BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dengan kondisi
wilayah yang sangat baik untuk bidang pertanian, hutan industri, dan usaha
pertanian lainnya. Hal ini dapat dilihat dari pengembangan teknologi-teknologi
pertanian seperti teknologi bibit baik pengelolaan sampai pembudidayaan
sehingga mampu menghasilkan hasil produksi yang baik dan berkualitas.
Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu
tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum
dengan sarana teknologi yang maju (Sjamsoe’oed Sadjad, 1977, dalam Sutopo,
2002:2).
Pengelolaan benih telah berkembang sejak Perang Dunia
II, dan baru berkembang di Indonesia pada tahun 1964. Untuk menuju kearah
teknologi benih dibutuhkan analisa terlebih dahulu.
Di Indonesia dengan didirikannya Departemen Pertanian
pada tahun 1905, merupakan usaha pemerintah untuk mempertinggi produksi tanaman
rakyat lebih intensif antara lain dengan usaha benyebaran benih unggul
khususnya padi. Sampai pada masa tersebut kalau diikuti perkembangan usaha
pemerintah dalam membina masalah pembenihan dapat dikatakan belum berada dalam
siklus teknologi benih yang sempurna.
Kepentingan untuk memenuhi perkembangan
bidangteknologi benih dari hampir berorientasi pada varietas unggul semata
menjadi berorientasi pula pada benih yang baik dan benar, mendesak untuk
diciptakannya suatu metode, sebstrat, kondisi lingkungan, alat-alat dan
evaluasi yang serba terstandaridisasi. Peranan teknologi benih khususnya dalam
pengujian dapat menghasilkan suatu standard kualifikasi benih bagi berbagai
tingkatan mutu benih.
Pertumbuhan dan perkembangan pada pertumbuhan biji
dimulai dengan perkecambahan.Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman
kecil dari biji). Embrio yang merupakan calon individu baru terdapat di dalam
biji. Jika suatu biji tanaman ditempatkanpada lingkungan yang menunjang dan
memadai, biji tersebut akan berkecambah.Benih sering disamaartikan dengan biji,
namun terdapat perbedaan yang mendasar antarakedua istilah tersebut, yakni
fungsinya. Benih berfungsi sebagai alat perbanyakan generatif,sedangkan biji
berfungsi sebagai bahan makanan. Benih adalah suatu bagian dari tanamanyang
merupakan cikal bakal suatu tumbuhan baru yang memiliki ciri attau sifat
sepertiinduknya. Benih memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran, maupun
struktur bagiannya.Benih seharusnya memilki kualitas yang baik agar tanaman
baru yang didapat merupakantanaman yang
sehat.Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara
untuk dapatmemperbaiki sifat- sifat genetik dan fisik dari benih yang mencakup
kegiatan sepertipengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas,
produksi benih, pengolahan,penyimpanan, serta sertifikasi benih. Benih memiliki
tipe perkecambahan yang berbeda-beda.Terdapat dua tipe perkecambahan yaitu
epigeal dan hipogeal. Pada tanaman dikotilkebanyakan memiliki tipe
perkecambahan
1.2 Rumusan Masalah
a)
Cara memperoleh benih dengan
kualitas yang tidak jauh berbeda dari indukan suatu tanaman?
b)
Metode yang digunakan agar benih
yang didapat tetap terjaga kualitasnya atau pengemasan benih yang sudah jadi
atau siap tanam?
1.3 Tujuan
a)
Mengetahui cara memperoleh benih
dari suatu tanaman dengan beberapa metode yang memudahkan untuk mendapatkan
benih, serta untu memahaminya.
b)
Mengetahui tentang pengolahan benih
sehingga ketika tumbuh mampu menghasilkan tumbuhan atau tanaman yang
berkualitas dengan tata cara penyimpanan atau pengepakan benih sehingga
kualitas tetap terjaga dan mampu meningkatkan hasil produksi tanaman ketika
benih itu tumbuh.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Teknologi benih adalah suatu ilmu
pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetik dan
fisik dari benih, yang mencakup kegiatan-kegiatan seperti pengembangan
varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengelolaan,
penyimpanan, pengujian serta sertifikasi benih (Feistrizer, 1975, dalam Sutopo,
2002:1).
Benih secara umum
adalah istilah yang dipakai untuk bahan dasar pemeliharaan tanaman
atau hewan.
Istilah ini biasanya dipakai bila bahan dasar ini berukuran jauh lebih kecil
daripada ukuran hasil akhirnya (dewasa). Dalam budidaya tanaman,
benih dapat berupa biji
maupun tumbuhan
kecil hasil perkecambahan, pendederan, atau perbanyakan aseksual dan
disebut juga bahan tanam. Benih
atau bahan tanam yang bukan berupa biji dapat disebut sebagai bibit. Benih diperdagangkan tidak
untuk dikonsumsi. Bidang perikanan juga memakai istilah ini untuk menyebut hewan yang
masih muda yang siap dipelihara hingga dewasa. Dalam penggunaan sehari-hari,
benih dipakai juga untuk menyebut sel sperma.
Benih adalah biji yang dipersiapkan
untuk tanaman, telah melalui proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai
proses tumbuh yang besar (Anonymous, 2010). Menurut Sutopo, 2002:9, benih
disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan
penanaman. Biji merupakan bentuk tanaman mini (embrio) yang masih dalam keadaan
perkembangan yang terkekang.
Biji sebagian besar selalu
berkaitan erat dengan buah. Biji pada buah dapat ditemukan pada buah tunggal
(buah berdaging, buah kering), dan buah majemuk (pada tanaman yang memiliki
banyak putik contoh strawberry).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Cara
Memperoleh Benih Dengan Kualitas
Yang Tidak Jauh Berbeda Dari Indukan Suatu Tanaman
Bibit dari
suatu tanaman berasal dari benih tanaman atau disebut benih. Benih dibutuhkan
untuk menjaga kelangsuangan varietas dari suatu pohon, agar pohon tetap jumlah
populasinya. Proses pengembangan benih berawal dari bibit dari suatu pohon yang
memang sengaja dibiakkan untuk mendapatkan bibit yang sesuai.
Cara
mendapatkan atau memanen benih paling baik pada saat benih masak fisiologis,
karena pada saat itu benih berada pada kondisi puncak. Seperti halnya pemanenan
benih dalam pengemasan benih jika dalam kondisi yang kurang memadai maka akan
mempengaruhi kualitas benih. Tapi dari pemanenan yang sudah mencapai masak
fisiologis masih ada proses yang harus dilewati lagi. Karena jika hal tersebut
tetap dilakukan maka beniha akan cepat rusak dan mudah terserang hama penyakit.
Dalam
pemanenan suatu benih dapat dilakukan dengan memetik buahnya, atau memotong
tanaman secara keseluruhan misalnya pada tanaman padi, kedelai, kacang hijau,
dan lain-lain. Tahap dalam proses mendapatkan benih berkualitas yaitu :
A. Perontokan
Perontokan
bertujuan untuk memisahkan benih dari bagian tanaman lain, misalnya tangkai
malai, daging buah, dan kulit buah. Perontokan dapat dilakukan secara manual
ataupun dengan menggunakan teknologi mesin perontok.
Metode yang
digunakan dalam perontokan yaitu dengan metode manual maupun metode mekanis.
Metode
manual :
1.
Dengan tangan
Biasanya digunakan pada tanaman tertentu seperti pada tanaman jagung.
2.
Dengan tongkat pemukul
Hasil panen dihamparkan pada suatu lantai yang lunak dan ditutupi dengan
anyaman bambu lalu dipukul pada bagian atas dengan menggunakan tongkat. Pada
penggunaan metode ini memiliki resiko kerusakan benih yang sangat besar.
Biasanya digunakan pada tanaman kedelai dan kacang hijau.
3.
Dengan hewan
Hasila panen diletakkan pada suatu lahan dan membentuk lingkaran. Serta
pada pusat dari lingkaran tersebut didirikan tiang sebagai tempat mengikatkan
hewan atau sebagai pusat lalu hewan tersebut dibiarkan berjalan mengitari tiang
tersebut.
4.
Menggilas dengan roda karet
Memiliki sistem yang sama seperti menggunakan metode dengan hewan.
Metode
mekanis :
1.
Standart thresher
Digunakan untuk beberapa
jenis benih misalnya serealia dan kacang-kacangan.
2.
Plot thresher
Digunakan untuk benih jenis tertentu
dengan jumlah kapasitas sedikit.
B. Pengeringan
Pengeringan
benih dilakukan untuk mengurangi kadar air berlebihan pada benih hingga
mencapai batas tertentu serta mampu mempertahankan kualitas benih terutama pada
daerah dengan kelembapan yang tinggi.
C. Pembersihan
Benih
Bertujuan
untuk memisahkan kotoran atau materi lain yang bercampur dengan benih, dapat
dilakukan secara mekanis maupun secara manual, serta dapat juga sebagai proses
pemisahan benih sehingga kualitas benih meningkat.
3.2
Pengemasan Benih
Dalam
menjaga kualitas benih yang diperoleh sangatlah dibutuhkan dalam suatu proses
penyimpanan agar kualitas awal yang diperoleh tetap sama. Sebelum adanya
pengemasan sebelum disimpan dalam suatu tempat harus melalui beberapa proses
yaitu :
Ø
Melindungi benih dari serangan hama
dan penyakit.
Ø
Perlindungan benih atau
kecambah dalam pelaksanaan usaha tani.
Ø
Pelapisan benih (pelleting seed/coated seed).
(Kuswanto, 2003:67-68).
Sebelum
dibuat oleh manusia, alam juga telah menyediakan kemasan untuk bahan panganan
khususnya, seperti jagung dengan kelobotnya, buah-buahan dengan kulitnya, buah
kelapa dengan sabut dan tempurungnya, polong-polongan dengan kulit polongnyadan
lain sebagainya. Manusia juga menggunakan kemasan untuk melindungi tubuh dari
gangguan cuaca, serta agar tampak anggun dan menarik.
Dalam suatu
proses dari suatu penghasilan produk baik makanan ataupun benih harus ada pengolahan
produk sebelum sampai kepada konsumen dalah dengan melakukan pengemasan. Dasar
dari pengemasan adalah bagaimana produk bisa sampai kepada konsumen atau
pemakai atau ketika ingin dipakai dikemudian hari produk masih dalam keadaan
baik.
Pengemasan
disebut juga bungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan merupakan salah satu
cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan yang baik dan sesuai
prosedur dapat memperpanjang umur simpan bahan. Jadi pengemasan adalah wadah
atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya
kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas atau yang dibungkusnya.
Manfaat pengemasan dari teknologi ini yaitu :
a.
Memudahkan pengolahan benih.
b.
Memudahkan transportasi benih.
c.
Memudahkan penyimpanan benih dengan
kondisi yang memadahi.
d.
Mempertahankan persentase viabilitas
benih.
e.
Mengurangi deraan tekanan alam.
f.
Mempertahankan tekanan kadar air
benih.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dalam suatu
proses penanaman atau tumbuhnya suatu pohon selalu ada bakal tumbuh atau yang
sering dikenal dengan benih, kemudian tumbuh menjadi bibit yang siap ditanam.
Dalam mendapatkan suatu bibit dibutuhkan suatu proses yang sedikit memakan
waktu yang lama untuk menentukan kualitas akhir dari suatu benih.
4.2 Pesan
Makalah ini
tidak luput dari kesalahan, maka dengan ini tim penyusun mengharapkan masukan
dari bapak dan teman-teman semua yang bisa membangun bagi penulisan makalah ini
sehingga kedepannya menjadi lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
-------. 2010.
Definisi Benih.
http://pengertian-definisi. blogspot. com/2010/10/ definisi-benih.html diakses
tanggal 06 desember 2011.
Kuswanto,
Hendarto. 2003. TEKNOLOGI PEMROSESAN
PENGEMASAN & PENYIMPANAN BENIH. Yogyakarta: Kanisius.
Prasasto.
2008. Pengemasan. http://prasasto.blogspot.com/2008/09/pengemasan .html
diakses tanggal 06 desember 2011.
Sutopo,
Lita. 2002. TEKNOLOGI BENIH. Malang:
PT. Raja Grafindo Persaja.