AUDITING SIKLUS PENDAPATAN
A.
Konsep Dasar Siklus Pendapatan
Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk
memperoleh bukti kompeten yang cukup tentang tiap asersi manajemen yang
signifikan dalam laporan keuangan. Pada siklus pendapatan risiko pengendalian
yang muncul umumnya karena tekanan pada manajemen untuk menampilkan performa
pendapatan yang lebih baik dari entitas lain, keinginan melebihsajikan atau
merendahsajikan kas, piutang, atau piutang tak tertagih untuk kepentingan
likuiditas. Selain itu kesalahan karena tingginya transaksi dalam siklus
pendapatan, standar akuntansi dan klasifikasi akun-akun dalam siklus pendapatan
yang tidak tepat memungkinkan munculnya risiko pengendalian. Dokumen-dokumen
yang sering digunakan dalam memproses transaksi penjualan, khususnya yang
kredit antara lain order pelanggan, arder penjualan, dokumen pengiriman, faktur
penjualan, daftar harga yang diotorisasi, buku besar pembantu piutang, berkas
transaksi penjualan, jurnal penjualan dan laporan penjualan bulanan.
Fungsi-fungsi yang terlibat dalam transaksi penjualan kredit adalah bagian
penerimaan order pelanggan, persetujuan kredit, pemenuhan order penjualan,
pengiriman order penjualan, penagihan pelanggan, dan pencatatan transaksi
penjualan.
Terdapat beberapa Kelompok transaksi siklus
pendapatan ialah :
1. Penjualan kredit
2. Penerimaan kas
3. Penyesuaian penjualan ( potongan penjualan, retur penjualan, cadangan retur penjualan, dan piutang tak tertagih).
1. Penjualan kredit
2. Penerimaan kas
3. Penyesuaian penjualan ( potongan penjualan, retur penjualan, cadangan retur penjualan, dan piutang tak tertagih).
Strategi
audit pada siklus pendapatan
Strategi audit yang sring dipakai adalah pendekatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah (Low Assesed Level of Control Risk), dimana auditor lebih banyak mengandalkan pengujian pengendalian. Yang mendfasarinya adalah apabila auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern klien sangat baik dan dapat mencegah dan mendeteksi salah saji, maka auditor perlu menguji kelayakan keyakinannya tersebut. Auditor akan menguji apakah struktur pengendalian intern tersebut memang layak diyakini efektivitasnya. Maka auaditor akan melaksanakan pengujian pengendalian.
Untuk asersi hak dan kewajiban, pelaopran dan pengungkapan, auditor menggubakan primarily substantive approach, dimana auditor lebih banyak melakukan pengujian substantif, karena pada umumnya pengujian pengendalian tidak dapat diterapkan untuk asersi-asersi ini.
Faktor lain dalam menentukan strategi audit adalah pertimbangan cost benefit. Auditor perlu membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian intern, dan penghematan yang diperoleh dengan berkurangnya pengujian substantif bila telah melakukan pegujian pengendalian.
Strategi audit yang sring dipakai adalah pendekatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah (Low Assesed Level of Control Risk), dimana auditor lebih banyak mengandalkan pengujian pengendalian. Yang mendfasarinya adalah apabila auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern klien sangat baik dan dapat mencegah dan mendeteksi salah saji, maka auditor perlu menguji kelayakan keyakinannya tersebut. Auditor akan menguji apakah struktur pengendalian intern tersebut memang layak diyakini efektivitasnya. Maka auaditor akan melaksanakan pengujian pengendalian.
Untuk asersi hak dan kewajiban, pelaopran dan pengungkapan, auditor menggubakan primarily substantive approach, dimana auditor lebih banyak melakukan pengujian substantif, karena pada umumnya pengujian pengendalian tidak dapat diterapkan untuk asersi-asersi ini.
Faktor lain dalam menentukan strategi audit adalah pertimbangan cost benefit. Auditor perlu membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian intern, dan penghematan yang diperoleh dengan berkurangnya pengujian substantif bila telah melakukan pegujian pengendalian.
B.
Pengujian Sebelum Tanggal Neraca
Sebelum membahas pengujian
substantif terhadap piutang, perlu diketahui terlebih dahulu prinsip akuntansi
yang lazim dalam penyajian piutang dan pengujian neraca berikut ini :
1. Piutang dagang harus disajikan di dalam neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Piutang dagang disajikan di dalam neraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang.
2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang dagang, harus dicantumkan penjelasannya di dalam neraca bahwa saldo piutang dagang tersebut adalah jumlah bersih (neto).
3. Jika piutang dagang bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di dalam neraca.
4. Piutang dagang yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar).
5. Jika jumlahnya material, piutang nondagang harus disajikan terpisah dari piutang dagang.
C.
Penerepan Prosedur Audit
Prosedur
Audit adalah tindakan yang di lakukan atau metode dan taknik yang digunakan
oleh auditor untuk mendapatkan atau mengevaluasi bukti audit.
Jenis
– Jenis Prosedur Audit
• Prosedur Analitis
Terdiri dari kegiatan yang mempelajari dan membandingkan data yang memiliki hubungan.Prosedur analitis mengahsilkan bukti analitis.
• Menginspeksi
Meliputi kegiatan pemeriksaan secara teliti atau pemeriksaan secara mendalam atas dokumen catatan atau pemeriksaan fisik atas sumber-sumber berwujud. Dengan cara ini auditor dapat membuktikan keaslian suatu dokumen.
• Prosedur Analitis
Terdiri dari kegiatan yang mempelajari dan membandingkan data yang memiliki hubungan.Prosedur analitis mengahsilkan bukti analitis.
• Menginspeksi
Meliputi kegiatan pemeriksaan secara teliti atau pemeriksaan secara mendalam atas dokumen catatan atau pemeriksaan fisik atas sumber-sumber berwujud. Dengan cara ini auditor dapat membuktikan keaslian suatu dokumen.
• Mengkonfirmasi
Adalah suatu bentuk pengajuan pertanyaan yang memungkinkan auditor untuk mendapatkan informasi langsung dari sumber independent dari luar perusahaan.
• Mengajukan pertanyaan
Hal ini bisa dilakukan secar lesan ataupun tertulis.Pertanyaan bisa dilakukan kepada sumber intern pada perusahaan klien atau pada pihak luar.
• Menghitung
Penerapan prosedur menghitung yang paling umum dilakukan adalah
1.melakukan perhitungan fisik atas barang-barang berwujud
2.menghitung dokumen bernomor tercetak
Tindaka yang pertama dimaksudkan untuk mengevaluasi bukti fisik dari jumlah yang ada di tangan sedangkan yang kedua merupakan cara untuk mengevaluasi bukti dokumen khususnya yang berkaitan dengan kelengkapan catatan akuntansi.
Adalah suatu bentuk pengajuan pertanyaan yang memungkinkan auditor untuk mendapatkan informasi langsung dari sumber independent dari luar perusahaan.
• Mengajukan pertanyaan
Hal ini bisa dilakukan secar lesan ataupun tertulis.Pertanyaan bisa dilakukan kepada sumber intern pada perusahaan klien atau pada pihak luar.
• Menghitung
Penerapan prosedur menghitung yang paling umum dilakukan adalah
1.melakukan perhitungan fisik atas barang-barang berwujud
2.menghitung dokumen bernomor tercetak
Tindaka yang pertama dimaksudkan untuk mengevaluasi bukti fisik dari jumlah yang ada di tangan sedangkan yang kedua merupakan cara untuk mengevaluasi bukti dokumen khususnya yang berkaitan dengan kelengkapan catatan akuntansi.
• Menelusur
Yang biasa dilakukan adalah :
1. memilih dokumen yang di buat pada saat transaksi terjadi
2. menentukan bahwa dokumen pada transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat dalam catatan akuntansi.
• Mencocokkan ke dokumen
Kegiatannya meliputi :
1. memilih ayat jurnal tertentu dalam catatan akuntansi
2. mendapatkan dan menginspeksi dokumen tanyg menjadi dasar pembuatan ayat jurnal tersebut untuk menentukan validasi dan ketelitian transaksi yang dicatat.
Yang biasa dilakukan adalah :
1. memilih dokumen yang di buat pada saat transaksi terjadi
2. menentukan bahwa dokumen pada transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat dalam catatan akuntansi.
• Mencocokkan ke dokumen
Kegiatannya meliputi :
1. memilih ayat jurnal tertentu dalam catatan akuntansi
2. mendapatkan dan menginspeksi dokumen tanyg menjadi dasar pembuatan ayat jurnal tersebut untuk menentukan validasi dan ketelitian transaksi yang dicatat.
• Mengamati
Aktivitas ini merupakan kegiatan rutin dari suatu tipe transaksi.
• Melakukan ulang
Auditor juga bisa melakukan ulang beberapa aspek dalam proses transaksi tertentu untuk memastikan bahwa proses yang telah dilakukan klien sesuai dengan prosedur dan kebijakan pengendalian yang telah di tetapkan.
• Teknik audit berbantu computer
Penggolongan prosedur audit
• Prosedur untuk mendapatkan pemahaman
• Pengajuan pengendalian
• Pengujian subtantif
Terdiri dari
1. prosedur analitis
2. pengujian detil transaksi
3. pengujian detil saldo-saldo
Aktivitas ini merupakan kegiatan rutin dari suatu tipe transaksi.
• Melakukan ulang
Auditor juga bisa melakukan ulang beberapa aspek dalam proses transaksi tertentu untuk memastikan bahwa proses yang telah dilakukan klien sesuai dengan prosedur dan kebijakan pengendalian yang telah di tetapkan.
• Teknik audit berbantu computer
Penggolongan prosedur audit
• Prosedur untuk mendapatkan pemahaman
• Pengajuan pengendalian
• Pengujian subtantif
Terdiri dari
1. prosedur analitis
2. pengujian detil transaksi
3. pengujian detil saldo-saldo
D.
Pengujian
saldo piutang
Piutang merupakan
klaim kepada pihak lain atas uang , barang , atau jasa yang dapat diterima
dalam jangka waktu setahun, atau dalam siklus kegitan perusahaan . Piutang pada
umumnya di sajikan dineraca dalam dua kelompok :
1 Piutang Usaha
2.Piutang non Usaha
dari siklus pendapatan transaksi yang mempengaruhi piutang usaha ialah :
1. penjualan Kredit
2. Retur penjualan
3. Penerimaan Kas dari debitur
4. Penghapusan piutang
2.Piutang non Usaha
dari siklus pendapatan transaksi yang mempengaruhi piutang usaha ialah :
1. penjualan Kredit
2. Retur penjualan
3. Penerimaan Kas dari debitur
4. Penghapusan piutang
E. Pengujian Saldo
Rekening Pendapatan
Pengujian
terhadap saldo akun rinci dalam siklus pendapatan difokuskan ke saldo piutang
usaha dan akun penilainya ( Akun cadangan Kerugian Piuatang Usaha ). Tujuan
pengujian saldo akun piutang usaha renci adalah memverifikasi :
1. Keberadaan atau keterjadian
2. Kelengkapan
3. Penilaian
4. Hak Kepemilikan
(Jangan Lupa Jempolnya/Like)
1. Keberadaan atau keterjadian
2. Kelengkapan
3. Penilaian
4. Hak Kepemilikan
(Jangan Lupa Jempolnya/Like)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking