PENGANTAR
AKUNTASI KEPERILAKUAN
A. Tinjauan
Umum
Akuntansi
merupakan suatu system untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan
oleh pemakainya untuk menghasilkan keputusan bisnis. Tujuan informasi ini
adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakanyang paling baik untuk
mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun
pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek
keperilakuan dari pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat
dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan
informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntasi. Akhirnya akuntansi bukanlah
sesuatu yang statis, akan tetapi selalu berkembang agar dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
Hal diatas
menjelaskan aspek keperilakuan dari pihak pelaksana/penyusun informasi akuntasi
dan pihak pemakai akuntasi. Pihak pelaksana/penyusun informasi akuntasi adalah
seorang atau kumpulan orangyang mengoperasikan system informasi akuntasi dari
awal sampai terwujudnya laporan keuangan. Sedangkan pihak pemakai laporan
keunagan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu : (1) pemakai internal
(internal user); (2) pemakai eksternal (external user). Yang dimaksud dengan
pihak internal adalah organisasi yang memiliki garis dan staf personel, yang memandang
laporan akuntansi sebagai landasan yang melibatkan pendanaan, penginvestasian
dan pengambilan keputusan operasional. Sedangkan pemakai ekternal meliputi
sejumlah kelompok pemegang saham, kreditor, serikat buruh, analis keuangan dan
pemerintah. Pemakaian informasi akuntasi oleh pihakinternal dimaksudkan untuk
melalukan serangkaian evaluasi kinerja. Sedangkan pemakaian oleh pihak
eksternal dimaksudkan sama dengan pihakinternal, tetapi mereka lebih focus pada
jumlah investasi yang mereka lakukan pada organisasi tersebut.
Sejak tahun
1950-an, beberapa riset akuntasi mulai mencoba menghubungkan akuntasi dengan
aspek perilaku yang dimulai oleh Argyris pada tahun 1952. selain itu, binberg dan Shields
(1989) mengklasifikasikan riset akuntasi keperilakuan dalam lima aliran
(school), yaitu : (1) pengendalian manajemen (management control); (2)
pemrosesan informasi akuntasi (accounting information processing); (3) desain
system informasi akuntasi (information system desain); (3) riset audit (audit
research); (4) sosiologi organisasional (organizational sociology).
Akuntansi
keperilakuan menjelaskan bagaimana perilaku manusia mempengaruhi data akuntasi
dan keputusan bisnis serta bagaimana mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku
manusia selalu dicari jawabannya. Akuntasi keperilakuan menyediakan suatu
kerangkayang disusun berdasarkan teknik berikut ini :
1. Untuk
memamahi dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja
perusahaan.
2. Untuk
mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap
perencanaan strategis.
3. Untuk
mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi
kebijakan perusahan.
Perkembangan
Sejarah Akuntansi Keperilakuan
Riset
akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan
dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang
berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap
perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh
fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset akuntansi
keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:
1.Pembuatan
keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
2.Pengaruh
dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik
karyawan, manajer, investor, maupun Wajib Pajak.
3.Pengaruh
dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan
Pada bulan
Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk
menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan
kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada anggaran dan
pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh
karena itu masih perlu disempurnakan.
Paradigma
riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya telah
menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu eksperimen
analog. Selanjutnya disusul oleh karya Benston (1963) serta Churcil dan Cooper
(1965) yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi
pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu
rangkaian studi oleh Mock (1969-1973), Barefield (1972), Magee dan Dickhout
(1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada
akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh
fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat
keputusan. Studi yang mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan
Libby (1975), yang membantu membentuk suatu standar dalam desain eksperimental
dan validitas internal untuk pertimbangan riset yang diikuti.
Mulai dari
tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi keperilakuan
semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai akuntansi
keperilakuan, sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep
ilmu pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta
implikasinya bagi prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi
akuntansi keperilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh
akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi
menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini. Berbagai variabel
perilaku yang terus dipelajari oleh para akuntan terkait dengan akuntansi dapat
dilihat pada gambar dibawah ini,
Landasan
Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan
Hidayati
(2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavior
science), teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset empiris
atas perilaku manusia dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam
pengembangan ilmu itu sendiri tidak diragukan lagi.
Dari
Pendekatan Normatif ke Deskriptif
Pada awal
perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih sangat
sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok
produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset
diperluas dengan diangkatnya topic mengenai penyusunan anggaran, akuntansi
pertanggungjawaban, dan masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai
riset tersebut masih bersifat normatif.
Pada tahun
1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi
manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk
menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan
perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan
diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para
pelaku organisasi.
(SAZ KAUKES)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking