BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ilmu berasal dari keingintahunya manusia terhadapat sesuatu. Filsafat adalah salah satu ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia tentang mencari kebenaran dalam menjalani hidup, banyak hal yang dapat diketahui dengan mempelajari filsafat.
Filsafat berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu “fhilos” dan “shofia”. “Fhilos” berarti senang, suka atau cinta, sedangkan “shofia” berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Adapun pemaknaan lain dari filsafat adalah Hakikat dan Hikmah jadi kalau ada orang yang mengatakan, “Apa Hikmah dari semua ini”, berarti mencari latar belakang dalam kejadian sesuatu dengan kejadian secara filsafat, yaitu apa, bagaimana, dan mengapa sesuatu itu terjadi, yang dalam filsafat disebut dengan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi.
Meskipun terdapat perbedaan dengan pengertian filsafat diatas, tetapi di antara pemahaman tersebut terdapat kesepahaman tentang sifat dasar dari berfikir filsafat atau lebih dikenaldengan berfilsafat. Bagi manusia, berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran. Dengan kata lain filsafat merupakan hal mendasar yang pada dasarnya dimiliki oleh umat manusia. Setiap manusia, baik yang tergolong terpelajar bahkan yang tergolong awam sekalipun, memiliki kemampuan untuk berpikir mengenai hal-hal disekitarnya.
Dalam filsafat, segala hal dikaji dengan menemukan berbagai fenomena yang ada dalam kehidupan, kemudian diteliti dan dikaji secara mendalam mengenai berbagai penyebab atau akibat dari fenomena tersebut, serta solusi yang bisa dihasilkan untuk menangani fenomena-fenomena tersebut. Filsafat dapat merangsang lahirnya keinginan dari temuan filosofis melalui berbagai observasi dan eksperimen yang melahirkan ilmu-ilmu. Hasil kerja filosofis dapat menjadi pembuka bagi lahirnya suatu ilmu, oleh karena itu filsafat disebut juga sebagai induk ilmu (mother of science). Untuk kepentingan perkembangan ilmu, lahir disiplin filsafat yang mengkaji ilmu pengetahuan yang dikenal sebagai filsafat ilmu pengetahuan. Dalam makalah ini, kami lebih menitikberatkan pada kajian filsafat ilmu, arah dan fungsi serta tujuannya dari filsafat itu sendiri.
1.2 Rumusan masalah
Dari pemaran latar belakang diatas,maka dapat diketahui yang menjadi pokok perumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apakah ilmu filsafat itu ?
2. Arah dan fungsi filsafat?
3. Tujuan filsafat ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pemaran makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian ilmu filsafat
2. Mengetahui arah dan fungsi dari filsafat
3. Dan mengetahui tujuan filsafat ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
Sebelum kita melangkah ke fungsi dan tujuan filsafat, kita harus mengetahui apa defenisi dari Filsafat. Istiah filsafat dapat ditinjau dari dua segi Yakni:
a. Segi Simantik : perkataan filsafat berasal dari bahasa Arab 'falsafah',yang berasal dari bahasa Yunani, 'philosophia', yang berarti 'philos' cinta, suka (loving), dan 'sophia' pengetahuan, hikmah(wisdom). Jadi'philosophia' berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepadakebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut 'philosopher', dalam bahasa Arabnya 'failasuf".
Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya, atau perkataan lain, mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.
b. Segi praktis : dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat bererti 'alam pikiran' atau 'alam berpikir'. Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir bererti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan mengatakan bahwa "setiap manusia adalah filsuf". Semboyan ini benar juga, sebab semua manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf.
Adapun beberapa defenisi filsafat menurut ilmu filsafat dan filsuf barat dan timur adalah:
a. Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
b. Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmua pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
c. Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
d. Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
e. Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada
f. Drs H. Hasbullah Bakry merumuskan: ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Jadi dari pengertian-pengertian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa:
a. Filsafat adalah 'ilmu istimewa' yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa kerana masalah-masalah tersebut di luar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
b. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat sarwa yang ada, yaitu:
" hakikat Tuhan,
" hakikat alam semesta, dan
" hakikat manusia,
serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham tersebut. Perlu ditambah bahwa definisi-definisi itu sebenarnya tidak bertentangan, hanya cara mengesahkannya saja yang berbeda.
2.2. FUNGSI DAN ARAH FILSAFAT
Filsafat ilmu diharapkan dapat mensistematiskan, meletakkan dasar, dan memberi arah kepada perkembangan sesuatu ilmu maupun usaha penelitian ilmuan untuk mengembangkan ilmu. Dengan filsafat ilmu, proses pendidikan, pengajaran, dan penelitian dalam suatu bidang ilmu menjadi lebih mantap dan tidak kehilangan arah.
Secara umum, fungsi filsafat ilmu adalah untuk :
• Alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
• Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
• Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
• Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan.
• Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan.
2.3. TUJUAN DAN FUNGSI FILSAFAT
Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).
Dr Oemar A. Hoesin Tmengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran.
S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya. Bagi manusia, berfilsafat itu bererti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran.
Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy, menyebutkan: Tugas filsafat bukanlah sekadar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru, mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan 'nation', ras, dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan. Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya.
Studi filsafat harus membantu orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal saja kepercayaan tersebut tidak bergantung pada konsepsi prailmiah yang usang, yang sempit dan yang dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.
Berbeda dengan pendapat Soemadi Soerjabrata, yaitu mempelajari filsafat adalah untuk mempertajamkan pikiran, maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup diketahui, tetapi harus dipraktekkan dalam hidup sehari-sehari. Orang mengharapkan bahwa filsafat akan memberikan kepadanya dasar-dasar pengetahuan, yang dibutuhkan untuk hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup agar dapat menjadi manusia yang baik dan bahagia.
Adapun tujuan lain dari Filsafat Yaitu :
1. Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun diri sendiri
2. Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri
3. Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangna yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan
4. Hidup seseorang tersebut dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sebab itu mengetahuai pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup diri sendiri
5. Bagi seorang pendidik filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia seperti misalnya ilmu mendidik.
Tujuan aliran filsafat, bisa membentuk karakter manusia. Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh, bersifat dualistis.
Tujuan aliran filsafat, membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan.
Tujuan aliran filsafat, menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam kehidupan priabdi dan masyarakat. Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan anak.
Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral. Paham behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting.
Tujuan lain dari filsafat untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya, mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang.
Pendapat lain mengenai Tujuan filsafat ilmu yakni:
1. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memeahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan,dan kemajuan ilmu di berbagai bidang,sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
3. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan nonilmiah.
4. Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
5. mempertegas bahwa dalam persoalan sumberdan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.
Sedangkan Ismaun (2001) mengemukakan fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah ilmu akademis yang mengajak kita untuk berfikir menurut tata tertib (logika) dengan beban (tidak terikat pada tradisi dogma dan agama) dan sedalam-dalamnya hingga sampai pada dasar-dasar persoalan.
Filsafat ilmu merupakan suatu akumulasi pemikiran reflektif, radikasi, sistematis mengenai berbagai personal ilmu dan dalam hubungannya dengan segala aspek kehidupan manusia. Adalah cabang epistemology yang menelaah secara sistematis sifat dasar ilmu, metode-metode, konsep-konsepnya, praanggapan-praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang pengetahuan.
Tujuan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran dari sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian). Dan Filsafat ilmu sangat berhubungan erat dengan epistemologi dan ontologi yang tentu saja berhubungan dengan bagaimana manusia menemukan ilmu-ilmu tertentu untuk kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Read more ...
Breaking News
Trending Template
Vrydag 18 Oktober 2013
PERAN KOMUNIKASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai mahluk social yang saling berinteraksi dengan yang lainnya membutuhkan komunikasi yang baik, karena dengan komunikasi manusia dapat menjalini hubungan dengan baik dengan keluarga ataupun lingkungan. Arus informasi mempunyai faedah dalam menigkatykan komunikasi antar sesama. Perusahaan- perusahaan modern skarang ini sangat memetingkan komunikasi dalam bentuk arus informasi. Bukan saja arus informasi berguna bagi pengendalaian pihak pimpinan tetapi juga karena dapat mencipkatan kesetiakawan antar seluruh lapisan pekerja dan rasa keterlibatan yang menyebabkan keikut sertaan yang lebih sadar dan intensif.
Dengan demikian komunikasi memegang peranan yang sangat penting didalam menetukan sampai berapa jauh orang- orang dapat bekerja lebih efektif mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Penelitian menyatakan adanya hubungan langsung antara komunikasi dan produktivitas, dimana melalui komunikasi yang baik dan lemah lembut dalam perusahaan maka karyawan akan bekerja yang cukup besar apabila mereka mengerti bukan hanya kebutuhan sendiri yang terpenuhi akan tetapi juga kebutuhan kelompok maupun oranisasinya secara total, sebagaiman firman Allah SWT dalam surah Ali’Imran (3) ayat 3 “
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali’Imran (3) ayat 3)”
BAB II
PEMBAHASAN
I. PERAN KOMUNIKASI
A. Pengertian Komonukasi
Komunikasi pada dasarnya adalah sebuah proses memberi dan menerima informasi sampai pada pemahaman makna, sehingga komuniukasi sebagai arus informasi dan penyampaian emosi yang berada dalam lapisan masyarakat baik dari atas kebawah, mauapun dari kanan ke kiri yang berarti pula merupakan perhubungan atau persambungan wahama atau sarana- sarana. Sehingga melalui komunikasi individu atau kelompok lainnya. Kata lain yang mirip dengan komuniukasi. Yang menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunikasi merunjuk kepada kelompok oarng yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka berbagi makna dan sikap tanpa komunikasi tidak akan ada komunitas. Komunitas tergantung pada pengalaman dan emosi bersama dana komunikasi akan berperan sebagai sarana untuk menjelaskan kebersamaan itu. Suatu pemahan popular mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yajng menyampaikan pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seorang (sekelompok orang) lainnya baik secara langsung (tatap muka ) ataupun melalui lembaran media seperti surat atau media.
Dari pengertian yang dijelaskan terdiri dua hal yang dapat disoroti ialah :
1. Proses komunikasi baru biasa terjadi apabila ada 4 komponen
a. Komunikator
b. Komunikasi
c. Gagasan
d. Saluran
2. Dari siis definisi tentang komunikasi menekankan tentang pentingnya menciptakan pengertian. Dengan demikian komunikasi sebenarnya adalah alat bagi pemimpin untuk berinterkasi dengan bawahanya.
B. Beberapa Masalah Dan Gejala Dalam Proses Komunikasi
Pemimpin sebagai pusat kekuatan dan dinamsator bagi perusahaan, mau tidak mau dan suka tidak suka harus berkomunikasi pada semua pihak, baik melalui formal atau pun informal. Suksesnya pemimpin seseorang harus di sadari bahwa sebagian besar ditentukan kemahirannya dalam berkomunikasi yang tepat dengan semua pihak, baik horizontal ataupun vertical keatas dan kebawah. Ada cara untuk berkomunikasi yang efektif anatara atasan dan bawahan, yaitu dengan komunikasi dialogis atau komunikasi dua arah. Dalam hubungan atasan dan bawahan komunikasi yang tidak lancar sangat merugikan perusahaan. Komunikasi dialogis adalah komunikasi dua arah yang bersifat timbal balik. Bagi atasan komunikasi dialogis mebuktikan pengujian apakah gagasan, pesan, prosedur baru yang akan diterapkan dapat diterima dan ditanggapi secara tepat oleh bawahnya. Melalui komunikasi diaolgis dapat menghindari kecenderungan atasan untuk menafsirkan sendiri setiap pesan atau intruksi yang ia berikan.
Terbukanya kesempatan untuk sumbang saran, akan memberi kepuasan tersendiri bagi bawahan serta dapat menanamkan rasa memiliki pada bawahan terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan mutu. Firman Allah SWT dalam Surah An-Nahl (16) ayat 125 :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk ( QS : An-Nahl (16) ayat 125 )”
C. Kiat Berkomunikasi Dengan Efektif
Dalam surah An-Nahl (16) ayat 125 Alah SWT memeberikan pedoman- pedoman kepada Rasul-Nya tentang cara mengajak manusia ke jalan Allah. Yang di maksud jalan Allah disisni ialah agama Allah yakni syariat islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Dalam ayat ini Allah SWT meletakkan dasar- dasar dakwa untuk pegangan bagi umatnya di kemudian hari dalam mengemban tugas dakwa. Allah SWT menjelaskan kepada rasul SAW agar dakwa itu dengan hikmah dimana Hikma itu mengandung beberapa arti sebagai berikut :
a. Berarti pengetahuan tentang rahasia dari faedah segalah sesuatu. Dengan pengetahuan itu seseatu dapat diyakkini keadaanya.
b. Berarti perkataan yang tepat dan benar yang menjadi dalil (argument) untuk menjelaskan mana yang hak dan amana yang bata atau syubat ( meragukan) .
c. Arti yang lain ialah kenabian menegtahui hukum- hukum Alquran, paham Alquran, paham agama, takut kepada Allah SWT, benar perkataan dan perbuatan.
Terdapat lima hukum komunikasi yang efektif karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya upaya bagaiman kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati tanggapan, maupun respons dari orang lain.
1. Respect. Rasa hormat dan saling menghargai setiap individu sebagai hukum pertama menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Allah SWT berfirman dalam surah An- Nisa (4) ayat 86 : “Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)[327]. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu. (QSAn- Nisa (4) ayat 86)”
2. Empaty. Salah satu prasaratan terutama dalam memiliki sifat empati adalah kemamapuan untuk mendengarkan atau menegerti terlebih dahulu sebelum dedengar dan dimengerti oleh orang lain. Allah SWT membenci terhadap orang yang tidak mendengar masukan dan kritik dari orang lain.
3. Audible. Empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu memberi umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
4. Celarity. Celarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi.
5. Humble. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama dengan rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati.
II. PEMBARUAN POLA PIKIR
A. Urgensi Pola Pikir Pemimpin
Kualitas, produktivitas, dan kekuatan daya saing setiap perusahaan pada dasarnya bermula dari pola pikir pemimpin, selanjutnya pola pikir pemimpin sangat menentukan kualitas pelayanan, produktivitas, dan kinerja suatu perusahaan serta kemampuan untuk saling dalam era persaingan mutu yang menglobal pada era millennium. Perlu disadari betapa strateginya pola pikir dan sikap mental pimpinan untuk memenangkan suatu persaingan bisnis. Keberhasilan dalam persaingan bisnis baik masa dahulu maupun sekarang sangat ditentukan oleh pola pikir dan sikap mental pemimpin. Pada dasanya seorang pemimpin adalah penentu dalam membanguhn usaha yang dituntut untuk memiliki kreativitas imajinasi di samping pola pikir yang tepat sesuai dengan tantangan yang dihadapinya, serta tidak menyimpang dari rambu- rambu yang telah ditetapkan Allah SWT sebagaimana fireman Allah SWT dalam surah An- Nur (24) ayat 55 :
“Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.(QS An- Nur (24) ayat 55)”
B. Definisi Pola Pikir
Dalam mendefinisikan pola pikir sangat tergantung bagaiman kita memandangnya, mengartikan dan bereaksi serta berinteraksi terhadap suatu fenomena kehidupan yang sama dengan istilah paradigma. Paradigma adalah bagaiman cara mempersepsikan dunia. Dalam megartikan paradigma sebagai pola dasar yang dipakai dalam memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kehidupan. Beberapa pola pikir dalam penerapan pembaruan artinya memahami :
a.Perubahan orientasi strategi perusahaan
b.Gelombang perubahan dunia yang serba cepat
c.Mental set menghadapi persaingan global pada era millennium
d.Revolusi dan persaingan mutu
e.Strategi dasar perubahan
f.Dimensi keempat dalam kerja pembaruan
g.Kepemimpinan yang visioner
h.Disiplin dalam organisasi
Pola berfikir pemimpin pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua ialah :
1.Pemikir dengan pola reaktif (Creative Thinkers)
2.Pemikir dengan pola kreatif (Creative Thinkers)
C.Mental Prima Menghadapi Persainga Abad Milenium
Abad milenium sebagai abad tanpa batas dimana globalisasi semakin mewarnai tata budaya, tata ekonomi, tanpa politik dan ttat hubungan anarata Negara maupun bangsa didunia. Persaingan yang tidak lagi bersifat regional akan tetapi telah berkembang menjadi global semakin kuat dan semakin mengema. Dalam kondisi ini dituntut kesiagaan semua pihak, utamanya pihak yang lemah untuk ikut bersaing dan berjuang dalam era globalisasi yang secara strategis di pacu dengan segalah daya kreatifitas dan semangat kerja yang tinggi. Diperlukan kesiapan mental yang prima dan tidak mungkin menghindari untuk turut bersaing pada kurun waktu ini, sehingga diperlukan berbagai upaya yang berkualitas. Perusahan apa pun yang ingin ikut ambil bagian dalam persaingan secara penuh pada abad milenium, harus memiliki mental prima yang bersifat : Antisipatif, inovatif dan prima.
D.Persaingan Mutu
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QR.Al- baqarah (2) : 148)“
Sukses persaingan kini banyak ditentukan oleh mutu, maka oreintasi pemasaran produk atau jasa harus leih memusatkan perhatian dan upayanya agar mutu dalam anti yang seluas- luasnya dapat terpenuhi.
Ada empat prinsip utama manajemen mutu terpadu, yaitu sebagai berikut :
1.Berorientasi pada kepuasan pelanggan
2.Perbaikan mutu yang berkesinabungan
3.Manajemen berdasarkan fakta melibatkan dan memberdayakan seluru jajaran perusahaan
E.Kerangka Dasar Pembaruan
Berfikir bukan untuk dunia saja tetapi juga memikirkan akhirat, agar ia dapat mencapai kebahagian dunia dan akhirat dalam setiap usaha dan pekerjaannya. Pembaharuan pada hakikatnya juga merupakan perubahan, tidak akan terjadi dan berdampak pada kinerja yang prima tanpa disertai stategi dan dilaksanakan secara cermat. Pembaharuan bermula dari visi perusahaan yang telah diterima dan diakui sebagai visi bersama.
Meskipun banyak pembaharuan telah difokuskan, pembaruan tetap tidak dapat diwujudkan tanpa tindakan nyata. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam melaksanakan visi sampai menjadi tindakan nyata bukanlah pekerjaan yang muda. Berbagai upaya perlu dikembangkan sebagai bagian dari gerakan pembaruan, yang setidaknya haruslah memiliki tiga unsur yang saling menunjang dan melengkapi ialah :
a.Komitmen
b.Kemitraan
c.Pemberdayaan
F.Dimensi Keempat Dalam Kerja Pembaruan
Pola pikir akan memengaruhi pola kerja dan juga akan berdampak pada mutu, produktivitas dan kinerja perusahaan. Melalui pola pikir kita dituntut untuk selalu berusaha secara konsisten menyelesaikan masalah- masalah kerja yang memiliki makna pembaruan. Setiap pemimpin perlu memiliki pola pikir yang berorientasi pada kesatuan dan kebulatan dimensi kerja yang tidak hanya sekedar menyelasikan beban kerja, tetapi juga harus mengembangkan jaringan kerja serta menciptakan kerja bermakna dan bernilai pembaruan.
G. Kepemimpinan Yang Visioner
Visioner leadership adalah pemimpin yang memiliki arad dan wujud masa depan yang jelas yang merupakan gambaran masa depan yang desepakati dengan rasa kebersamaan dan komitmen yang tinggi untuk mewujuidkannya. Untuk ini diperlukan pemimpin yang memiliki imajinasi, pengetahuan yang memadai, mempunyai pandangan ke depan dan mampu menegerkkan seluruh daya dan potensi perusahaan menuju arah yang pasti sesuai dengan kesepakatan bersama tentang arah dan wujud masa depan yang dicita- citakan bersama serta dapat dipertanggung jawabkan, sebagaimana firman Alllha SWT dalam surah Al-Isra (17) ayat 36 :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(QS Al-Isra (17) ayat 36)”
H. Lima Disiplin Belajara Yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Pemimpin
Salah satu ciri kas orang berakal ialah apabila ia memerhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan faedah. Ia selalu mengambarkan kebesaran Allah SWT, mengingat dan mengenang kebijakan, keutaman dan banyaknya nikmat Allah SWT kepadanya. Ia akan selalu ingat Allah SWT di setiap waktu dan keadaan, baik di waktu ia berdiri, duduk atau berbaring. Dalam hubungan dengan pembelajaran, perusahaan agar memiliki kemampuan untuk berhasil dalam mengatisipasi setiap bentuk perubahan maka pola pikir memimpin harus memilkil lima disiplin belajar ialah :
1.Berpikir secara sistem
2.Peningktana kemapuan pribadi secara optimal
3.Belajar secara tim
4.Memiliki sikap dan pola mental yang tepat
5.Mempunyai visi yang dipahami dan diterima besama
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.H.Veithzal Rivai,M.B.A dan Ir.H.Arviyan Arifin.2009.Islam leadership.Jakarta, bumi aksra
Read more ...
ARAH FUNGSI DAN TUJUAN FILSAFAT
Sebelum kita melangkah ke fungsi dan tujuan filsafat, kita harus mengetahui apa defenisi dari Filsafat. Istiah filsafat dapat ditinjau dari dua segi Yakni:
a. Segi Simantik : perkataan filsafat berasal dari bahasa Arab 'falsafah',yang berasal dari bahasa Yunani, 'philosophia', yang berarti 'philos' cinta, suka (loving), dan 'sophia' pengetahuan, hikmah(wisdom). Jadi'philosophia' berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepadakebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut 'philosopher', dalam bahasa Arabnya 'failasuf".
Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya, atau perkataan lain, mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.
b. Segi praktis : dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat bererti 'alam pikiran' atau 'alam berpikir'. Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir bererti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan mengatakan bahwa "setiap manusia adalah filsuf". Semboyan ini benar juga, sebab semua manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf.
Adapun beberapa defenisi filsafat menurut ilmu filsafat dan filsuf barat dan timur adalah:
a. Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
b. Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmua pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
c. Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
d. Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
e. Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada
f. Drs H. Hasbullah Bakry merumuskan: ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Jadi dari pengertian-pengertian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa:
a. Filsafat adalah 'ilmu istimewa' yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa kerana masalah-masalah tersebut di luar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
b. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat sarwa yang ada, yaitu:
" hakikat Tuhan,
" hakikat alam semesta, dan
" hakikat manusia,
serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham tersebut. Perlu ditambah bahwa definisi-definisi itu sebenarnya tidak bertentangan, hanya cara mengesahkannya saja yang berbeda.
Tujuan dan Fungsi dari Filsafat adalah:
Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).
Dr Oemar A. Hoesin Tmengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran.
S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya. Bagi manusia, berfilsafat itu bererti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran.
Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy, menyebutkan: Tugas filsafat bukanlah sekadar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru, mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan 'nation', ras, dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan. Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya.
Studi filsafat harus membantu orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal saja kepercayaan tersebut tidak bergantung pada konsepsi prailmiah yang usang, yang sempit dan yang dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.
Berbeda dengan pendapat Soemadi Soerjabrata, yaitu mempelajari filsafat adalah untuk mempertajamkan pikiran, maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup diketahui, tetapi harus dipraktekkan dalam hidup sehari-sehari. Orang mengharapkan bahwa filsafat akan memberikan kepadanya dasar-dasar pengetahuan, yang dibutuhkan untuk hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup agar dapat menjadi manusia yang baik dan bahagia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari
hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika
(berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian).
Adapun tujuan lain dari Filsafat Yaitu :
1. Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun diri sendiri
2. Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri
3. Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangna yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan
4. Hidup seseorang tersebut dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sebab itu mengetahuai pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup diri sendiri
5. Bagi seorang pendidik filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia seperti misalnya ilmu mendidik.
Tujuan aliran filsafat, bisa membentuk karakter manusia. Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh, bersifat dualistis.
Tujuan aliran filsafat, membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan.
Tujuan aliran filsafat, menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam kehidupan priabdi dan masyarakat. Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan anak.
Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral. Paham behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting.
Tujuan lain dari filsafat untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya, mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang.
Read more ...
Sistem Prosedur,Pencatatan, Transparasi Keuangan dan Akuntabilitas
A. SISTEM DAN PROSEDUR
1. Pengertian Sistem
Dijelaskan dalam pernyataan Mulyadi (2000 : 24) , mengenai sistem dan prosedur yang menyatakan bahwa :“Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.”
Ada beberapa definisi mengenai sistem, dengan disajikan dalam beberapa definisi yang berbeda. Secara umum sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan berulang-ulang. Sementara ditinjau dari segi lain, suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem sebagai berikut :
a. Setiap sistem terdiri atas unsur-unsur.
b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagain terpadu sistem yang bersangkutan.
c. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
d. Suatu sistem merupakan bagian sistem lain yang lebih besar.
Onang Uchjana Efendi (2000:114) mengemukakan sistem adalah suatu totalitas bagian antara bagian yang satu sama yang lain saling berhubungan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu untuk mecapai tujuan tertentu sistem menunjukkan bahwa tujuan-tujuan (substansi-substansi) yang dicakupnya berintegrasi dan beroperasi secara harmonis dalam keteraturan yang pasti.
Totalitas himpunan tersebut dituangkan kedalam organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dimana operasi dan intraksi diantara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya berjalan secara harmonis dan pasti.
Untuk kemapanan struktur organisasi yang melangsungkan prosesnya secara sistem seperti itu akan dapat menyelesaikan tujuan secara efektif dalam arti kata masukan (input) yang akan diproses dan menghasilkan keluaran (output) yang diharapkan dengan biaya personil dan waktu yang direncanakan.
W. Gerald Cole dalam bukunya Sistem Akuntansi yang diterjemahkan oleh Zaki Baridwan (2000:3) menyatakan : Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan satu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.
1. Jenis Pekerjaan Sistem
Pekerjaan penyusunan sistem akuntansi dapat dibedakan menjadi dua jenis atas dasar luasnya pekerjaan. Penyusunan sistem akuntansi yang menyeluruh untuk suatu perusahaan disebut penugasan umum (general assignment). Dalam suatu penugasan umum pekerjaan menyusun sistem meliputi subsistem yang ada. Apabila dirinci maka penugasan umum terdiri atas pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
a. Menyusun organisasi perusahaan, termasuk membuat pembagian tugas dalam wewenang (job-descriptions).
b. Menyusun prosedur penyusunan anggaran (budget) yang akan digunakan sebagai suatu rencana dan alat pengawasan.
c. Menyusun subsistem akuntansi, yaitu langkah-langkah untuk mencatat dan memproses data menjadi informasi.
d. Menyusun subsistem marketing atau sistem penjualan, yang dimulai dari adanya pesanan dari pembeli sampai dengan prosedur pengeriman barang dan pembuatan faktur.
e. Menyusun subsistem produksi (logistic)
f. Menyusun subsistem personalia.
g. Menyusun subsistem pembelanjaan.
2. PENGERTIAN PROSEDUR PENCATATAN
Dijelaskan dalam pernyataan Menurut Mulyadi (2001:5), prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi organisasi yang terjadi berulang-ulang.
Selanjutnya Narko (2000:3), menekankan bahwa prosedur posisi lain, diartikan sebagai urutan-urutan pekerja klerikal yang melibatkan beberapa orang, yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang sama terhadap penanganan transaksi perusahaan yang berulang-ulang. Sedangkan menurut Zaki Baridwan(2008:3), prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan.
Menurut Ali (2000:325), prosedur adalah tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan. Selanjutnya menurut Widjaja (2005:83), prosedur adalah sekumpulan bagian yang saling berkaitan, misalnya: orang, jaringan gudang yang harus dilayani dengan cara yang tertentu oleh sejumlah pabrik dan pada gilirannya akan mengirimkan pelanggan menurut proses tertentu.
Menurut Kamaruddin (2002: 836-837), prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi. Sedangkan menurut Ismail Masya (2004: 74), prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang.
Prosedur pencatatan adalah mencatat, menggolongkan, menyajikan, dan menafsirkan. Pencatatan harus dilakukan secara tanggungjawab, terbuka, jujur, tertib, cermat, aman, benar, sah, efektif, dan efisien. Oleh karena itu, dalam kegiatan ini diperlukan rekan kerja yang professional atau bendaharawan yang memiliki pribadi yang sesuai dan memiliki pengetahuan dan kecakapan tentang keuangan yang memadai. Prosedur mencatat, menggolongkan, dan menyajikan data keuangan haruslah disusun secara sistematis, sehingga dapat digunakan untuk menafsirkan dan membuat analisis terhadap laporan keuangan yang dibuat.
Berdasarkan pendapatan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan atau menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.
Menurut Winarni (2001:2), kegiatan proses pencatatan meliputi beberapa kegiatan, yaitu: penerimaan dan penyimpanan, penggunaan dan pertanggung jawabannya.
1. Penerimaan
Setiap penerimaan uang harus dicatat oleh bendaharawan dalam buku kas umum dan buku kas pembantu sesuai dengan jenis penerimannya, yang meliputi:
a. Buku kas umum
Buku kas umum yaitu buku yang digunakan untuk pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana untuk semua mata anggaran dari satu jenis sumber pendapatan.
b. Buku kas pembantu
Buku kas pembantu adalah buku yang digunakan untuk pencatatan dan penggunaan dari setiap mata anggaran dari satu jenis sumber pendapatan (Buku kas Tabelaris).
2. Penyimpanan dan penggunaan keuangan sekolah
Uang sekolah harus disimpan di tempat yang aman, seperti brankas peti besi. Penyimpanan uang tunai di sekiolah sebaiknya secukupnya saja, sesuai dengan batas jumlah yang telah ditentukan, sehingga tidak perlu terjadi sisa pengeluaran dana demi keselamatan dana. Dana yang akan dikelurkan untuk membiayai kegiatan yang tercantum dalam RAPB, maka pengeluaran harus dapat dipertanggungjawabkan oelh bendahara secara sah, benar, efisien.
3. Pertanggungjawaban keuangan sekolah
Laporan pertanggungjawaban dibuat secara tertulis oleh bendaharawan. Isi laporan pertanggungjawaban itu mengenai penerimaan dan pengeluaran dana sekolah dalam bentuk surat pertanggungjawaban (SPJ) yang dibuat setiap bulan dan setiap akhir tahun anggaran. Laporan tersebut, kadang-kadang dilengkapi dengan pemeriksaan langsung terhadap pembukuan dan penyimpanan uang tunai serta tanda bukti penerimaan dan pengeluaran dana. Laporan tersebut dimaksudkan agar bendaharawan dapat melaksanakan dengan benar, sah, efisien dalam menerima, menyimpan, dan menggunakan keuangan sekolah demi keselamatan keuangan sekolah. Bila terjadi pemeriksaan keuangan sekolah, perlu dibuat berita acara mengenai proses pemeriksaan dan hasilnya yang ditandatangani bendahrawan. Pihak berwenang melakukan pemeriksaan berita acara untuk memperbaiki atau menyempurnakan pelaksanaan tugas bendahrawan dan sebagai dasar untuk pemeriksaan.
Prosedur pencatatan keuangan sekolah adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pencatan keuangan sekolah dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja tetap yang ditentukan (Fattah, 2006). Indikator yang digunakan untuk mengukur prosedur pencatatan keuangan adalah: 1) mencatat semua transaksi keuangan sekolah; 2) mengelompokkan transaksi keuangan sekolah secara sistematis; 3) menyederhanakan transaksi keuangan yang sudah dikelompokkan pada sebuah daftar neraca saldo; 4) melaporkan informasi keuangan sekolah; dan 5) mentafsirkan laporan keuangan dari berbagai segi dan perumusan sehingga mendukung keputusan yang akan diambil.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prosedur pencatatan merupakan uaraian kegiatan klerikal. Kegiatan yang terdiri dari kegiatan menulis, menggandakan, menghitung, member kode, mendaftar, memilih (mensortir), memindah dan membandingkan formulir, buku jurnal dan buku besar.
B. Tranparasi Keuangan
Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam menungkatkan dukungan orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Transparansi ditujukkan untuk membangun kepercayaan dan keyakinan kepada sekolah bahwa sekolah adalah organisasi pelayanan pendidikan yang bersih dan berwibawa, bersih dalam arti tidak KKN dan berwibawa dalam arti professional. Transparansi bertujuan untuk menciptakan kepercayaan timbale balik antara sekolah dan publik melalui informasi yang memadai dan menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat (Muhammad,2007).
Pengelolaan dana yang transparan akan membuat orang lain dalam hal ini akan orang tua siswa, masyarakat, dan pemerintah dapat mengetahui untuk apa saja dana sekolah itu dibelanjakan.
Prinsip transparansi dapat diukur melalui indikator, yaitu:
a. mekanisme yang menjamin system keterbukaan dan standarisasi dari semua proses pelayanan public.
b. Mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang berbagai kebijakan dan pelayanan publik, maupun proses-proses didalam sektor public.
c. Mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi dan penyimpanan tindakan aparat publik di dalam kegiatan melayani .(Surya darma, 2007).
Transparansi pengelolaan keuangan secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban.
Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbale-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Istilah transparansi dalam bentuk konteks pendidikan, sangatlah jelas yaitu kepolosan apa adanya, tidak bohong, jujur dan terbuka terhadap publik tentang apa yang dikerjakan oleh sekolah, dimana data yang dilaporkan sekolah mencermikan realitas yang sebenarnya dan setiap perubahan harus diungkapkan secara sebenarnya dan dengan segera kepada semua pihak yang terkait (stakeholders). Oleh karena itu, transparansi sekolah perlu ditingkatkan agar publik memahami situasi sekolah sehingga mempermudah publik untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan sekolah.
Menurut Muhammad (2007:46), upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam meningkatkan transparansi sekolah kepada publik, antara lain :
1) Pendayagunaan berbagai jalur komunikasi baik langsung dan tidak langsung melalui temu wicara maupun media cetak maupun elektronik.
2) Menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara mendapatkan informasi, bentuk informasi yang dapat diakses publik dan innformasi yang bersifat rahasia.
3) Membuat prosedur pengaduan apabila informasi tidak sempat ke publik.
4) Membuat peraturan yang menjamin hak publik untuk mendapatkan informasi sekolah, fasilitas data base dan sarana informasi dan komunikasi.
Keberhasilan transparansi sekolah ditunjukkan oleh indicator sebagai berikut:
a. Meningkatkan keyakinkan dan kepercayaan publik kepada sekolah bahwa sekolah adalah bersih dan berwibawa.
b. Meningkatkan partisipasi publik dalam penyelenggaraan sekolah.
c. Bertambahnya wawasan dan pengetahuan publik terhadap penyelenggaraan sekolah dan;
d. Berkurangnya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku (Muhammad, 2007).
Berdasarakan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa transparansi adalah semua keputusan yang diambil secara terbuka dan berdasarkan fakta obyektif. Transparansi mempersyaratkan ketersediaan informasi yang akurat dan cermat. Transparansi merujuk pada keterbukaan informasi sehingga orang dapat menggunakannya untuk melacak penyalahgunaan wewenang dan memperjuangkan kepentingan mereka. Sedangkan indicator yang digunakan adalah : 1) bertambah wawasan dan pengetahuan masyarajat terhadap penyelengaraan pemerintahan; 2) meningkatnya kepercayaaan masyarakat kepada pemerintah, meningkatkan jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan dan berkurangnya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan.
Menurut Mardiasmo, transparansi berarti keterbukaan (opennsess) pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan seumber daya publik kepada pihak – pihak yang membutuhkan informasi.Pemerintah berkewajiban memberikan informasi keuangan dan informasi lainya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihak – pihak yang berkepentingan.
Transparansi adalah prinsip yang menjamain akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan proses pembuatan dan pelaksanaanya serta hasil – hasil yang dicapai.
Transparansi adalah adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan. Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah informasi mengenai setiap aspek kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau publik. eterbukaan informasi diharapkan akan menghasilkan persaingan politik yang sehat, toleran, dan kebijakan dibuat beradsarkan preferensi publik. Makna dari transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat dilihat dalam dua hal yaitu ; (1) salah satu wujud pertanggung jawaban pemerintah kepada rakyat, dan (2) upaya peningkatan manajemen pengelolaan pemerintah kepada rakyat, dan (2) upaya peningkatan manajemen pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan mengurangi kesempatan praktek kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).
Sedangkan transparansi penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam hubungannya dengan pemerintah daerah perlu kiranya perhatian terhadap beberapa hal berikut ; (1) publikasi dan sosialisasi kebijakan-kebijakan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, (2) publikasi dan sosialisasi regulasi yang dikeluarkan pemerintah daerah tentang berbagai perizinan dan prosedurnya, (3) publikasi dan sosialisasi tentang prosedur dan tata kerja dari pemerintah daerah, (4) transparansi dalam penawaran dan penetapan tender atau kontrak proyek-proyek pemerintah daerah kepada pihak ketiga, dan (5) kesempatan masyarakat untuk mengakses informasi yang jujur, benar dan tidak diskriminatif dari pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Selanjutnya dalam penyusunan peraturan daerah yang menyangkut hajat hidup orang banyak hendaknya masyarakat sebagai stakeholders dilibatkan secara proporsional. Hal ini disamping untuk mewujudkan transparansi juga akan sangat membantu pemerintah daerah dan DPRD dalam melahirkan Peraturan Daerah yang accountable dan dapat menampung aspirasi masyarakat.
Transparansi berarti terbukanya akses bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap setiap informasi terkait --seperti berbagai peraturan dan perundang-undangan, serta kebijakan pemerintah– dengan biaya yang minimal. Informasi sosial, ekonomi, dan politik yang andal (reliable) dan berkala haruslah tersedia dan dapat diakses oleh publik (biasanya melalui filter media massa yang bertanggung jawab). Artinya, transparansi dibangun atas pijakan kebebasan arus informasi yang memadai disediakan untuk dipahami dan (untuk kemudian) dapat dipantau. Transparansi jelas mengurangi tingkat ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan publik. Sebab, penyebarluasan berbagai informasi yang selama ini aksesnya hanya dimiliki pemerintah dapat memberikan kesempatan kepada berbagai komponen masyarakat untuk turut mengambilkeputusan. Oleh karenanya, perlu dicatat bahwa informasi ini bukan sekedartersedia, tapi juga relevan dan bisa dipahami publik. Selain itu, transparansi ini dapat membantu untuk mempersempit peluang korupsi di kalangan para pejabat publik dengan “terlihatnya” segala proses pengambilan keputusan oleh masyarakat luas.
