KONSTRUKSI DAN PENGUKURAN TEORI AKUNTANSI
A. TEORI PENGUKURAN
Pengukuran (measurement) merupakan bagian yang sangat
penting dalam suatu penyelidikan ilmiah.Tujuan pengukuran tersebut adalah untuk
menjadikan data yang dihasilkannya lebih informative dan oleh karena itu
menjadi lebih bermanfaat.Pengukuran dipakai dalam berbagai disiplin pengetahuan
ataupun bidang pekerjaan dan profesi termasuk bidang akuntansi.
Sebagai penyedia informasi akuntansi memerlukan
pengukuran karena data kuantitatif merupakan bagian dominan dari informasi
akuntansi.Dalam beberapa kasus data kuantitatif mempunyai dampak yang lebih
besar disbanding data kualitatif.Oleh karena pengukuran atribut yang disajikan
dalam laporan akuntansi (misalnya aktiva, laba dan utang) merupakan fungsi
penting dalam akuntansi di bagian ini dibahas mengenai konsep-konsep
pengukuran.
Dalam akuntansi pengukuran pada umumnya dikaitkan dengan
satuan pengukur berupa unit moneter.Maksudnya agar pengukuran tersebut
menunjukkan makna ekonomik dan karenanya pengukuran yang demikian disebut
penilaian (valuation). Penilaian adalah prses penentuan jumlah rupiah suatu
obyek untuk menentukan makna ekonomik obyek tersebut di masa lalu, sekarang
atau yang akan datang.
Dari uraian tersebut maka pengukuran berarti proses
penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsure laporan
keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Di dalam akuntansi pembeedaan
penerapan pengukuran dan penelitian umumnya dilakukan. Pengukuran biasanya
untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat pada saat
obyek atau transaksi terjadi. Sedangkan penilaian biasanya digunakan untk
menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus diletakkan pada tiap elemen
atau pos laporan keuangan pada saat penyajian laporan keuangan. Jadi secara
aplikatif dalam praktek pengukuran terjadi pada saat pencatatan (jurnal) sedang
penilaian pada saat penyajian.
B. TIPE-TIPE PENGUKURAN
Terdapat beberapa jenis ukuran yang mungkin dalam
akuntansi :
1. Ukuran-ukuran
akuntansi dapat langsung maupun tidak langsung.
a. Ukuran
langsung atau utama adalah ukuran nyata dari suatu obyek atau atribut yang ia
miliki.
b. Ukuran
tidak langsung atau sekunder diambil secara tidak langsung melalui suatu
transformasi aljabar dari sejumlah angka yang mencerminkan ukuran langsung dari
beberapa obyek atau atribut. Obyek atribut ini adalah obyek-obyek intrinsic
dari suatu ukuran tidak langsung.
Biaya unit produksi yang didapatkan melalui total biaya
produksi dibagi dengan volume produksi adalah ukuran tidak langsung atau
sekunder. Kebanyakan ukuran yang digunakan dalam akuntansi adalah ukuran tidak
langsung yang dihasilkan dari beberapa transformasi. Tingkat transformasi
itulah yang memberikan perbedaan antara apa yang dianggap sebagai ukuran langsung
atau tidak langsung da sekaligus menentukan sumber dari keslahan dalam
pengukuran. Jadi, kesalahan ukuran akan dapat terjadi baik dalam :
(a).
kuantifikasi utama awal, dan
(b). dalam proses transformasi
2.
Berkaitan dengan dimensi waktu keputusan :
a. ukuran
masa lalu
b. ukuran
masa sekarang
c. ukuran
masa depan
Secara berurutan merujuk ukuran bagi suatu peristiwa di
masa yang akan datang.
3. Untuk
menentukan apakah obyek akuntansi atau atribut pengukurannya berada di kejadian
masa lampau, masa kini atau masa depan. Jika dilihat secara relative terhadap
waktu ketika ukuran itu dibuat, ukuran akuntansi dapat diklasifikasikan sebagai
suatu ukuran retrospektif, ukuran kontemporer atau ukuran prospktif. Hal ini
memungkinkannya untuk memiliki :
a. Tiga
jenis ukuran masa lampau : ukuran masa lampau retrospektif, ukuran masa lampau
kontemporer, dan ukuran masa lampau prospektif.
b. Dua
jenis ukuran masa kini : ukuran masa kini kontemporer dan ukuran masa kini
prospektif.
c. Seluruh
ukuran masa depan menjadi ukuran prospektif.
4. Pengukuran
dapat berupa :
a. Pengukuran
fundamental di mana suatu angka dapat diberikan kepada suatu sifat sesuai
dengan referensinya terhadap hukum alam dan tidak bergantung kepada pengukuran
dari variable-variabel yang lain.
b. Pengukuran
turunan yang bergantung kepada pengukuran dari dua atau lebih kuantitas dan
bergantung kepada adanya suatu teori empiris yang telah diverifikasi yang
menghubungkan suatu sifat tertentu dengan sifat yang lain.
5. Pengukuran dapat dilakukan :
a. Ketika
teori-teori empiris yang telah dikonfirmasi mungkin dapat digunakan untuk
mendukung keberadaan mereka.
b. Dibuat
melalui suatu keputusan resmi, yang didasarkan pada definisi yang arbitrer.
Kebanyakan pengukuran dalam akuntansi adalah pengukuran
melalui keputusan resmi, meskipun suatu pendekatan ilmiah terhadap penyusunan
teori akuntansi dan verifikasinya mencoba untuk memberikan pengujian empiris
yang dibutuhkan dan karenanya mengurangi dan bahkan menghilangkan sebagian
kearbiteran (arbitrariness) dalam definisi dan pengukuran konsep-konsep
akuntansi. Mattessich menyatakan :
[pengukuran melaluikeputusan resmi] adalah hal yang
paling tidak diinginkan karena sangat bergantung pada intuisi dari si pelaku
percobaan dan sering kali menawarkan jumlah kemungkinan atau alternatif
definisional yang terlalu besar. Kita mungkin dapat mengukur nialai dari suatu
aktiva dengan menggunakan harga pembeliannya (dasar biaya historis), dengan
diskonto pendapatan bersih yang diharapkan, dengan potensial hasil yang
diperoleh pada saat likuidasi atau banyak variasi dan konfirmasi lainnya.Saat
ini tidak ada kemungkinan untuk menduga nilai-nilai akuntansi melalui “hukum
alam” (yaitu, seperti melalui pengukuran fundamental) ataupun pengukuran
turunan.
C. KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI
Akuntansi sebagai seni maupun sebagai aktivitas jasa dan
secara tidak langsung menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik
yang dianggap bermanfat untuk suatu bidang tertentu. The Handbook of Accounting
mengidentifikasi berbagai bidang yang memanfaatkan akuntansi yaitu: laporan keuangan,
penentuan dan perencanaan pajak, audit independent, system-sistem pemrosesan
data dan informasi, akuntansi biaya dan manajemen, akuntansi pendapatan
nasional, dan konsultasi manajemen.
Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang
proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori-teori akuntansi. Beberapa pandangan
tersebut antara lain:
1. Akuntansi
Sebagai Sebuah Ideologi
Akuntansi
telah dipandang sebagai fenomena ideologis-sebagai sarana untuk mendukung dan
melegitimasi tatanan social, ekonomi, dan politik saat ini.Akuntansi juga
dipandang sebagai mitos, symbol, dan kegiatan ritual yang mengizinkan
penciptaan suatu tatanan simbolis yang di dalamnya agen-agen social dapat
saling berinteraksi.Kedua pandangan ini mewujud dalam pandangan umum bahwa
akuntansi juga instrumen rasionalisasi ekonomi dan alat system kapitalisme
(Weber).
2. Akuntansi
Sebagai Sebuah Bahasa
Pengakuan
akuntansi sebagai bahasa yang didasarkan pada identifikasi adanya dua komponen:
a. Simbol-simbol
atau karakteristik leksikal suatu bahasa adalah unit-unit yang mengandung arti
atau kata-kata yang dapat diidentifikasi dalam setiap bahasa
b.
Tata
Bahasa suatu bahasa mengacu pada susunan sintaksis yang terdapat dalam setiap
bahasa. Dalam akuntansi, tata bahasa merujuk pada serangkaian prosedur umum
yang digunakan dan diikuti dalam penyusunan seluruh data keuangan untuk
keperluan bisnis.
3. Akuntansi
Sebagai Catatan Peristiwa Yang Lalu
Akuntansi
dipandang sebagai sebuah cara penyajian sejarah perusahaan data transaksi yang
dilakukannya dengan pihak lain. Catatan akuntansi menyediakan
pertanggungjawaban manajer atas sumber-sumber daya yang disediakan
pemilik.Pengukuran konsep tanggungjawab telah dikembangkan dari waktu ke
waktu.Periode pure custodial dan traditional custodial mengacu pada kepentingan
agen mengembalikan sumber-sumber daya secara lengkap kepada principal yang
menetapkan tugas-tugas minimal dalam melaksanakan tugas-tugas minimal dalam
melaksanakan fungsi pemeliharaan.Periode asset-utilization mengacu pada
kepentingan agen untuk menetapkan inisiatif pemakaian asset secara mendalam
agar sesuai dengan rencana yang telah disepakati.Periode open-ended mengacu
pada kemungkinan agen merencanakan aliran pemanfaatan asset.
4. Akuntansi
Sebagai Realita Ekonomi Saat Ini
Argumen
yang mendasarinya adalah bahwa baik neraca maupun laporan laba-rugi seharusnya
didasarkan pada taksiran yang menggambarkan realitas ekonomi daripada kos
histories.
5. Akuntansi
Sebagai Sistem Informasi
Akuntansi
sebagai proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya
akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna
eksternal).Pandangan ini memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual
maupun secara empiris, (1) pandangan ini mengasumsikan bahwa system akuntansi
merupakan satu-satunya system pengukuran formal dalam organisasi, (2) pandangan
ini memunculkan kemungkinan desain system akuntansi yang optimal yang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat.
6. Akuntansi
Sebagai Sebagai Komoditas
Sebagai
sebuah komoditas umum, akuntansi menjadi dasar ideal untuk pengaturan yang
berdampak terhadap kebijakan umum dan memantau seluruh bentuk perjanjian
antarorganisasi dengan lingkungannya.
D. APLIKASI PENDEKATAN ILMIAH DALAM
AKUNTANSI
Pembentukan suatu kerangka teori akuntansi dapat didekati
melalui pendekatan induktif dan deduktif.Littleton dalam pendekatan induktif
menyarankan suatu kerangka yang dapat dipergunakan untuk mengubah rule of
action menjadi accounting principles.Dalam pendekatan deduktif, kerangka
penalaran logis harus cukup formal untuk memungkinkan diperolehnya kesepakatan
tentang metode argumentatif yang dipergunakan.Selain pendekatan itu terdapat
pendekatan normatif dan deskriptif.
Pendekatan dan metode apa pun yang digunakan dalam
penyusunan teori akuntansi (deduktif atau induktif, normatif atau deskriptif),
struktur teori akuntansi terdiri dari pernyataan tujuan laporan keuangan,
pernyataan postulat dan konsep teoretis akuntansi, pernyataan tentang
prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teoretis, dan
batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip
akuntansi.
Belkaoui, Moonitz, dan Hendriksen masing-masing telah
mengemukakan pendapat tentang elemen teori akuntansi dan postulat yang sekarang
menjadi acuan para teoretisi maupun praktisi akuntansi.
Pendekatan tradisional untuk menyusun teori akuntansi
antara lain:
1. Pendekatan
Non-teoritis, berupa pendekatan pragmatis dan pendekatan otoriter. Pendekatan
pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian
terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran solusi
praktis. Pendekatan otoriter dalam penyusunan teori akuntansi yang umumnya
digunakan oleh organisasi profesi terdiri dari penyajian sejumlah peraturan
praktik-praktik akuntansi.
2.
Pendekatan
Teoritis
a. Deduktif
Pendekatan ini dimulai dengan asumsi
atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang diperoleh dari sejumlah
prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi pengembangan
teknik-teknik akuntansi selanjutnya.Pendekatan ini bergerak dari kondisi yang
bersifat umum (asumsi dasar tentang lingkungan akuntansi) ke kondisi spesifik
(pertama, prinsip-prinsip akuntansi dan kedua teknik-teknik akuntansi).
b. Induktif
Pendekatan ini dimulai dengan
serangkaian pengamatan terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan dan
selanjutnya akan diperoleh rumusan, gagasan, serta prinsip-prinsip akuntansi
dan pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara
berulang. Argumentansi induktif dikatakan membawa keterangan-keterangan yang
bersifat khusus (informasi yang menggambarkan hubungan berulang-ulang) ke suatu
bentuk yang bersifat umum (dalil-dalil dan prinsip-prinsip akuntansi).
c. Etis
Bagian utama pendekatan etis terdiri
dari konsep kewajaran (fairness), keadilan (justice), keseimbangan (equity),
dan kebenaran (truth). Justice sebagai perlakuan yang seimbang terhadap seluruh
pihak yang berkepentingan, truth sebagai pelaporan keuangan yang akurat dan
benar tanpa adanya kesalahan interpretasi, dan fairness sebagai penyajian yang
wajar, tidak bias, dan tidak memihak.
Pendekatan ini menekankan pada
akibat-akibat social yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi yang merupakan
perluasan konsep kewajaran yang dinamakan social welfare (kesejahteraan
social).Pendekatan ini mengasumsikan adanya nilai-nilai social yang mapan yang
dapat digunakan sebagai criteria dalam penyusunan teori akuntansi.
e. Ekonomis
Pendekatan ini menekankan pada
pengendalian perilaku indicator-indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh
berbagai praktek akuntansi. Criteria umum yang digunakan dalam pendekatan
ekonomi makro adalah
1) kebijakan
dan teknik akuntansi yang digunakan harus menyajikan realitas ekonomi dan
2) pemilihan
teknik-teknik akuntansi harus bergantung pada konsekuensi ekonomik.
f. Ekletif
Pendekatan ini merupakan suatu hasil
utama berbagai upaya individu dan profesi maupun organisasi pemerintahan dalam
partisipasinya untuk menetapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam
akuntansi.
3. Pendekatan berdasarkan tujuan
a. Teori
Normatif
Teori normatif berusaha menjelaskan
bagaimana seharusnya akuntansi dipraktikan.Misalnya pernyataan yang menyebutkan
bahwa laporan keuangan seharusnyadidasarkan pada metode pengukuran aktiva
tertentu. Teori normatif pada tahun 1950 dan 1960an berkonsentrasi pada
penciptaan laba sesungguhnya (true income) selamasatu periode akuntansi atau
pada diskusi tentang informasi dalam pengambilankeputusan (decision
usefulness).Teoritisi true income berkonsentrasi pada penciptaan pengukur
tunggal yang unik danbenar untuk aktiva dan laba.Pendekatan decision-usefulness
menganggap bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalahuntuk membantu proses
pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data akuntansi yangrelevan dan
bermanfaat.
b. Teori
Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory)
Aliran positif didasarkan pada anggapan
bahwa kekuasaan dan politik merupakansesuatu yang tetap dan system social dalam
organisasi merupakan fenomena empiriskonkrit dan bebas nilai atau tak
tergantung pada manajer dan karyawan yang bekerjadalam organisasi tersebut.
Pendekatan positif atau empiric
berkaitan dengan usahamenguji atau menghubungkan kembali hipotesis atau teori
dengan pengalaman ataufakta melalui pendekatan dengan cara mensurvei pendapat
analisis keuangan, manajer bank atau akuntan terhadap tugas atau kasus
tertentu. Pendekatan lain yang dapatdigunakan adalah dengan menguji arti
penting output akuntansi di pasar.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking