BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia
sebagai mahluk social yang saling berinteraksi dengan yang lainnya membutuhkan
komunikasi yang baik, karena dengan komunikasi manusia dapat menjalini hubungan
dengan baik dengan keluarga ataupun lingkungan. Arus informasi mempunyai faedah dalam menigkatykan
komunikasi antar sesama. Perusahaan- perusahaan modern skarang ini sangat
memetingkan komunikasi dalam bentuk arus informasi. Bukan saja arus informasi
berguna bagi pengendalaian pihak pimpinan tetapi juga karena dapat mencipkatan
kesetiakawan antar seluruh lapisan pekerja dan rasa keterlibatan yang
menyebabkan keikut sertaan yang lebih sadar dan intensif.
Dengan
demikian komunikasi memegang peranan yang sangat penting didalam menetukan
sampai berapa jauh orang- orang dapat bekerja lebih efektif mencapai tujuan
yang sudah ditentukan. Penelitian menyatakan adanya hubungan langsung antara
komunikasi dan produktivitas, dimana melalui komunikasi yang baik dan lemah
lembut dalam perusahaan maka karyawan akan bekerja yang cukup besar apabila
mereka mengerti bukan hanya kebutuhan sendiri yang terpenuhi akan tetapi juga
kebutuhan kelompok maupun oranisasinya secara total, sebagaiman firman Allah
SWT dalam surah Ali’Imran (3) ayat 3 “
“Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka.
sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali’Imran (3) ayat 3)”
BAB
II
PEMBAHASAN
I.
PERAN
KOMUNIKASI
A.
Pengertian Komonukasi
Komunikasi
pada dasarnya adalah sebuah proses memberi dan menerima informasi sampai pada
pemahaman makna, sehingga komuniukasi sebagai arus informasi dan penyampaian
emosi yang berada dalam lapisan masyarakat baik dari atas kebawah, mauapun dari
kanan ke kiri yang berarti pula merupakan perhubungan atau persambungan wahama
atau sarana- sarana. Sehingga melalui komunikasi individu atau kelompok
lainnya. Kata lain yang mirip dengan komuniukasi. Yang menekankan kesamaan atau
kebersamaan. Komunikasi merunjuk kepada kelompok oarng yang berkumpul atau
hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka berbagi makna dan sikap
tanpa komunikasi tidak akan ada komunitas. Komunitas tergantung pada pengalaman
dan emosi bersama dana komunikasi akan berperan sebagai sarana untuk
menjelaskan kebersamaan itu. Suatu
pemahan popular mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yajng
menyampaikan pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seorang (sekelompok
orang) lainnya baik secara langsung (tatap muka ) ataupun melalui lembaran
media seperti surat atau media.
Dari
pengertian yang dijelaskan terdiri dua hal yang dapat disoroti ialah :
1.
Proses komunikasi baru biasa terjadi
apabila ada 4 komponen
a.
Komunikator
b.
Komunikasi
c.
Gagasan
d.
Saluran
2.
Dari siis definisi tentang komunikasi
menekankan tentang pentingnya menciptakan pengertian. Dengan demikian komunikasi
sebenarnya adalah alat bagi pemimpin untuk berinterkasi dengan bawahanya.
B.
Beberapa Masalah Dan Gejala Dalam Proses
Komunikasi
Pemimpin
sebagai pusat kekuatan dan dinamsator bagi perusahaan, mau tidak mau dan suka
tidak suka harus berkomunikasi pada semua pihak, baik melalui formal atau pun
informal. Suksesnya pemimpin seseorang harus di sadari bahwa sebagian besar
ditentukan kemahirannya dalam berkomunikasi yang tepat dengan semua pihak, baik
horizontal ataupun vertical keatas dan kebawah. Ada cara untuk berkomunikasi
yang efektif anatara atasan dan bawahan, yaitu dengan komunikasi dialogis atau
komunikasi dua arah. Dalam hubungan atasan dan bawahan komunikasi yang tidak
lancar sangat merugikan perusahaan. Komunikasi dialogis adalah komunikasi dua
arah yang bersifat timbal balik. Bagi atasan komunikasi dialogis mebuktikan
pengujian apakah gagasan, pesan, prosedur baru yang akan diterapkan dapat
diterima dan ditanggapi secara tepat oleh bawahnya. Melalui komunikasi diaolgis
dapat menghindari kecenderungan atasan untuk menafsirkan sendiri setiap pesan
atau intruksi yang ia berikan.
Terbukanya
kesempatan untuk sumbang saran, akan memberi kepuasan tersendiri bagi bawahan
serta dapat menanamkan rasa memiliki pada bawahan terhadap perusahaan yang
akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan mutu. Firman Allah SWT dalam Surah
An-Nahl (16) ayat 125 :
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk ( QS : An-Nahl (16) ayat 125 )”
C.
Kiat Berkomunikasi Dengan Efektif
Dalam
surah An-Nahl (16) ayat 125 Alah SWT memeberikan pedoman- pedoman kepada
Rasul-Nya tentang cara mengajak manusia ke jalan Allah. Yang di maksud jalan
Allah disisni ialah agama Allah yakni syariat islam yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW. Dalam ayat ini Allah SWT meletakkan dasar- dasar dakwa untuk pegangan bagi umatnya di kemudian hari
dalam mengemban tugas dakwa. Allah SWT menjelaskan kepada rasul SAW agar dakwa
itu dengan hikmah dimana Hikma itu mengandung beberapa arti sebagai berikut :
a.
Berarti pengetahuan tentang rahasia dari
faedah segalah sesuatu. Dengan pengetahuan itu seseatu dapat diyakkini
keadaanya.
b.
Berarti perkataan yang tepat dan benar
yang menjadi dalil (argument) untuk menjelaskan mana yang hak dan amana yang
bata atau syubat ( meragukan) .
c.
Arti yang lain ialah kenabian menegtahui
hukum- hukum Alquran, paham Alquran, paham agama, takut kepada Allah SWT, benar
perkataan dan perbuatan.
Terdapat
lima hukum komunikasi yang efektif karena sesungguhnya komunikasi itu pada
dasarnya upaya bagaiman kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian,
simpati tanggapan, maupun respons dari orang lain.
1.
Respect. Rasa hormat dan saling
menghargai setiap individu sebagai hukum pertama menjadi sasaran pesan yang
kita sampaikan. Allah SWT berfirman dalam surah An- Nisa (4) ayat 86 :“Apabila kamu
diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu
dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan
yang serupa)[327]. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.
(QSAn- Nisa (4) ayat 86)”
2.
Empaty. Salah satu prasaratan terutama
dalam memiliki sifat empati adalah kemamapuan untuk mendengarkan atau menegerti
terlebih dahulu sebelum dedengar dan dimengerti oleh orang lain. Allah SWT membenci
terhadap orang yang tidak mendengar masukan dan kritik dari orang lain.
3.
Audible. Empati berarti kita harus
mendengar terlebih dahulu ataupun mampu memberi umpan balik dengan baik, maka
audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
4.
Celarity. Celarity dapat pula berarti
keterbukaan dan transparansi.
5.
Humble. Sikap ini merupakan unsur yang
terkait dengan hukum pertama dengan rasa menghargai orang lain, biasanya
didasari oleh sikap rendah hati.
II.
PEMBARUAN
POLA PIKIR
A.
Urgensi Pola Pikir Pemimpin
Kualitas,
produktivitas, dan kekuatan daya saing setiap perusahaan pada dasarnya bermula
dari pola pikir pemimpin, selanjutnya pola pikir pemimpin sangat menentukan
kualitas pelayanan, produktivitas, dan kinerja suatu perusahaan serta kemampuan
untuk saling dalam era persaingan mutu yang menglobal pada era millennium.
Perlu disadari betapa strateginya pola pikir dan sikap mental pimpinan untuk
memenangkan suatu persaingan bisnis. Keberhasilan dalam persaingan bisnis baik
masa dahulu maupun sekarang sangat ditentukan oleh pola pikir dan sikap mental
pemimpin. Pada dasanya seorang pemimpin adalah penentu dalam membanguhn usaha
yang dituntut untuk memiliki kreativitas imajinasi di samping pola pikir yang
tepat sesuai dengan tantangan yang dihadapinya, serta tidak menyimpang dari
rambu- rambu yang telah ditetapkan Allah SWT sebagaimana fireman Allah SWT
dalam surah An- Nur (24) ayat 55 :
“Dan Allah
Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang
yang fasik.(QS An- Nur (24) ayat 55)”
B.
Definisi Pola Pikir
Dalam
mendefinisikan pola pikir sangat tergantung bagaiman kita memandangnya,
mengartikan dan bereaksi serta berinteraksi terhadap suatu fenomena kehidupan
yang sama dengan istilah paradigma. Paradigma adalah bagaiman cara
mempersepsikan dunia. Dalam megartikan paradigma sebagai pola dasar yang
dipakai dalam memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kehidupan. Beberapa
pola pikir dalam penerapan pembaruan artinya memahami :
a.
Perubahan orientasi strategi perusahaan
b.
Gelombang perubahan dunia yang serba
cepat
c.
Mental set menghadapi persaingan global
pada era millennium
d.
Revolusi dan persaingan mutu
e.
Strategi dasar perubahan
f.
Dimensi keempat dalam kerja pembaruan
g.
Kepemimpinan yang visioner
h.
Disiplin dalam organisasi
Pola berfikir pemimpin
pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua ialah :
1.
Pemikir dengan pola reaktif (Creative Thinkers)
2.
Pemikir dengan pola kreatif (Creative Thinkers)
C.
Mental Prima Menghadapi Persainga Abad
Milenium
Abad
milenium sebagai abad tanpa batas dimana globalisasi semakin mewarnai tata
budaya, tata ekonomi, tanpa politik dan ttat hubungan anarata Negara maupun
bangsa didunia. Persaingan yang tidak lagi bersifat regional akan tetapi telah
berkembang menjadi global semakin kuat dan semakin mengema. Dalam kondisi ini
dituntut kesiagaan semua pihak, utamanya pihak yang lemah untuk ikut bersaing
dan berjuang dalam era globalisasi yang secara strategis di pacu dengan segalah
daya kreatifitas dan semangat kerja yang tinggi. Diperlukan kesiapan mental
yang prima dan tidak mungkin menghindari untuk turut bersaing pada kurun waktu
ini, sehingga diperlukan berbagai upaya yang berkualitas. Perusahan apa pun yang ingin ikut ambil bagian
dalam persaingan secara penuh pada abad milenium, harus memiliki mental prima
yang bersifat : Antisipatif, inovatif dan prima.
D.
Persaingan Mutu
“Dan
bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka
berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti
Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu (QR.Al-
baqarah (2) : 148)“
Sukses
persaingan kini banyak ditentukan oleh mutu, maka oreintasi pemasaran produk
atau jasa harus leih memusatkan perhatian dan upayanya agar mutu dalam anti
yang seluas- luasnya dapat terpenuhi.
Ada
empat prinsip utama manajemen mutu terpadu, yaitu sebagai berikut :
1.
Berorientasi pada kepuasan pelanggan
2.
Perbaikan mutu yang berkesinabungan
3.
Manajemen berdasarkan fakta melibatkan
dan memberdayakan seluru jajaran perusahaan
E.
Kerangka Dasar Pembaruan
Berfikir
bukan untuk dunia saja tetapi juga memikirkan akhirat, agar ia dapat mencapai
kebahagian dunia dan akhirat dalam setiap usaha dan pekerjaannya. Pembaharuan
pada hakikatnya juga merupakan perubahan, tidak akan terjadi dan berdampak pada
kinerja yang prima tanpa disertai stategi dan dilaksanakan secara cermat. Pembaharuan
bermula dari visi perusahaan yang telah diterima dan diakui sebagai visi
bersama.
Meskipun banyak pembaharuan telah difokuskan,
pembaruan tetap tidak dapat diwujudkan tanpa tindakan nyata. Pengalaman
menunjukkan bahwa dalam melaksanakan visi sampai menjadi tindakan nyata
bukanlah pekerjaan yang muda. Berbagai upaya perlu dikembangkan sebagai bagian
dari gerakan pembaruan, yang setidaknya haruslah memiliki tiga unsur yang
saling menunjang dan melengkapi ialah :
a.
Komitmen
b.
Kemitraan
c.
Pemberdayaan
F.
Dimensi Keempat Dalam Kerja Pembaruan
Pola
pikir akan memengaruhi pola kerja dan juga akan berdampak pada mutu,
produktivitas dan kinerja perusahaan. Melalui pola pikir kita dituntut untuk
selalu berusaha secara konsisten menyelesaikan masalah- masalah kerja yang
memiliki makna pembaruan. Setiap pemimpin perlu memiliki pola pikir yang
berorientasi pada kesatuan dan kebulatan dimensi kerja yang tidak hanya sekedar
menyelasikan beban kerja, tetapi juga harus mengembangkan jaringan kerja serta
menciptakan kerja bermakna dan bernilai pembaruan.
G.
Kepemimpinan Yang Visioner
Visioner
leadership adalah pemimpin yang memiliki arad dan wujud masa depan yang jelas
yang merupakan gambaran masa depan yang desepakati dengan rasa kebersamaan dan
komitmen yang tinggi untuk mewujuidkannya. Untuk ini diperlukan pemimpin yang
memiliki imajinasi, pengetahuan yang memadai, mempunyai pandangan ke depan dan
mampu menegerkkan seluruh daya dan potensi perusahaan menuju arah yang pasti sesuai
dengan kesepakatan bersama tentang arah dan wujud masa depan yang dicita-
citakan bersama serta dapat dipertanggung jawabkan, sebagaimana firman Alllha SWT
dalam surah Al-Isra (17) ayat 36 :
“Dan janganlah
kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.(QS Al-Isra (17) ayat 36)”
H.
Lima Disiplin Belajara Yang Harus
Dimiliki Oleh Seorang Pemimpin
Salah
satu ciri kas orang berakal ialah apabila ia memerhatikan sesuatu, selalu
memperoleh manfaat dan faedah. Ia selalu mengambarkan kebesaran Allah SWT,
mengingat dan mengenang kebijakan, keutaman dan banyaknya nikmat Allah SWT
kepadanya. Ia akan selalu ingat Allah SWT di setiap waktu dan keadaan, baik di
waktu ia berdiri, duduk atau berbaring. Dalam hubungan dengan pembelajaran,
perusahaan agar memiliki kemampuan untuk berhasil dalam mengatisipasi setiap
bentuk perubahan maka pola pikir memimpin harus memilkil lima disiplin belajar
ialah :
1.
Berpikir secara sistem
2.
Peningktana kemapuan pribadi secara
optimal
3.
Belajar secara tim
4.
Memiliki sikap dan pola mental yang
tepat
5.
Mempunyai visi yang dipahami dan diterima
besama
DAFTAR
PUSTAKA
Prof.Dr.H.Veithzal Rivai,M.B.A dan Ir.H.Arviyan
Arifin.2009.Islam leadership.Jakarta,
bumi aksra
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking