Breaking News

Trending Template

Donderdag 23 Mei 2013

PERAN KOMUNIKASI & PEMBARUAN POLA PIKIR”



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Manusia sebagai mahluk social yang saling berinteraksi dengan yang lainnya membutuhkan komunikasi yang baik, karena dengan komunikasi manusia dapat menjalini hubungan dengan baik dengan keluarga ataupun lingkungan. Arus  informasi mempunyai faedah dalam menigkatykan komunikasi antar sesama. Perusahaan- perusahaan modern skarang ini sangat memetingkan komunikasi dalam bentuk arus informasi. Bukan saja arus informasi berguna bagi pengendalaian pihak pimpinan tetapi juga karena dapat mencipkatan kesetiakawan antar seluruh lapisan pekerja dan rasa keterlibatan yang menyebabkan keikut sertaan yang lebih sadar dan intensif.
Dengan demikian komunikasi memegang peranan yang sangat penting didalam menetukan sampai berapa jauh orang- orang dapat bekerja lebih efektif mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Penelitian menyatakan adanya hubungan langsung antara komunikasi dan produktivitas, dimana melalui komunikasi yang baik dan lemah lembut dalam perusahaan maka karyawan akan bekerja yang cukup besar apabila mereka mengerti bukan hanya kebutuhan sendiri yang terpenuhi akan tetapi juga kebutuhan kelompok maupun oranisasinya secara total, sebagaiman firman Allah SWT dalam surah Ali’Imran (3) ayat 3 “  
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali’Imran (3) ayat 3)”
 
BAB II
PEMBAHASAN
 I.      PERAN KOMUNIKASI
A.    Pengertian Komonukasi
Komunikasi pada dasarnya adalah sebuah proses memberi dan menerima informasi sampai pada pemahaman makna, sehingga komuniukasi sebagai arus informasi dan penyampaian emosi yang berada dalam lapisan masyarakat baik dari atas kebawah, mauapun dari kanan ke kiri yang berarti pula merupakan perhubungan atau persambungan wahama atau sarana- sarana. Sehingga melalui komunikasi individu atau kelompok lainnya. Kata lain yang mirip dengan komuniukasi. Yang menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunikasi merunjuk kepada kelompok oarng yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka berbagi makna dan sikap tanpa komunikasi tidak akan ada komunitas. Komunitas tergantung pada pengalaman dan emosi bersama dana komunikasi akan berperan sebagai sarana untuk menjelaskan kebersamaan itu.  Suatu pemahan popular mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yajng menyampaikan pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seorang (sekelompok orang) lainnya baik secara langsung (tatap muka ) ataupun melalui lembaran media seperti surat atau media.
Dari pengertian yang dijelaskan terdiri dua hal yang dapat disoroti ialah :
1.      Proses komunikasi baru biasa terjadi apabila ada 4 komponen
a.       Komunikator
b.      Komunikasi
c.       Gagasan
d.      Saluran
2.      Dari siis definisi tentang komunikasi menekankan tentang pentingnya menciptakan pengertian. Dengan demikian komunikasi sebenarnya adalah alat bagi pemimpin untuk berinterkasi dengan bawahanya.
B.     Beberapa Masalah Dan Gejala Dalam Proses Komunikasi
Pemimpin sebagai pusat kekuatan dan dinamsator bagi perusahaan, mau tidak mau dan suka tidak suka harus berkomunikasi pada semua pihak, baik melalui formal atau pun informal. Suksesnya pemimpin seseorang harus di sadari bahwa sebagian besar ditentukan kemahirannya dalam berkomunikasi yang tepat dengan semua pihak, baik horizontal ataupun vertical keatas dan kebawah. Ada cara untuk berkomunikasi yang efektif anatara atasan dan bawahan, yaitu dengan komunikasi dialogis atau komunikasi dua arah. Dalam hubungan atasan dan bawahan komunikasi yang tidak lancar sangat merugikan perusahaan. Komunikasi dialogis adalah komunikasi dua arah yang bersifat timbal balik. Bagi atasan komunikasi dialogis mebuktikan pengujian apakah gagasan, pesan, prosedur baru yang akan diterapkan dapat diterima dan ditanggapi secara tepat oleh bawahnya. Melalui komunikasi diaolgis dapat menghindari kecenderungan atasan untuk menafsirkan sendiri setiap pesan atau intruksi yang ia berikan.
Terbukanya kesempatan untuk sumbang saran, akan memberi kepuasan tersendiri bagi bawahan serta dapat menanamkan rasa memiliki pada bawahan terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan mutu. Firman Allah SWT dalam Surah An-Nahl (16) ayat 125 :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk ( QS : An-Nahl (16) ayat 125 )”
C.     Kiat Berkomunikasi Dengan Efektif
Dalam surah An-Nahl (16) ayat 125 Alah SWT memeberikan pedoman- pedoman kepada Rasul-Nya tentang cara mengajak manusia ke jalan Allah. Yang di maksud jalan Allah disisni ialah agama Allah yakni syariat islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Dalam ayat ini Allah SWT meletakkan dasar- dasar dakwa  untuk pegangan bagi umatnya di kemudian hari dalam mengemban tugas dakwa. Allah SWT menjelaskan kepada rasul SAW agar dakwa itu dengan hikmah dimana Hikma itu mengandung beberapa arti sebagai berikut :
a.       Berarti pengetahuan tentang rahasia dari faedah segalah sesuatu. Dengan pengetahuan itu seseatu dapat diyakkini keadaanya.
b.      Berarti perkataan yang tepat dan benar yang menjadi dalil (argument) untuk menjelaskan mana yang hak dan amana yang bata atau syubat ( meragukan) .
c.       Arti yang lain ialah kenabian menegtahui hukum- hukum Alquran, paham Alquran, paham agama, takut kepada Allah SWT, benar perkataan dan perbuatan.
Terdapat lima hukum komunikasi yang efektif karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya upaya bagaiman kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati tanggapan, maupun respons dari orang lain.
1.      Respect. Rasa hormat dan saling menghargai setiap individu sebagai hukum pertama menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Allah SWT berfirman dalam surah An- Nisa (4) ayat 86 :“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)[327]. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu. (QSAn- Nisa (4) ayat 86)
2.      Empaty. Salah satu prasaratan terutama dalam memiliki sifat empati adalah kemamapuan untuk mendengarkan atau menegerti terlebih dahulu sebelum dedengar dan dimengerti oleh orang lain. Allah SWT membenci terhadap orang yang tidak mendengar masukan dan kritik dari orang lain.
3.      Audible. Empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu memberi umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
4.      Celarity. Celarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi.
5.      Humble. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama dengan rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati.
    II.      PEMBARUAN POLA PIKIR
A.          Urgensi Pola Pikir Pemimpin
Kualitas, produktivitas, dan kekuatan daya saing setiap perusahaan pada dasarnya bermula dari pola pikir pemimpin, selanjutnya pola pikir pemimpin sangat menentukan kualitas pelayanan, produktivitas, dan kinerja suatu perusahaan serta kemampuan untuk saling dalam era persaingan mutu yang menglobal pada era millennium. Perlu disadari betapa strateginya pola pikir dan sikap mental pimpinan untuk memenangkan suatu persaingan bisnis. Keberhasilan dalam persaingan bisnis baik masa dahulu maupun sekarang sangat ditentukan oleh pola pikir dan sikap mental pemimpin. Pada dasanya seorang pemimpin adalah penentu dalam membanguhn usaha yang dituntut untuk memiliki kreativitas imajinasi di samping pola pikir yang tepat sesuai dengan tantangan yang dihadapinya, serta tidak menyimpang dari rambu- rambu yang telah ditetapkan Allah SWT sebagaimana fireman Allah SWT dalam surah An- Nur (24) ayat 55 :
“Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.(QS An- Nur (24) ayat 55)”
B.           Definisi Pola Pikir
Dalam mendefinisikan pola pikir sangat tergantung bagaiman kita memandangnya, mengartikan dan bereaksi serta berinteraksi terhadap suatu fenomena kehidupan yang sama dengan istilah paradigma. Paradigma adalah bagaiman cara mempersepsikan dunia. Dalam megartikan paradigma sebagai pola dasar yang dipakai dalam memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kehidupan. Beberapa pola pikir dalam penerapan pembaruan artinya memahami :
a.       Perubahan orientasi strategi perusahaan
b.      Gelombang perubahan dunia yang serba cepat
c.       Mental set menghadapi persaingan global pada era millennium
d.      Revolusi dan persaingan mutu
e.       Strategi dasar perubahan
f.       Dimensi keempat dalam kerja pembaruan
g.      Kepemimpinan yang visioner
h.      Disiplin dalam organisasi
Pola berfikir pemimpin pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua ialah :
1.      Pemikir dengan pola reaktif (Creative Thinkers)
2.      Pemikir dengan pola kreatif (Creative Thinkers)
C.           Mental Prima Menghadapi Persainga Abad Milenium
Abad milenium sebagai abad tanpa batas dimana globalisasi semakin mewarnai tata budaya, tata ekonomi, tanpa politik dan ttat hubungan anarata Negara maupun bangsa didunia. Persaingan yang tidak lagi bersifat regional akan tetapi telah berkembang menjadi global semakin kuat dan semakin mengema. Dalam kondisi ini dituntut kesiagaan semua pihak, utamanya pihak yang lemah untuk ikut bersaing dan berjuang dalam era globalisasi yang secara strategis di pacu dengan segalah daya kreatifitas dan semangat kerja yang tinggi. Diperlukan kesiapan mental yang prima dan tidak mungkin menghindari untuk turut bersaing pada kurun waktu ini, sehingga diperlukan berbagai upaya yang berkualitas.  Perusahan apa pun yang ingin ikut ambil bagian dalam persaingan secara penuh pada abad milenium, harus memiliki mental prima yang bersifat : Antisipatif, inovatif dan prima.
D.          Persaingan Mutu
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu  (QR.Al- baqarah (2) : 148)“
Sukses persaingan kini banyak ditentukan oleh mutu, maka oreintasi pemasaran produk atau jasa harus leih memusatkan perhatian dan upayanya agar mutu dalam anti yang seluas-  luasnya dapat terpenuhi.
Ada empat prinsip utama manajemen mutu terpadu, yaitu sebagai berikut :
1.      Berorientasi pada kepuasan pelanggan
2.      Perbaikan mutu yang berkesinabungan
3.      Manajemen berdasarkan fakta melibatkan dan memberdayakan seluru jajaran perusahaan
E.           Kerangka Dasar Pembaruan
Berfikir bukan untuk dunia saja tetapi juga memikirkan akhirat, agar ia dapat mencapai kebahagian dunia dan akhirat dalam setiap usaha dan pekerjaannya. Pembaharuan pada hakikatnya juga merupakan perubahan, tidak akan terjadi dan berdampak pada kinerja yang prima tanpa disertai stategi dan dilaksanakan secara cermat. Pembaharuan bermula dari visi perusahaan yang telah diterima dan diakui sebagai visi bersama.
   Meskipun banyak pembaharuan telah difokuskan, pembaruan tetap tidak dapat diwujudkan tanpa tindakan nyata. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam melaksanakan visi sampai menjadi tindakan nyata bukanlah pekerjaan yang muda. Berbagai upaya perlu dikembangkan sebagai bagian dari gerakan pembaruan, yang setidaknya haruslah memiliki tiga unsur yang saling menunjang dan melengkapi ialah :
a.       Komitmen
b.      Kemitraan
c.       Pemberdayaan
F.            Dimensi Keempat Dalam Kerja Pembaruan
Pola pikir akan memengaruhi pola kerja dan juga akan berdampak pada mutu, produktivitas dan kinerja perusahaan. Melalui pola pikir kita dituntut untuk selalu berusaha secara konsisten menyelesaikan masalah- masalah kerja yang memiliki makna pembaruan. Setiap pemimpin perlu memiliki pola pikir yang berorientasi pada kesatuan dan kebulatan dimensi kerja yang tidak hanya sekedar menyelasikan beban kerja, tetapi juga harus mengembangkan jaringan kerja serta menciptakan kerja bermakna dan bernilai pembaruan.
   G.          Kepemimpinan Yang Visioner
Visioner leadership adalah pemimpin yang memiliki arad dan wujud masa depan yang jelas yang merupakan gambaran masa depan yang desepakati dengan rasa kebersamaan dan komitmen yang tinggi untuk mewujuidkannya. Untuk ini diperlukan pemimpin yang memiliki imajinasi, pengetahuan yang memadai, mempunyai pandangan ke depan dan mampu menegerkkan seluruh daya dan potensi perusahaan menuju arah yang pasti sesuai dengan kesepakatan bersama tentang arah dan wujud masa depan yang dicita- citakan bersama serta dapat dipertanggung jawabkan, sebagaimana firman Alllha SWT dalam surah Al-Isra (17) ayat 36 :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(QS Al-Isra (17) ayat 36)”
H.          Lima Disiplin Belajara Yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Pemimpin
Salah satu ciri kas orang berakal ialah apabila ia memerhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan faedah. Ia selalu mengambarkan kebesaran Allah SWT, mengingat dan mengenang kebijakan, keutaman dan banyaknya nikmat Allah SWT kepadanya. Ia akan selalu ingat Allah SWT di setiap waktu dan keadaan, baik di waktu ia berdiri, duduk atau berbaring. Dalam hubungan dengan pembelajaran, perusahaan agar memiliki kemampuan untuk berhasil dalam mengatisipasi setiap bentuk perubahan maka pola pikir memimpin harus memilkil lima disiplin belajar ialah :
1.      Berpikir secara sistem
2.      Peningktana kemapuan pribadi secara optimal
3.      Belajar secara tim
4.      Memiliki sikap dan pola mental yang tepat
5.      Mempunyai visi yang dipahami dan diterima besama
                                                                  
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.H.Veithzal Rivai,M.B.A dan Ir.H.Arviyan Arifin.2009.Islam leadership.Jakarta, bumi aksra

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking

Designed By VungTauZ.Com