif atau O-negatif
o
Golongan darah AB memiliki eritrosit antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi antigen A maupun B. Sehingga,gol darah
AB-positif dapat menerima darah
o
Gol. darah ABO
apapun disebut resipien universal.
Namun,gol. darah AB-positif tidak dapat
mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif golongan darah O
memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A
dan B. Sehingga,golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universaldarah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah
yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan.
Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB
memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis
yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl
Landsteiner, memperoleh
penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara
penggolongan darah ABO.
Penyebaran golongan darah A, B, O dan
AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran
menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda.
B.
JENIS
GOLONGAN DARAH
Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus
(faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen
ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan
yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia
hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
1.
Sistem ABO
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria
yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan
cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana
ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.
Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar
antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa
reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya
ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B,
atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.Dalam sistem ABO,
golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:
Golongan
|
Sel
Darah Merah
|
Plasma
|
A
|
Antigen
A
|
Antibodi
A
|
B
|
Antigen
B
|
Antibodi
B
|
AB
|
Antigen
A & B
|
Tidak
ada antibodi
|
O
|
Tidak
ada antigen
|
Antibodi
Anti A & Anti B
|
Penyebaran golongan darah A, B, O
dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu
pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda.
Tabel
pewarisan golongan darah kepada anak
Ibu/Ayah
|
O
|
A
|
B
|
AB
|
O
|
O
|
O, A
|
O, B
|
A, B
|
A
|
O, A
|
O, A
|
O, A, B, AB
|
A, B, AB
|
B
|
O, B
|
O,A,B,AB
|
O,B
|
A, B, AB
|
AB
|
A, B
|
A, B, AB
|
A, B, AB
|
A, B, AB
|
1. Reshus Faktor
Rh atau Rhesus (juga biasa disebut
Rhesus Faktor) pertama sekali ditemukan pada tahun 1940 oleh Landsteiner dan
Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset digunakan darah kera rhesus (Macaca
mulatta), salah satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India dan
Cina.
Pada sistem ABO, yang menentukan golongan
darah adalah antigen A dan B, sedangkan pada Rh faktor, golongan darah
ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D).
Jika hasil tes darah di laboratorium
seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka ia memiliki darah dengan
Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada pemeriksaan, maka
ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+).
C.
TABEL KECOCOKAN GOLONGAN DARAH
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis
darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah
berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar
disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel
darah merah.
Dalam transfusi darah, kecocokan antara darah donor (penyumbang) dan
resipien (penerima) adalah sangat penting. Darah donor dan resipien harus
sesuai golongannya berdasarkan sistem ABO dan Rhesus faktor.
Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan
reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal,
syok, dan kematian. Hemolisis adalah penguraian sel darah merah dimana
hemoglobin akan terpisah dari eritrosit.
Pemilik rhesus negatif tidak boleh
ditransfusi dengan darah rhesus positif. Jika dua jenis golongan darah ini
saling bertemu, dipastikan akan terjadi perang. Sistem pertahanan tubuh
resipien (penerima donor) akan menganggap rhesus dari donor itu sebagai benda
asing yang perlu dilawan. Di dunia, pemilik darah rhesus negatif termasuk
minoritas.
Tabel Kecocokan Golongan Darah
Tabel Kecocokan Golongan Darah
Gol
Darah Resipien
|
Donor
harus
|
|||
AB+
|
Golongan
darah mana pun
|
|||
AB-
|
O-
|
A-
|
B-
|
AB-
|
A+
|
O-
|
O+
|
A-
|
A+
|
A-
|
O-
|
A+
|
||
B+
|
O-
|
O+
|
B-
|
B+
|
B-
|
O-
|
B-
|
||
O+
|
O-
|
O+
|
||
O-
|
O-
|
D. PENTINGNYA MENGETAHUI GOLONGAN DARAH
Selain hemolisis, ada kelainan genetik
lain yang juga mengintai ibu (serta bayi yang tengah dikandung, bila kasus
terjadi pada wanita atau ibu hamil). Terutama jika ibu berdarah rhesus negatif
sedangkan suami berdarah rhesus positif. Masalah ini biasanya terjadi pada
perkawinan antar bangsa.
Secara genetik, rhesus positif dominan
terhadap rhesus negatif. Anak dari pasangan beda rhesus punya kemungkinan
50-100% berrhesus positif. Kemungkinan berrhesus negatif hanya 0-50%. Artinya
rhesus si anak lebih mungkin berbeda dengan si ibu.
Jika tidak cepat ditangani, perbedaan
rhesus antara calon bayi dengan ibu ini akan menimbulkan masalah. Lewat
plasenta, rhesus darah janin akan masuk ke peredaran darah si ibu. Selanjutnya
ini akan menyebabkan tubuh si ibu memproduksi antirhesus. Lewat plasenta juga,
antirhesus ini akan melakukan serangan balik ke dalam peredaran darah si calon
bayi. Sel-sel darah merah si calon bayi akan dihancurkan.
Pada kehamilan permata, antirhesus
mungkin hanya akan menyebabkan si bayi lahir kuning (karena proses pemecahan
sel darah merah menghasilkan bilirubin yang menyebabkan warna kuning pada
kulit).
Tapi pada kehamilan kedua, problemnya
bisa menjadi fatal jika anak kedua juga memiliki rhesus positif. Saat itu,
kadar antirhesus ibu sedemikian tinggi, sehingga daya rusaknya terhadap sel
darah merah bayi juga hebat. Ini bisa menyebabkan janin mengalami keguguran.
Jika sebelum hamil si ibu sudah
mengetahui rhesus darahnya, masalah keguguran ini bisa dihindari. Sesudah
melahirkan anak pertama, dan selama kehamilan berikutnya, dokter akan
memberikan obat khusus untuk menetralkan antirhesus darah si ibu. Dengan terapi
ini, anak kedua bisa diselamatkan.
Untuk alasan tersebut maka dianjurkan bagi pasangan yang akan menikah
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital health checkup) dan
bagi ibu yang ingin memiliki bayi dan atau yang telah dinyatakan positif hamil
untuk segera memeriksa kesehatannya.
Namun, satu masalah yang tersisa adalah test laboratorium saat ini belum
memungkinkan untuk melihat perbedaan dengan lebih jelas antara genotip
(Rh+/Rh-) dan (Rh+/Rh+), karena keduanya menghasilkan Rhesus faktor yang sama
yaitu Rh+.
Jadi, sudah tahu kan, bahwa golongan darah itu sangat penting untuk
diketahui dan berguna untuk kehidupan. Ketahui golongan darah anda sekarang
juga.
BAB
II
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Golongan darah adalah ciri
khusus darah dari suatu
individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan
membran sel darah merah
Penyebaran
golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras.
Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi
yang berbeda-beda.
Dua jenis penggolongan darah yang
paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di
dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen
ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan
yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia
hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
B.
SARAN
Adapun kritik dan saran akan kami terima demi kemajuan dari makalah ini sebagai salah satu acuan untuk proses
belajar mengajar baik dikampus maupun dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Elly,
Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.
Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York.
Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York.
JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan
Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru
Lahir
Jakarta. Pusdiknakes.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking