SUKU BUNGA (BANK KONVENSIONAL) DAN
BAGI HASIL (BANKL SYARIAH)
Pendahuluan
1.1
Pengertian
Bunga Bank
Bunga bank dapat diartikan sebagai
balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional
kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan
sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan
yang harus dibayar oleh nasabah kepda bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
Dalam kegiatan perbankan sehari – hari
ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu :
1. Bunga
Simpanan
Bunga yang diberikan
sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank.
Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito.
2. Bunga
Pinjaman
Adalah bunga yang
diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah
peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen
utama factor biaya dan poendapatan bagi bank. Bunag simpanan merupakan biaya
dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakn
pendaptan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman
masing – masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh
seandainya bunga simpanan tinggi, makla secara otomatis bunga pinjaman juga
terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya.
1.2
Pengertian
Bagi Hasil
Bagi hasil, merupakan salah satu
bentuk dari perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariat
(hukum) Islam. Kalau Anda mendapatkan tawaran untuk berinvestasi pada sebuah
usaha dan ditawarkan untuk mendapatkan bagi hasil, maka umumnya bagi hasil yang
Anda dapatkan bisa satu dari dua macam:
1.
Bagi Hasil
Murni
Bagi Hasil
Murni adalah jenis bagi hasil dimana apa yang Anda dapatkan adalah pembagian
sebesar sekian persen dari keuntungan usaha. Ini berarti, bagi hasil hanya
diberikan kalau usahanya untung. Kalau usaha tersebut kebetulan merugi, tidak
ada bagi hasil yang didapatkan. Sebagai contoh, suatu usaha mendapatkan untung
(pemasukan dikurangi pengeluaran) sebesar Rp 100 juta pada tahun 2002. Di sini,
Anda mungkin mendapatkan bagi hasil sebesar 5 persen dari keuntungan tersebut,
yaitu Rp 5 juta. Tetapi, kalau usaha tersebut merugi pada tahun 2002 lalu,
tidak ada bagi hasil yang diberikan.
2.
Bagi Hasil
Yang dijanjikan
Yang kedua,
bagi hasil yang Anda dapatkan adalah berupa pembagian sebesar sekian persen
dari uang yang Anda masukkan, terlepas apakah usaha tersebut untung atau tidak.
Sebagai contoh, Anda menginvestasikan dana sebesar Rp 20 juta. Dalam kontrak
disebutkan bahwa sebulan setelah Anda melakukan investasi, Anda akan
mendapatkan bagi hasil sebesar 2 persen per bulan selama 12 bulan. Ini berarti,
setiap bulan Anda akan mendapatkan bagi hasil sebesar Rp 400 ribu selama 12
bulan, terlepas dari apakah usaha tersebut untung atau tidak dari bulan ke
bulannya
1.3
Faktor
– faktor yang mempengaruhi suku bunga
Seperti dijelaskan diatas bahwa untuk
menentukan besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi
oleh keduanya, artinya bnaik bunga simpanan maupun pinjaman saling mempengaruhi
disamping pengaruh fackor – faktor lainnya.
1.
Kebutuhan
Dana
Apabila bank kekurangan
dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank
agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan.
Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga
pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak sementara permohonan
simpanan sedikit maka bunga simpanan akan turun.
2.
Persaingan
Dalam memperebutkan
dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan
harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika bunga simpanan rata – rata 16%
maka, jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga pinjaman kita naikkan
diatas bunga pesaing misalnya 16%. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita
harus berada dibawah bunga pesaing.
3.
Kebijaksanaan
Pemerintah
Dalam arti baik untuk
bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah.
4.
Target
laba yang diinginkan
Sesuai dengan target
laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut
besar dan sebaliknya.
5.
Jangka
waktu
Semakin panjang jangka
waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan sesarnya
kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman
berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah.
6.
Kualitas
jaminan
Semakin likuid jaminan
yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan
sebaliknya. Sebagai contoh jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan
sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan
apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti
sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk
dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah.
7.
Reputasi
perusahaan
Bonafiditas suatu
perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga
yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid
kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan sebaliknya.
8.
Proiduk
yamg kompetitif
Maksudnya adalah produk
yang dibiayai tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga
kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang
kurang kompetitif.
9.
Hubungan
baik
Biasanya bank
menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa
(sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas
nasabah yang bersangkutan terhaddap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai
hubungan yang baik dengan pihak bank,, sehingga dalam penetuan suku bunganyapun
berbeda dengan nasabah biasa.
10. Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak
yang memberikan jaminan kepada penerima kredit. Biasanya jika pihak yang
memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun
loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankan pun juga berbeda.
Demikian pula sebaliknya jika penjamin pihak ketiganya kurang bonafid atau
tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak
ketiga oleh pihak perbankan.
1.4
Jenis
pembebanan suku bunga kredit
Pembebanan
besarnya suku bunga kredit dibedakan kepada jenis kreditnya. Pembebanan disini
maksudnya metode perhitungan yang akan digunakan, sehingga mempengaruhi jumlah
bunga yang akan dibayar akan mempengaruhi jumlah angsuran perbulannya. Dimana
jumlah angsuran terdiri dari hutang pinjaman pokok dan bunga.
Metode pembebanan bunga yang dimaksud
adalah sebagai berikut.
1.
Sliding
rate
Pembebanan bunga setiap
bulan dihitung dari sisa pinjamannya sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah
setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman Akan tetapi
pembayaran pokok pinjaman setiap bulan sama. Cicilan nasabah otomatis dari
bulan ke bulan semakin menurun. Jenis sliding rate ini biasanya diberikan
kepada sktor produktif, dengan maksud si nasabah merasa tidak terbebani
terhadap pinjamannya.
2.
Flat
rate
Pembebanan bunga setiap
bulan tetap dari jumlah pinjammannya, demikian pula pokok pinjaman setiap bulan
juga dibayar sama, sehingga cicilan setiap bulan sama sampai kredit tersebut
lunas. Jenis flat rate ini diberikan kepada kredit yang bersifat komsumtif
seperti pembelian rumahh tinggal, pembelian mobil pribadi atau kredit konsumtif
lainnnya.
3.
Floating
rate
Jenis ini membebankan
bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang, sehingga bunga yang dibayar
setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang pada bulan tersebut.
Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari bulan
yang bersangkutan. Pada akhirnya hal ini juga berpengaruh terhadap cicilannya
setiap bulan.
1.5
Komponen
dalam menentukan bunga kredit
Khusus untuk menentukan besar
kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepada para debitur terdapat
beberapa komponen. Komponen – komponen ini ada yang dapat diperkecil dan ada
pula yang tidak.
Adapun komponen dalamm menentukan
suku bunga kredit antara lain :
1.
Total
biaya dana
Tergantung dari
seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana melalui produk
simpanan.. Semakin besar / mahal bunga yang dibebankan, maka semakin tinggi
pula biaya dananya dan dalam hal ini termasuk hadiah – hadiah yang dibebankan
untuk mencari dana tersebut.
2.
Laba
yang diinginkan
Penentuan besarnya laba
juga sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit. Dalam hal ini biasanya bank
disamping melihat kondisi pesaing juga melihat kondisi nasabah apakah nasabah
utama atau bukan dan juga melihat sektor – sektor yang dibiayai, misalnya jika
proyek pemerintah untuk pengusaha / rakyat kecil maka labanyapun berbeda dengan
yang komersil.
3.
Cadangan
resiko kredit macet
Merupakan cadangan
terhadap macetnya kredit yang diberikan, karena setiap kredit yang diberikan
pasti mengandung suatu resiko tidak terbayar. Resiko ini dapat timbul baik
disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu pihak bank perlu
mencadangkannya sebagai sikap bersiaga menghadapinya.
4.
Biaya
operasi
Biaya operasi merupakan
biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan operasinya. Biaya ini
terdiri dari biaya gaji, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, dan biaya –
biaya lainnya.
5.
Pajak
Yaitu pajak yang
dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada
nasabahnya.
Daftar Pustaka
Kasmir, 1999,
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Baru, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking