Breaking News

Trending Template

Sondag 29 Maart 2015

MOTIVASI MEMBACA

MOTIVASI MEMBACA
Dalam pembahasan ini pembaca diajak untuk:
1. Memotivasi diri agar senang membaca bacaan yang berguna bagi kehidupan.
2. Mampu membangkitkan kembali minat membaca ketika semangat membaca telah pudar.
3. Memahami pentingnya peranan motivasi membaca.
4. Mengapa kita harus membaca ?

         Sumber motivasi bisa berasal dari dalam diri atau dari luar diri. Kebutuhan, keinginan, rasa takut dan rasa harap dapat mendorong kita untuk membaca. Misalnya, karena takut mendapat nilai jelek, seorang sisiwa terdorong untuk rajin membaca pelajaran di sekolahnya. Contoh lainnya misalnya seorang siswa berharap menempati ranking ke-1 di kelasnya, maka ia pun harus terdorong untuk rajin membaca. Di dunia perusahaan misalnya, seorang manajer pemasaran berharap dapat mengungguli pesaing-pesaing dari perusahaan lainya, maka ─ selain bertanya kepada para ahli pemasaran ─ ia pun terdorong untuk membaca sumber-sumber yang tepat.
            Di bawah ini ada beberapa fakta yang mungkin bisa memotivasi kita untuk membaca. Silahkan baca dengan penuh penghayatan. Selamat membaca.

1. Kemajuan Jepang dan Budaya Membaca
    Dalam bukunya ─Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual─ Ary Ginanjar menulis sebagai berikut: Kaizen adalah suatu metode yang sangat dipegang teguh di Jepang. Kaizen artinya adalah proses penyempurnaan secara terus menerus yang tiada henti. Kaizen inilah yang telah mengubah wajah Jepang menjadi sebuah bangsa yang memiliki suatu peradaban yang sangat maju saat ini, serta memiliki teknologi yang bahkan bisa mengalahkan “Barat”. Penguasaan mereka dalam bidang perdagangan dunia, telah menempatkan bangsa Jepang menjadi bangsa yang sangat diperhitungkan dalam percaturan dunia. Kaizen tidak akan pernah berjalan tanpa dilandasi oleh dorongan untuk berfikir dan belajar secara terus-menerus atau secara disiplin menuju ke arah kesempurnaan. Inilah rahasia keberhasilan mereka. Allah SWT, sesungguhnya mendorong manusia untuk melakukan hal ini.

“Restorasi Meiji” di Jepang adalah suatu langkah monumental untuk memperbaiki kondisi ekonomi, teknologi dan budaya bangsa Jepang. Ini merupakan suatu loncatan besar bangsa Jepang untuk suatu kemajuan di segala bidang. Pada masa sebelum restorasi ini dilakukan, Jepang adalah sebuah kekaisaran yang sangat tertutup. Kemudian ketika Restorasi Meiji dilakukan, mereka membubarkan sistem kasta, dimana saat itu kaum Samurai-lah yang memegang kendali bangsa Jepang. Namun sifat-sifat kaum Samurai yang baik tetap terpelihara dan bahkan dijadikan sikap teladan yang disebarkan ke seluruh rakyat Jepang seperti: sikap pantang menyerah; menjunjung tinggi kehormatan dan kepribadian; sopan-santun; ta’at kepada atasan dan selalu hemat.

Saat itu, untuk mengejar ketertinggalannya, kaum muda Jepang dikirim oleh pemerintahnya ke berbagai negara di kawasan Eropa dan Amerika secara besar-besaran, dengan tujuan untuk belajar. Semua buku-buku barat diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang sehingga memudahkan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dunia barat. Hingga saat ini pun, hampir semua buku tentang ilmu pengetahuan barat telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Buku-buku di sana dijual dengan harga sangat murah. Dorongan ini telah membuat bangsa Jepang memiliki kebiasaan gemar membaca. Hal itu bisa dilihat dimana-mana di Jepang, baik di kereta api, di dalam bus kota, di stasiun-stasiun, atau dimana saja, hampir semua membaca.

Setelah semua ilmu pengetahuan telah mereka serap dan mereka kuasai, maka mereka menyempurnakannya lagi. Contoh: Produksi mobil di Amerika Serikat seperti Chrysler, Ford, atau Chevrolet umumnya berbentuk besar, berat dan boros bahan bakar. Oleh bangsa Jepang hal ini dibaca, dicermati, dievaluasi dan pada akhirnya disempurnakan. Kemudian lahirlah industri mobil Jepang yang memproduksi mobil ringan, murah dan hemat bahan bakar seperti merek Honda, Toyota dan Suzuki. Inilah contoh nyata dari suatu kebiasaan membaca, kebiasaan berfikir, dan kebiasaan mengevaluasi dan menyempurnakan. “Allah meninggikan derajat bagi kaum yang senantiasa berfikir”.
Katakanlah: “Samakah orang yang berilmu dan orang yang tiada berilmu...?” (Q.S. Az-Zumar:9). 
SAZ KAUKES

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking

Designed By VungTauZ.Com