C. Akuntanbilitas
Akuntabilitas merupakan konsep yang luas yang mensyartkan entitas memberikan laporan mengenai penguasaan atas uang-uang publik dan kinerjanya. Akuntabilitas dapat dibedakan dalam beberapa jenis dan informasi tertentu dapat relevan dalam cara yang berbeda untuk memperoleh judgement mengenaai akuntabilitas.
Secara harfiah, konsep akuntanbilitas atau accountability berasal dari dua kata yaitu account yang artinya rekening, laporan, dan catatan dan bility yang artinya kemampuan. Jadi, akuntability diartikan sebagai kemampuan menunjukkan laporan atau catatan yang dapat dipertanggungjawabkan (Suharto,2005:4),
Menurut Mardiasmo (2002:20), akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.
Menurut Rosjidi (2001:144), akuntabilitas sebagai perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan atas pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasran yang ditetapkan, melalui suatu media pertanggungjawaban secara periodik. Selanjutnya menurut Mahmudi (2007:9), akuntabilitas berarti kewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan atau tidak dilakukan oleh seseorang.
Menurut Budiarjo (2002:48), mendefinisikan akuntabilitas sebagai pertanggungjawaban pihak yang diberi mandat untuk memerintah kepada kepada mereka yang memberi mandat. Selanjutnya menurut Hamid Muhammad (2007:35), akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan penyelenggara organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewajiban untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Menurut Zamroni(2000:82) bahwa akuntabilitas dikaitkan dengan partisipasi, ini berarti akuntabilias hanya dapat terjadi jika ada partisipasi dari stakeholders sekolah. Semakinkecil partisipasi stakeholders dalam penyelenggaraan manajemen sekolah, maka akan semakin rendah pula akuntabilitas sekolah.
Berdasarkan beberapa pengertian akuntabilitas tersebut, maka dapat sisimpulkan akuntabilitas merupakan suatu bentuk kewajiban seseorang (pimpinan/pejabat/pelaksana) untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya.
Akuntabilitas yang tinggi hanya dapat dicapai dengam pengelolaansumber daya sekolah secara efektif dan efisien. Akuntabilitas tidak datang dengan sendiri setelah lembaga-lembaga pendidikan melaksanakan usaha-usahanya. Ada tiga hal yang memiliki kaitan, yaitu prosedur pencatatan, akreditasi dan akuntabilitas. Menurut Jalal dan Supriadi (2001:62) tiga aspek yang dapat member jaminan mutu suatu lembaga pendidikan, yaitu prosedur pencatatan, akreditasi, dan akuntabilitas.
Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggungjawaban. Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasartkan terbangunnya akuntabilitas menurut Surya Darma (2007:41) yaitu :
1. Adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen mengelola sekolah.
2. Adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya.
3. Adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat.
Tujuan akuntabilitas agar terciptanya kepercayaan public terhadap sekolah dapat mendorong partisipasi yang lebih tinggi pula terhadap pengelolaan manjemen sekolah. Sekolah akan dianggap sebagai agen bahkan sumber perubahan masyarakat.
Menurut Mardiasmo (2004:18), tujuan akuntabiltas adalah mendorong terciptanya akuntabilitas kerja sekolah sebagai salah satu syarat untuk terciptanya sekolah yang baik dan terpercaya. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa fungsi akuntabilitas, yaitu: 1) menyajikan informasi mengenai keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang diambil selama beroperasinya suatu entitas (satuan usaha) tersebut; 2) Memungkinkan pihak luar (misalnya legislative, auditor dan masyarakat luas) untuk mereview informasi tersebut; 3) Mengambil tindakan korektif jika dibutuhkan.
Menurut Mardiasmo (2004:21), akuntabilitas terdiri dari dua macam yaitu:
1. Akuntabilitas Vertikal (internal)
Akuntabilitas vertikal (internal) merupakan pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, yang berlaku bagi setiap tingkatan dalam organisasi internal penyelenggara Negara termasuk pemerintah. Setiap penjabat atau petugas publik baik individu atau kelompok secara hierarki berkewajiban untuk mempertanggungjawkan kepada atasan langsungnya mengenai perkembangan kinerja atau hasil pelaksanaan kegiatannya secara periodic maupun sewaktu-waktu bila dperlukan. Misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah, dan pemerintah pusat kepada MPR.
2. Akuntabilitas horizontal (ekstrnal)
Akuntabilitas horizontal melekat pada setiap lembaga Negara sebagai suatu organisasi untuk mempertanggungjawabkan semua amanat yang telah diterima dan dilaksanakan ataupun perkembangannya untuk dikomunikasikan kepada pihak eksternal (masyarakat luas) dan lingkungannya (public or external accountability and environment).
Rumusan tujuan akuntabilitas di atas hendak menegaskan bahwa, akuntabilitas bukanlah akhir system penyelenggaraan manajemen sekolah, tetapi merupakan faktor pendorong munculnya kepercayaan dan partisipasi yang lebih tinggi lagi. Bahkan, boleh dikatakan bahwa akuntabilitas baru sebagai titik awal menuju kebelangsungan manajemen sekolah yang berkinerja tinggi.
Akuntabilitas menyangkut dua dimensi, yakni akuntabilitas vertikal dan akuntabilitas horizontal. Akuntabilitas vertikal merupakan pertanggungjawban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya: pertanggungjawaban kepada dinas pemerintah daerah. Sedangkan akuntabilitas horizontal merupakan pertanggungjawaban kepada masyarakat luas dan menyangkut hubungan antara sesama warga sekolah, antara kepala sekolah dengan komite, antara kepala sekolah dengan guru (Haryanto,2007:23).
Akuntabilitas dapat dipandang dari berbagai perspektif. Dari perspektif akuntansi, American Accounting Association menyatakan bahwa akuntabilitas suatu entitas pemerintahan dapat dibagi dalam empat kelompok, yaitu akuntabilitas terhadap:
1. Sumber daya finansial
2. Kepatuhan terhadap aturan hukum dan kebijaksanaan administratif
3. Efisiensi dan ekonomisnya suatu kegiatan
4. Hasil program dan kegiatan pemerintah yang tercermin dalam pencapaian tujuan, manfaat dan efektivitas.
Sedangkan dari perspektif fungsional, akuntabilitas dilihat sebagai suatu tingkatan dengan lima tahap yang berbeda yang diawali dari tahap yang lebih banyak membutuhkan ukuran-ukuran obyektif (legal compliance) ke tahap yang membutuhkan lebih banyak ukuran-ukuran subyektif .Tahap-tahap tersebut adalah:
1. Probity and legality accountability
Hal ini menyangkut pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai dengan anggaran yang telah disetujui dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku (compliance).
2. Process accountability
Dalam hal ini digunakan proses, prosedur, atau ukuran-ukuran dalam melaksanakan kegiatan yang ditentukan (planning, allocating and managing).
3. Performance accountability
Pada level ini dilihat apakah kegiatan yang dilakukan sudah efisien (efficient and economy).
4. Program accountability
Di sini akan disoroti penetapan dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
tersebut (outcomes and effectiveness).
5. Policy accountability
Dalam tahap ini dilakukan pemilihan berbagai kebijakan yang akan diterapkan
atau tidak (value).
Read more ...
Kepegawaian/ Pegawai,Etika Dan Pengendalian Internal
A. Kepegawaian/ Pegawai
Pegawai adalah orang yang melaksanakan pekerjaan dengan mendapat imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah atau perusahaan, dalam membahas pengertian pegawai ini penulis berorientasi pada Pegawai Negeri Sipil, di dalam pasal 1 sub a undang-undang No. 8 tahun 1974, tentang undang-undang Pokok Kepegawaian dikemukakan bahwa pegawai adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan da digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pegawai negeri adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya di dalam buku Ensiklopedia administrasi dikatakan bahwa pegawai adalah terdiri dari pegawai negeri sipil dan anggota angkatan bersenjata Republik Indonesia. Pegawai negeri sipil terdiri dari pegawai negeri sipil pusat, pegawai negeri sipil daerah dan pegawai negeri sipil lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Pengertian Pegawai adalah : Orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau ketentuan lain yang ditetapkan pemberi kerja, termasuk orang pribadi yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri. (Wibowo Subekti)
Jenis-Jenis Pegawai adalah sebagai berikut :
1. Pegawai Tetap yaitu meliputi Pegawai Negeri Sipil, POLRI, TNI, Karyawan BUMN/BUMD dan Karyawan Perusahaan Swasta yang berstatus sebagai pegawai tetap
2. Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas yaitu pegawai yang memperoleh penghasilan berdasarkan banyaknya hari kerja.
Memperhatikan pengertian pegawai yang dimaksudkan pada pasal 1 sub a, maka pengertian pegawai memiliki beberapa unsur pokok yaitu :
a. Mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukandalam undang-undang.
b. Diangkat oleh pejabat yang berwenang
c. Diserahi tugas dalam suatu jabatan negara
d. Digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa pegawai adalah seluruh individu yang diangkat oleh pejabat yang berwenang diserahi tugas dalam suatu jabatan negara atau tugas lainnya yang di gaji berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam pasa l 2 undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dikemukakan bahwa :
1. Pegawai terdiri dari :
a. Pegwai negeri sipil
b. Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indoensia
2. Pegawai negeri sipil terdiri dari :
a) Pegawai negeri sipil pusat
1) Pegawai negeri sipil pusat yang gajinya dibebankan pada anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada departemen, kesekretariatan lembaga tertinggi/tinggi negara, instansi vertikal di daerah-daerah dan kepaniteraan pengadilan.
2) Pegawai negeri sipil pusat yang bekerja pada perusahaan jawatan.
3) Pegawai negeri sipil pusat yang bekerja yang diperbantukan atau dipekerjaan pada daerah otonom.
4) Pegawai negeri sipil pusat yang menyelenggarakan tugas negara lainnya seperti hakim pada pengadilan negeri dan pengadilan tinggi dan lain-lain.
b) Pegawai negeri sipil daerah yaitu pegawai yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja. Daerah dan bekerja pada dinas atau isntansi daerah otonom.
B. Etika
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988) merumuskan pengertian etika dalam tiga arti, yaitu sebagai berikut :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral baik itu dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga maupun dalam lingkup bermasyarakat bahkan dalam berfrofesi sekalipun.
2. Kumpulan azaz atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau pribadi seseorang.
3. Nilai yang mengenal benar dan salah yang dianut masyarakat
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Etika juga dapat dikelompokan menjadi dua definisi yang pernah disampaikan oleh Profesor Robert Salomon yaitu :
1. Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termasuk bahwa orang yang beretika adalah orang yang baik. Pengertian ini disebut pemahaman manusia sebagai individu atau pribadi yang beretika.
2. Etika merupakan hukum sosial. Etika merupakan hukum yang mengatur, mengendalikan serta membatasi perilaku manusia, bila mana seseorang atau pribadi yang beretika pastinya dia memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan dan pasti tidak mungkin melakukan hal yang buruk yang nantinya akan mencerminkan pribadinya tersebut menjadi tidak beretika.
Para ahli merumuskan etika seperti berikut ini :
Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Setiap kebudayaan masing-masing mempunyai konsep etika. Penganut suatu kebudayaan memang menyetujui konsep etika di tempat ia tinggal. Akan tetapi, konsep etika yang lahir di luar diri setiap individu akan mudah dilanggar. Etika dasar mengajarkan tentang moralitas, moralitas adalah perkara baik-buruk. Tidak sesederhana itu, etika titik tekannya bukan sekedar persoalan baik-buruk, benar salah, tetapi, lebih bersifat membangun kesadaran. Pada dasarnya kita sebagai manusia, tidak tahu pasti apa yang dinamakan baik-buruk tersebut. Bisa jadi apa yang kita anggap selama ini sebagai suatu kebaikan atau suatu keburukan hanyalah sebuah persetujuan universal. Tanpa kita ketahui apa yang menjadi jaminan kebenaran tersebut. Kesadaran dalam memilih suatu keputusan tindakan lebih penting. Etika, mengantarkan manusia untuk memilih suatu tindakan keputusan tindakan dengan rasional dan penuh kesadaran, hingga ia mampu mempertanggungjawabkan segala konsekuensi dari keputusan tindakannya.
C. Pengendalian Internal
Pengertian Pengendalian Internal Menurut Beberapa Pendapat
1. Mulyadi : Sistem Pengendalian Internal Meliputi struktur Organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
2. James R Davis, C Wayne Alderman, & Leonard A Robinson (sesuai dengan SAS No. 55) : Pengendalian Internal adalah seluruh kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang masuk akal agar tujuan organisasi (Entity) dapat tercapai.
3. COSO (The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) : Pengendalian Internal adalah Sebuah proses yang dihasilkan oleh Dewan Direktur, Manajemen, dan Personel Lainnya, yang didesain untuk memberikan jaminan yang masuk akal yang memperhatikan tercapainya tujuan-tujuan dengan kategori sebagai berikut :
Efektif dan efisisiensinya operasi
Terpercayanya (Reliabillity) Laporan Keuangan
Tunduk pada hukum dan aturan yang berlaku
1. ELEMEN-ELEMEN
Mulyadi :
1. Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
2. Sistem Wewenang dan prosedur pencatatan, yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Efektifitas unsur-unsur Sistem pengendalian tersebut sangat ditentukan oleh Lingkungan Pengendalian (Control Environment) dimana lingkungan pengendalian tersebut memiliki 4 (empat) unsur sebagai berikut :
1. Filosofi dan gaya operasi
2. Berfungsinya dewan komisaris dan komite pemeriksaan
3. Metode Pengendalian Manajemen
4. Kesadaran pengendalian
James R Davis, C Wayne Alderman, & Leonard A Robinson :
1. Lingkungan Pengendalian (The Control Environment)
Lingkungan Pengendalian adalah efek kolektif dari berbagai factor pada saat pembangunan, penyempurnaan, atau pelemahan efektifnya system akuntansi suatu entitas atau Prosedur Pengendalian (Control Procedures) dan kemampuannya untuk memcapai tujuan tertentu. Faktor Lingkungan Pengendalian meliputi filosofi manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, fungsi dewan direksi dan komisinya (khususnya audit committee), metode penentuan wewenang dan tanggung jawab, metode pengendalian manajemen, kebiasaan dan kebijaksanaan personelnya, dan pengaruh eksternal lainnya yang mempengaruhi sebuah entitas.
2. Sistem Akuntansi (The Accounting System)
Sistem akuntansi terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang dibangun untuk mengidentifikasi, membangun, mengklasifkasi, merekam, dan melaporkan transaksi suatu entitas dan untuk menjaga akuntabilitas asset dan hutang yang terkait. Sebuah sistem akuntansi harus memiliki metode dan catatan yang cukup dan tepat untuk menyelesaikan tujuan sebagai berikut :
Mengidentifikasi dan merekam seluruh transaksi yang valid
Menggambarkan transaksi dalam basis waktu dan detil yang cukup untuk membolehkan klasifikasi transaksi yang sesuai untuk Laporan Keuangan
Mengukur nilai transaksi dalam dalam suatu sikap(gaya/tingkahlaku) yang membolehkan mencatat nilai moneter yang wajar dalam Pernyataan Keuangan.
Menentukan periode waktu kapan terjadinya transaksi agar dibolehkannya pencatatan transaksi dalam periode waktu yang sesuai.
Menyajikan transaksi secara sesuai dan penyingkapan yang berhubungan dalam pernyataan keuangan.
3. Prosedur Pengendalian (Control Procedures)
Prosedur Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur tambahan selain Lingkungan Pengendalian dan system akuntasi, yang dibangun manajemen untuk memberikan jaminan yang masuk akal bahwa tujuan khusus sebuah entitas dapat tercapai.
Tujuan khusus tersebut terbagi dalam beberapa kategori sebagai berikut :
Pemberian wewenang (Otorisasi) yang sesuai untuk melaksanakan transaksi dan kegiatan
Pemisahan Tugas
Desain dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai
Perlindungan yang memadai terhadap akses dan penggunaan asset dan catatan-catatan.
Pengecekan independen terhadap performance dan penilaian yang sesuai dengan jumlah yang direkam
COSO :
Pengendalian internal terdiri dari 5 (lima) komponen yang saling berhubungan. Komponen ini didapat dari cara manajemen menjalankan bisnisnya, dan terintegrasi dengan proses manajemen. Walaupun komponen-komponen tersebut dapat diterapkan kepada semua entitas, perusahaan yang kecil dan menengah dapat menerapkannya berbeda dengan perusahaan besar. Dalam hal ini pengendalian dapat tidak terlalu formal dan tidak terlalu terstruktur, namun pengendalian internal tetap dapat berjalan dengan efektif.
Adapun 5 (lima) komponen Pengendalian internal tersebut adalah :
1. Control Environment/Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian memberikan nada pada suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian dari para anggotanya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagi komponen Pengendalian Internal lainnya, memberikan disiplin dan struktur. Faktor lingkungan pengendalian termasuk :
Integritas, nilai etika dan kemampuan orang-orang dalam entitas;
Filosofi manajemen dan Gaya Operasi;
Cara Manajemen untuk menentukan wewenang dan tanggung jawab, mengorganisasikan dan mengembangkan orang-orangnya; dan
Perhatian dan arahan yang diberikan dewan direksi.
2. Risk Assesment/ Assesment risiko
Seluruh entitas menghadapi berbagai macam resiko dari luar dan dalam yang harus ditaksir. Prasyarat dari Risk Assessment adalah penegakan tujuan, yang terhubung antara tingkatan yang berbeda, dan konsisten secara internal. Risk Assessment adalah proses mengidentifikasi dan menganalisis resiko-resiko yang relevan dalam pencapaian tujuan, membentuk sebuah basis untuk menentukan bagaimana resiko dapat diatur. Karena kondisi ekonomi, industri, regulasi, dan operasi selalu berubah, maka diperlukan mekanisme untuk mengidentifikasi dan menghadapi resiko-resiko spesial terkait dengan perubahan tersebut.
3. Control Activities/Kegiatan Pengendalian
Control Activities adalah kebijakan dan prosedur membantu meyakinkan manajemen bahwa arahannya telah dijalankan. Control Activities membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil dalam menghadapi resiko sehingga tujuan entitas dapat tercapai. Control Activities terjadi pada seluruh organisasi, pada seluruh level, dan seluruh fungsi. Control activities termasuk berbagai kegiatan yang berbeda-beda, seperti :
Penyetujuan (Approvals)
Otorisasi (Authorization)
Verifikasi (Verifications)
Rekonsiliasi (Reconciliations)
Review terhadap performa operasi (Reviews of Operating Performance)
Keamanan terhadap Aset (Security of Assets)
Pemisahan tugas (Segregation of duties)
4. Information and Communication/ Informasi dan Komunikasi
Informasi yang bersangkutan harus diidentifikasi, tergambar dan terkomunikasi dalam sebuah form dan timeframe yang memungkinkan orang-orang menjalankan tanggung jawabnya. Sistem informasi menghasilkan laporan, yang berisi informasi operasional, finansial, dan terpenuhinya keperluan sistem, yang membuatnya mungkin untuk menjalankan dan mengendalikan bisnis. Informasi dan Komunikasi tidak hanya menghadapi data-data yang dihasilkan internal, tetapi juga kejadian eksternal, kegiatan dan kondisi yang diperlukan untuk memberikan informasi dalam rangka pembuatan keputusan bisnis dan laporan eksternal. Komunikasi yang efektif juga harus terjadi dalam hal yang lebih luas, mengalir ke bawah, ke samping dan ke atas organisasi. Seluruh personel harus menerima dengan jelas pesan dari manajemen teratas bahwa pengendalian tanggung jawab diambil dengan serius. Para personel harus mengerti peran mereka dalam sistem pengendalian internal, sebagaimana mereka mengerti bahwa kegiatan individu mereka berhubungan dengan pekerjaan orang lain. Mereka harus memiliki niat untuk mengkomunikasikan informasi yang signifikan kepada atasannya. Selain itu juga dibutuhkan komunikasi efektif dengan pihak eksternal, seperti customer, supplier, regulator, dan Pemegang Saham.
5. Monitoring/ pemantauan
Sistem pengendalian internal perlu diawasi, sebuah proses untuk menentukan kualitas performa sistem dari waktu ke waktu. Proses ini terselesaikan melalui kegiatan pengawasan yang berkesinambungan, evaluasi yang terpisah atau kombinasi dari keduanya. Kegiatan ini termasuk manajemen dan supervisi yang reguler, dan kegiatan lainnya yang dilakukan personel dalam menjalankan tugasnya. Luas dan frekuensi evaluasi terpisah, akan tergantung pada terutama penaksiran resiko dan efektifnya prosedur monitoring yang sedang berlangsung. Ketergantungan sistem pengendalian harus dilaporkan kepada atasan, dengan masalah yang serius juga dilaporkan kepada manajemen teratas dan dewan direksi.
2. Siapa Yang Bertanggung Jawab Terhadap Pengendalian Internal
Mulyadi :
Dalam buku tulisan Mulyadi, yang harus bertanggung jawab dalam pengendalian internal adalah Manajemen puncak yang terdiri dari seluruh dewan direksi. Tidak hanya direktur keuangan saja yang bertanggung jawab atas pengendalian internal , tetapi seluruh jajaran direksi bertanggung jawab atas pengendalian internal. Manajemen puncak bertanggung jawab terhadap pengembangan dan pengoperasian Pengendalian internal karena mereka bertanggung jawab atas pengelolaan dana yang dipercayakan oleh pemilik perusahaan.
James R Davis, C Wayne Alderman, & Leonard A Robinson :
Dalam buku tulisan James R Davis, C Wayne Alderman, & Leonard A Robinson, tidak menyuratkan siapa yang bertanggung jawab terhadap pengendalian internal, namun dapat tersirat bahwa peran manajemen dan dewan direksi sangat penting dalam pengendalian internal mengingat kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur tersebut merupakan hasil keputusan manajemen. Selain itu manajemen dan dewan direksi memiliki peran yang signifikan dalam elemen-elemen pengendalian internal.
COSO :
Menurut COSO, semua orang dalam organisasi yaitu Manajemen, Dewan direksi, Komite Audit, dan Personel lainnya bertanggung jawab terhadap pengendalian internal, karena semua orang dalam organisasi memiliki peran dalam pengendalian internal, sehingga pengendalian internal tidak dapat berjalan dengan baik apabila ada salah satu anggota yang tidak menjalankan perannya dalam pengendalian internal. Menurut COSO, pihak-pihak luar seringkali memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan, seperti Auditor eksternal, Badan Regulasi dan legislatif, customer, analis keuangan, dan media massa. Namun demikian pihak ketiga tersebut tidak bertanggung jawab terhadap pengendalian internal karena mereka bukan bagian dari organisasi maupun bukan bagian dari sistem pengendalian internal.
Read more ...
Woensdag 16 Oktober 2013
TriK MantaF NeMbak Cowok oR CeWek
Gimana sihh caranya nembak cowok or cewek yang kita sukai ? Gilanya lagi bagaimana tips memikat hati cowok yang kita ingin miliki ? Wajar sih jika pertanyaan itu muncul di benak para gadis-gadis maupun cowok-cowok ABG saat ini. Jangankan para ABG yang notabene masih bau kencur, orang dewasa saja yang mungkin sudah bau tanah pun banyak yang bingung bagaimana caranya menembak orang yang kita sukai. Nah berikut saya mau coba berbagi tips-tips yang bisa digunakan ketika hendak menembak seseorang.
Pertama-tama tentu kita siapkan senjata canggih seperti punyanya Om James Bond dan peluru yang manthap, lalu bidik dan tembak deh "DOOOOR" mate dah wkwkwkwkwk…. Ga deng … hehehhehe..
Tentu pada awalnya kita harus menentukan target yang kita ingin tembak. Ya kalau bisa sih yang kira-kira pantas dan sepadanlah. Hindari untuk mencoba berharap menembak seseorang yang ga pantas buat kita, walau sebenarnya wajar-wajar saja tapi mending ga usah deh terllau berharap. Buat cowok-cowok yang bermodal wajah pas-pasan ditambah pula isi kantong yang cuma recehan, mending jangan berharap banget untuk bisa mendapatkan gadis-gadis imut yang seksy, bahenol, HOT apalagi yang tajir. Bisa-bisa sebelum menembak sudah KO duluan wkwkwkwk. Gitu juga bagi cewek-cewek agar jangan terlalu berharap bakal bisa menjadi seperti Cinderella yang nantinya bisa memikat hati para pria tampan dengan badan tegap dan perut sixpack dan berkantong tebal jika kamunya justru minder bergaul dan ga bisa mempercantik diri baik lahir dan bathin. Bisa-bisa bukannya mendapatkan cinta yang seperti yang diharapkan, malah justru bisa menjadi boneka mainan para cowok-cowok penggila hubungan sesaat ngerinya lagi jika justru jadi korban para lelaki-lelaki pemburu perawan waaalahhhh…..
Setelah menentukan target, langkah selanjutnya adalah cari info sebanyak-banyaknya. Coba deh cari tahu sifat dan kebiasaan target. Pelajari semuanya baik yang bagus maupun yang jelek sekalipun. Langkah ini juga berguna buat kita agar nantinya kalau jadian gak bakalan kaget mengetahui doski suka ngupil depan umum, atau suka kentut di sembarang tempat. Nah tahap ini berguna buat kamu untuk semakin memantapkan pilihan.
Selanjutnya coba deh ngajak kenalan atau paling tidak gabung-gabung dengan gank nya. Buat yang sebelumnya sudah kenal ya langkah ini ga usah dilakuin lagi. Kan ga lucu jika kita ngajak kenalan lagi orang yang kita udah kenal. Bisa-bisa dikira Orgy eh Orgil wkwkwkwk…
Setelah mendapatkan info tentang orang yang ingin kita tembak, selanjutnya adalah menarik perhatian. Coba deh sesekali berusaha memasuki dunianya. Misalkan jika dia hobby makan, sesekali traktir dia makan. Kalau hobbynya "momotoran" mungkin ga ada salahnya titip pesan agar jangan sampai nabrak lampu merah. Wkwkwkwk… yang penting kita tunjukin kalo kita tuh care ama dia.
Jika kamu belum punya nomor HP nya usahakan dapet apapun caranya. Kalo perlu ambil diam-diam HP nya lalu miscal ke nomor kamu trus balikin lagi (jangan diembat apalagi dijual wkwkwkw). Nah kalau dah punya Nomornya lancarkan serangan berikutnya yakni memperi perhatian lebih.
Misalkan buat cowok-cowok smsin deh cewek target misalnya dengan mengirim SMS-SMS penuh perhatian seperti:
"Dah makan blom ?"
"Lagi ngapain ?"
"Eh anting yang kamu pake tadi keren deh ?"
Asal jangan smsin
"eh tadi kamu pake bra berwarna pink ya? Lucu banget.. beli dimana?"
atau lebih gilanya lagi jika kamu SMS in
"Tadi siang saya baru tahu kalau pahamu putih, kenceng dan mulus banget…"
wkwkwkwkwk.
Nah buat kamu yang cewek yang ingin mengirimkan SMS perhatian untuk nembak cowok, boleh deh kamu SMS-SMS yang bunyinya seperti:
"Eh tadi kamu main basketnya keren banget"
atau
"Aku lagi nonton Film terbarunya Shia Labeouf jadi ingat kamu nih".
Nah sesuaikan deh SMS yang kamu kirimkan sesuai dengan info tentang dia yang telah kamu dapatin sebelumnya.
Setelah merasa sudah cukup akrab deh, coba pancing-pancing dengan ngomongin hal-hal yang nyerempet-nyerempet. Bukan nyerempet-nyerempet soal sex, kalo lo cewek dan ngelakuin itu ke cowok bisa-bisa langsung diajak ke ranjang yang penuh kenikmatan deh wkwkwkw. Maksud saya dalam hal ini adalah dengan nyerempet-nyerempet soal hubungan kalian. Misalnya dengan mengatakan :
"eh kok aku mikirin kamu trus yah… kamu mikirin aku juga ga?"
Atau
"Mmmmm keberatan ga kalau aku ngajak nonton berdua ?"
Setelah kamu yakin kalau memang dia ada minat untuk jadian dengan kamu maka bagi kamu yang cowok-cowok langsung deh cari waktu dan cara yang tepat buat nembak. Kalau kamu ga berani nembak secara langsung, ga salah kok jika menggunakan media-media yang doi suka. Misalkan jika si cewek doyan coklat, ga ada salahnya kamu kirimkan Coklat berbentuk hati ditambah kartu ucapan dengan kata-kata :
"My heart will burn and turn into brown like this chocolate if i can’t get your love, would you keep my heart still red by give your love?"
Buat kamu yang cewek-cewek jika memang sudah manthap maka tinggal nunggu aja deh buat ditembak, kalaupun si cowok ga nembak-nembak ya ga ada salahnya kamu yang nembak duluan. Sama seperti di atas, jika kamu ga berani ngomong langsung, kamu bisa gunain media-media yang dia sukai. Misalkan jika si cowok itu hobby main basket, hadiahkan ke dia sebuah handuk putih dan isi dengan tulisan (bisa kok lewat kartu) seperti berikut:
"Seperti handuk ini yang selalu ada untuk menyeka keringatmu seusai main basket, aku juga ingin selalu menjadi seseorang yang selalu ada untukmu di saat-saat apapun"
Nah selamat menembak deh, ingat jika berhasil jangan lupa komisi buat aQyu yach wkwkwk buat yang gagal, satu kalimat aja
"Kacian deh lo"
wkwkwkwk
Bagaimana jika Anda kewalahan?
Usaha mendapatkan cewek impian masih juga gagal.
Temukan Solusinya disini!
Rahasia Menjadi Cowok Idaman dan dikejar-kejar Cewek
http://priaidaman.110mb.com
tag : trik pdkt, pdkt, mendekati cewek cakep, tips cari pacar, trik cari pacar, mendapatkan pacar cantik, kekasih cantik, cewek cantik, gadis cantik, perempuan cantik, wanita cantik, cah ayu, semok, sexy, smart, seksi, sensual, hot, pretty, cewek cantik, wanita cantik, perempuan cantik, cewek hot, cewek cute, cewek sexy, Cari cewek, cari cewe, cari pacar, cari perempuan, cinta, cari istri, pacar, jodoh, wanita, cara cari pacar, kencan
oleh jose di 09:15
Label: cewek cantik, kekasih cantik, mendapatkan pacar cantik, mendekati cewek cakep, pdkt, tips cari pacar, trik cari pacar, trik pdkt
Read more ...
SUKSES ANAK KOLONG DALAM BISNIS MEDIA
Surya Paloh, lahir di Tanah Rencong, di daerah yang tak pernah dijajah Belanda. Ia besar di kota Pematang Siantar, Sumut, di daerah yang memunculkan tokoh-tokoh besar semacam TB Simatupang, Adam Malik, Parada Harahap, A.M. Sipahutar, Harun Nasution. Ia menjadi pengusaha di kota Medan, daerah yang membesarkan tokoh PNI dan tokoh bisnis TD Pardede. Aktifitas politiknya yang menyebabkan Surya Paloh pindah ke Jakarta, menjadi anggota MPR dua periode. Justru di kota metropolitan ini, kemudian Surya Paloh terkenal sebagai seorang pengusaha muda Indonesia.
Surya Paloh mengenal dunia bisnis tatkala ia masih Remaja. Sambil Sekolah ia berdagang teh, ikan asin, karung goni, dll. Ia membelinya dari dua orang ‘toke’ sahabat yang sekaligus gurunya dalam dunia usaha, lalu dijual ke beberapa kedai kecil atau ke perkebunan (PTP-PTP). Di Medan, Surya Paloh mendirikan perusahaan karoseri sekaligus menjadi agen penjualan mobil.
Sembari berdagang, Surya Paloh juga menekuni kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Sosial Politik, Universitas Islam Sumater Utara, Medan. Di kota yang terkenal keras dan semrawut ini, keinginan berorganisasi yang sudah berkembang sejak dari kota Pematang Siantar, semakin tumbuh subur dalam dirinya. Situasi pada saat itu, memang mengarahkan mereka aktif dalam organisasi massa yang sama-sama menentang kebijakan salah dari pemerintahan orde lama. Surya Paloh menjadi salah seorang pimpinan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI)
Setelah KAPPI bubar, ia menjadi Koordinator Pemuda dan Pelajar pada Sekber Golkar. Beberapa tahun kemudian, Surya Paloh mendirikan Organisasi Putra-Putri ABRI (PP-ABRI), lalu ia menjadi Pimpinan PT-ABRI Sumut. Bahkan organisasi ini, pada tahun 1978, didirikannya bersama anak ABRI yang lain, di tingkat pusat Jakarta, dikenal dengan nama Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI).
Kesadarannya bahwa dalam kegiatan politik harus ada uang sebagai biaya hidup dan biaya perjuangan, menyebabkan ia harus bekerja keras mencari uang, dengan mendirikan perusahaan atau menjual berbagai jenis jasa. Ia mendirikan perusahaan jasa boga, yang belakangan dikenal sebagai perusahaan catering terbesar di Indonesia. Keberhasilannya sebagai pengusaha jasa boga, menyebabkan ia lebih giat belajar menambah ilmu dan pengalaman, sekaligus meningkatkan aktifitasnya di organisasi.
Menyusuri kesuksesan itu, ia melihat peluang di bidang usaha penerbitan pers. Surya Paloh mendirikan Surat Kabar Harian Prioritas. Koran yang dicetak berwarna ini, laku keras. Akrab dengan pembacanya yang begitu luas sampai ke daerah-daerah. Sayang, surat kabar harian itu tidak berumur panjang, keburu di cabut SIUPP-nya oleh pemerintah. Isinya dianggap kurang sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik Indonesia.
Kendati bidang usaha penerbitan pers mempunyai risiko tinggi, bagi Surya Paloh, bidang itu tetap merupakan lahan bisnis yang menarik. Ia memohon SIUPP baru, namun, setelah dua tahun tak juga keluar. Minatnya di bisnis pers tak bisa dihalangi, ia pun kerjasama dengan Achmad Taufik Menghidupkan kembali Majalah Vista. Pada tahun 1989, Surya Paloh bekerja sama dengan Drs. T. Yously Syah mengelola koran Media Indonesia. Atas persetujuan Yously sebagai pemilik dan Pemrednya, Surya Paloh memboyong Media Indonesia ke Gedung Prioritas. Penyajian dan bentuk logo surat kabar ini dibuat seperti Almarhum Prioritas. Kemajuan koran ini, menyebabkan Surya Paloh makin bersemangat untuk melakukan ekspansi ke berbagai media di daerah. Disamping Media Indonesia dan Vista yang terbit di Jakarta, Surya Paloh bekerjasama menerbitkan sepuluh penerbitan di daerah.
Pada umurnya yang masih muda, 33 tahun, Surya Paloh berani mempercayakan bisnis cateringnya pada manajer yang memang disiapkannya. Pasar catering sudah dikuasainya, dan ia menjadi the best di bisnis itu. Lalu, ia mencari tantangan baru, masuk ke bisnis pers. Padahal, bisnis pers adalah dunia yang tidak diketahuinya sebelum itu. Kewartawanan juga bukan profesinya, tetapi ia berani memasuki dunia ini, memasuki pasar yang kelihatannya sudah jenuh. Ia bersaing dengan Penerbit Gramedia Group yang dipimpin oleh Yakob Utama, wartawan senior. Ia berhadapan dengan Kartini Grup yang sudah puluhan tahun memasuki bisnis penerbitan. Ia tidak segan pada Pos Kota Group yang diotaki Harmoko, mantan Menpen RI. Bahkan, ia tidak takut pada Grafisi Group yang di-back up oleh pengusaha terkenal Ir. Ciputra, bos Jaya Group.
Kendati kondisi pasar pers begitu ramai dengan persaingan. Surya Paloh sedikit pun tak bergeming. Bahkan ia berani mempertaruhkan modal dalam jumlah relatif besar, dengan melakukan terobosan-terobosan baru yang tak biasa dilakukan oleh pengusaha terdahulu. Dengan mencetak berwarna misalnya. Ia berani menghadapi risiko rugi atau bangkrut. Ia sangat kreatif dan inovatif. Dan, ia berhasil.
Surya Paloh menghadirkan koran Proritas di pentas pers nasional dengan beberapa keunggulan. Pertama, halaman pertama dan halaman terakhir di cetak berwarna. Kedua, pengungkapan informasi kelihatan menarik dan berani. Ketika, foto yang disajikan dikerjakan dengan serius. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan koran ini dalam waktu singkat, berhasil mencapai sirkulasi lebih 100 ribu eksemplar. Tidak sampai setahun, break event point-nya sudah tercapai.
Ancaman yang selalu menghantui Prioritas justru bukan karena kebangkrutan, tetapi pencabutan SIUPP oleh pemerintah. Terbukti kemudian, ancaman itu datang juga. Koran Prioritasnya mati dalam usia yang terlalu muda. Pemberitaannya dianggap kasar dan telanjang. Inilah risiko terberat yang pernah dialami Surya Paloh. Ia tidak hanya kehilangan sumber uang, tetapi ia juga harus memikirkan pembayaran utang investasi.
Dalam suasana yang sangat sulit itu, ia tidak putus asa. Ia berusaha membayar gaji semua karyawan Prioritas, sambil menyusun permohonan SIUPP baru dari pemerintah. Namun permohonan itu tidak dikabulkan pemerintah. Beberapa wartawan yang masih sabar, tidak mau pindah ke tempat lain, dikirim Surya Paloh ke berbagai lembaga manajemen untuk belajar.
Pers memang memiliki kekuatan, di negara barat, ia dikenal sebagai lembaga keempat setelah legislatif, yudikatif dan eksekutif. Apalagi kebesaran tokoh-tokoh dari berbagai disiplin ilmu atau tokoh-tokoh dalam masyarakat, sering karena peranan pers yang mempublikasikan mereka. Bagaimana seorang tokoh diakui oleh kalangan masyarakat secara luas, kalau ia di boikot oleh pers. Dengan demikian, bisnis pers memang prestisius, memberi kebanggaan, memberi kekuatan dan kekuasaan. Dan, itulah bisnis Surya Paloh.
Bilau juga pendiri salah satu acara televisi yang bernuansa berita dan pendidikan siapa lagi kalu bukan METRO TV dan ketua umum Parta Nasional Demokrat yang merupakan salah satu partai baru yang berhasil lolos di pemiu 2014.
Read more ...
Teken in op:
Plasings (Atom)