FUNGSI FILSAFAT
Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa studi filsafat semakin menjadikan orang mampu
untuk menangani pertanyaan-pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak
dalam wewenang metodis ilmu-ilmu spesial. Jadi berfilsafat membantu untuk
mendalami pertanyaan-pertanyaan asasi manusia tentang makna realitas (filsafat
teoretis) dan lingkup tanggung jawabnya (filsafat praktis). Kemampuan itu
dipelajarinya dari dua jalur: secara sistematis dan secara historis. Pertama,
secara sistematis. Artinya, filsafat menawarkan metode-metode mutakhir untuk
menangani masalah-masalah mendalam manusia, tentang hakikat kebenaran dan
pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab dan keadilan, dan
sebagainya.
Jalur
kedua adalah sejarah filsafat. Di situ orang belajar untuk mendalami,
menanggapi, serta belajar dari jawaban-jawaban yang sampai sekarang ditawarkan
oleh para pemikir dan filsuf terkemuka terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Kemampuan
ini memberikan sekurang-kurangnya tiga kemampuan yang memang sangat dibutuhkan
oleh segenap orang yang di jaman sekarang harus atau mau memberikan pengarahan,
bimbingan, dan kepemimpinan spiritual dan intelektual dalam masyarakat.
Suatu
pengertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia. Dengan mempelajari pendekatan-pendekatan
pokok terhadap pertanyaan-pertanyaan manusia yang paling hakiki, serta
mendalami jawaban-jawaban yang diberikan oleh para pemikir terbesar umat
manusia, waawasan dan pengertian kita sendiri diperluas.
Kemampuan
untuk menganalisis secara terbuka dan kritis argumentasi-argumentasi,
pendapat-pendapat, tuntutan-tuntutan dan legitimasi-legitimasi dari berbagai
agama, ideologi dan pandangan dunia. Secara singkat, filsafat selalu juga
merupakan kritik ideologi. Justru kemampuan ini sangat diperlukan dewasa ini di
mana kebudayaan merupakan pasaran ide-ide dan ideologi-ideologi religius dan
politis yang mau membujuk manusia untuk mempercayakan diri secara buta kepada
mereka. Dalam situasi ini sangat diperlukan kemampuan untuk tidak sekadar menolak
ideologi-ideologi itu secara dogmatis dan dari luar, melainkan untuk
menanggapinya secara kritis dan argumentatif.
Pendasaran
metodis dan wawasan lebih mendalam dan kritis dalam menjalani studi-studi di
ilmu-ilmu spesial, termasuk teologi.
Dengan
mempertimbangkan hal di atas, dapat dikatakan bahwa filsafat, demikian kegiatan
berfilsafat, sangat diperlukan oleh profesi-profesi seperti pendidik, wartawan,
pengarang dan penerbit, budayawan, sosiolog, psikolog, ilmuwan politik,
agamawan, dan teolog.
Di samping
itu, filsafat juga mempunyai fungsi khusus dalam lingkungan sosial budaya Indonesia:
Bangsa
Indonesia
berada di tengah-tengah dinamika proses modernisasi yang meliputi semakin
banyaknya bidang dan hanya untuk sebagiannya dapat dikemudikan melalui kebijakan
pembangunan. Menghadapi tantangan modernisasi dengan perubahan pandangan hidup,
nilai-nilai dan norma-norma itu, filsafat membantu untuk mengambil sikap yang
sekaligus terbuka dan kritis.
Filsafat
merupakan sarana baik untuk menggali kembali kekayaan kebudayaan,
tradisi-tradisi, dan filsafat Indonesia
untuk mengaktualisasikannya bagi Indonesia modern yang sedang kita
bangun. Filsafatlah yang paling sanggup untuk mendekati warisan rohani tidak
hanya secara museal dan verbalistik, melainkan secara evaluatif, kritis dan
refleksif, sehingga kekayaan rohani bangsa dapat menjadi modal dalam
pembentukan terus-menerus identitas modern bangsa Indonesia.
Sebagai
kritik ideologi, filsafat membangun kesanggupan untuk mendeteksi dan membuka
kedok-kedok ideologis pelbagai bentuk ketidakadilan sosial dan
pelanggaran-pelanggaran terhadap martabat dan hak-hak asasi manusia yang masih
terjadi. Jadi filsafat membuat sanggup untuk melihat secara terbuka
masalah-masalah sosial serta percaturan kekuasaan yang sedang berlangsung.
Filsafat
merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam kehidupan
intelektual bangsa pada umumnya dan khususnya dalam kehidupan intelektual di
universitas-universitas dan lingkungan akademis. Filsafat dapat berfungsi
sebagai interdisipliner sistem, tempat bertemunya berbagai disiplin ilmu
pengetahuan. Di universitas-universitas, fakultas filsafat sering disebut
"fakultas sentral" atau "inter-fakultas", karena semua
fakultas lain, yang selalu menyelidiki salah satu segi dari kenyataan,
menjumpai pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan refleksi yang tidak lagi
termasuk bidang khusus mereka. Misalnya, pertanyaan tentang batas-batas
pengetahuan kita, tentang asal bahasa, tentang hakikat hidup, tentang hubungan
badan dan jiwa, tentang hakikat materi, tentang dasar moral.
Salah
satu fungsi terpenting filsafat adalah bahwa ia menyediakan dasar dan sarana
sekaligus bagi diadakannya dialog di antara agama-agama yang ada di Indonesia pada
umumnya dan secara khusus dalam rangka kerja sama antar-agama dalam membangun
masyarakat adil-makmur. Jadi filsafat adalah dasar bagus bagi dialog
antar-agama, karena argumentasinya mengacu pada manusia dan rasionalitas pada
umumnya, tidak terbatas pada pendekatan salah satu agama tertentu, itu pun tanpa
mengurangi pentingnya sikap beragama. Justru para agamawan memerlukan filsafat
supaya dapat bicara satu sama lain dan bersama-sama memecahkan masalah-masalah
sosial dan masalah-masalah nasional.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking