Sai'd
bin Amir radhiallahu 'anhu
PEMILIK KEBESARAN DIBALIK KESEDERHANAAN
Ia
adalah seorang sahabat Rasullullah yang utama , walaupun namanya tidak seharum
nama mereka yang telah terkenal. Ia adalah salah seorang yang takwa dan tak
hendak menonjolkan diri!
Mungkin
ada baiknya kita kemukakan disini bahwa ia tidak pernah absen dalam semua dalam
semua perjuangan dan jihad yang dihadapi Rasullullah saw. Tetapi itu telah
menjadi pola dasar kehidupan semua orang Islam.Tidak selayaknya bagi orang yang
beriman akan tinggal berpangku tangan dan tidak hendak turut mengambil bagian
dalam apa juga yang dilakukan Nabi, baik diarena damai maupun di kancah
peperangan.
Sa'id
menganut Islam tidak lama setelah pembebasan Khaibar. Dan sejak itu ia memeluk
Islam dan bai'at kepada Rasullullah saw. Seluruh kehidupannya, segala wujud dan
cita-citanya dibaktikan kepada keduanya. Maka ketaatan dan kepatuhan, zuhud dan
keshalihan, keluhuran dan ketinggian, pendeknya segala sifat dan tabi'at utama,
mendapati manusia suci dan baik ini sebagai saudara kandung dan teman yang
setia….!
Dan
ketika kita berusaha hendak menemui dan menjajagi kebesarannya, hendaklah kita
bersikap hati-hati dan waspada, hingga kita tidak terkecoh menyebabkannya
lenyap atau lepas dari tangan · · · · Karena sewaktu pandangan kita tertumbuk
pada Sa'id dalam kumpulan orang banyak, tidak suatu pun keistimewaan yang akan
memikat dan mengundang perhatian kita. Mata kita akan melihat salah seorang
anggota regu tentara dengan tubuh berdebu dan berambut yang kusut masai, yang
baik pakaian maupun bentuk lahirnya tak sedikit pun bedanya dengan golongan
miskin lainnya dari kaum Muslimin.
Seandainya
yang kita jadikan ukuran itu pakaian dan rupa lahir, maka takkan kita jumpai
petunjuk yang akan menyatakan siapa sebenamya ia.
Kebesaran
tokoh ini lebih mendalam dan berurat akar daripada tersembul di permukaan lahir
yang kemilau ia jauh tersembunyi di sana, di balik kesederhanaan dan
kesahajaannya · · · · Tahukah anda sekalian akan mutiara yang terpendam di
perut lokan …?
Nah,
keadaannya boleh ditamsilkan dengan itu ….
Ketika Amirul Mu'minin Umar bin Khatthab memecat Mu'awiyah dari jabatannya sebagai kepala daerah di Syria, ia menoleh kiri dan kanan mencari seseorang yang akan menjadi penggantinya. Dan sistim yang digunakan Umar untuk memilih pegawai dan pembantunya, merupakan Suatu sistim yang mengandung segala kewaspadaan, ketelitian dan pemikiran yang matang. Sebabnya ialah karena ia menaruh keyakinan bahwa dilakukan oleh setiap penguasa di tempat setiap kesalahan yang jauh sekali pun, maka yang akan ditanya oleh Allah swt ialah dua orang: pertama Umar .. · , dan kedua baru penguasa yang melakukan kesalahan itu……
Ketika Amirul Mu'minin Umar bin Khatthab memecat Mu'awiyah dari jabatannya sebagai kepala daerah di Syria, ia menoleh kiri dan kanan mencari seseorang yang akan menjadi penggantinya. Dan sistim yang digunakan Umar untuk memilih pegawai dan pembantunya, merupakan Suatu sistim yang mengandung segala kewaspadaan, ketelitian dan pemikiran yang matang. Sebabnya ialah karena ia menaruh keyakinan bahwa dilakukan oleh setiap penguasa di tempat setiap kesalahan yang jauh sekali pun, maka yang akan ditanya oleh Allah swt ialah dua orang: pertama Umar .. · , dan kedua baru penguasa yang melakukan kesalahan itu……
Oleh
sebab itu syarat-syarat yang dipergunakannya untuk menilai orang dan memilih
para pejabat pemerintahan amat berat dan ketat serta didasarkan atas
pertimbangan tajam dan sempurna, setajam pengiihatan dan setembus pandangannya
....
Di
Syria ketika itu merupakan wilayah yang modern dan besar, sementara kehidupan
di sana sebelum datangnya Islam mengikuti peradaban yang silih berganti, di
samping ia merupakan pusat perdagangan yang penting dan tempat yang cocok untuk
bersenang-senang ..., hingga karena itu dan disebabkan hal itu ia merupakan
suatu negeri yang penuh godaan dan rangsangan.
Maka
menurut pendapat Umar, tidak ada yang cocok untuk negeri itu kecuali seorang
suci yang tidak dapat diperdayakan syetan mana pun ...,seorang zahid yang gemar
beribadat, yang tunduk dan patuh serta melindungkan diri kepada Allah ....
Tiba-tiba
Umar berseru, katanya: "Saya telah menemukannya...! Bawa ke sini Sa'id bin
'Amir...!"
Tak
lama antauanya datanglah Sa'id mendapatkan Amirul Mu'minin yang menawarkan
jabatan sebagai wall kota Hems. Tetapi Sa'id menyatakan
keberatannya, katanya: "Janganlah saya dihadapkan kepada
fitnah, wahai Amirul Mu'minin ...!"
Dengan
nada keras Umar menjawab: "Tidak, demi Allah saya tak hendak melepaskan
anda! Apakah tuan-tuan hendak membebankan amanat dan khilafat di atas pundakku
...,lalu tuan-tuan meninggalkan daku ...?"
Dalam
sekejap saat, Sa'id dapat diyakinkan. Dan memang kata-kata yang diucapkan Umar
layak untuk mendapatkan hasil yang diharapkan itu.
Sungguh
suatu hal yang tidak adil namanya bila mereka mengalungkan ke lehernya amanat
dan jabatan sebagai khalifah, lalu mereka tinggalkan ia sebatang kara ....
Dan
seandainya seorang seperti Sa'id bin'Amir menolak untuk memikul tanggung jawab
hukum, maka siapa lagi yang akan membantu Umar dalam memikul tanggung jawab
yang amat berat itu ...?
Demikianlah
akhirnya Sa'id berangkat ke Homs. Ikut bersamanya isterinya; dan sebetulnya
kedua mereka adalah pengantin baru. Semenjak kecil isterinya adalah seorang
wanita yang amat cantik berseri-seri. Mereka dibekali Umar secukupnya....
Ketika
kedudukan mereka di Homs telah mantap, sang isteri bermaksud meggunakan
haknya sebagai isteri untuk memanfaatkan harta yang telah diberikan Umar
sebagai bekal mereka. Diusulkannya kepada suaminya untuk membeli pakaian yang
layak dan perlengkapan rumaih.tangga, lalu menyimpan Sisanya.
Jawab
Sa'id kepada isterinya: "Maukah kamu saya tunjukkan yang lebih baik dari
rencanamu itu? Kita berada di suatu negeri yang amat pesat perdagangannya dan
laris barang jualannya. Maka lebih baik kita serahkan harta ini kepada
seseorang yang akan mengambilnya sebagai modal dan akan memperkembangkannya……..!
"Bagaimanajika
perdagangannya rugi?" tanya isterinya.
"Saya
akan sediakan borg atau jaminan " ujar Sa'id. "Baiklah kalau
begitu" kata isterinya pula. Kemudian Sa'id pergi keluar, lalu membe!i
sebagian keperluan hidup dari jenis yang amat bersahaja, dan.sisanya yang tentu
masih banyak itu dibagi-bagikannya kepada faqir miskin dan orang-orang
membutuhkan.
Hari-hari
pun berlalu, dan dari waktu ke waktu isteri Sa'id menanyakan kepada-suaminya
soal perdagangan mereka dan bilakah keuntungannya hendak dibagikan. Semua itu
dijawab oleh Sa'id bahwa perdagangan mereka berjalan lancar, sedang keuntungan
bertambah banyak dan kian meningkat.
Pada
suatu hari isterinya memajukan lagi pertanyaan serupa di hadapan seorang
kerabat yang mengetahui duduk perkara yang sebenamya. Sa'id pun tersenyum
lalu.tertawa yang menyebabkan timbulnya keraguan dan kecurigaan sang isteri.
Didesaknyalah suaminya agar menceritakannya secara terus terang. Maka
disampaikannya bahwa harta itu telah disedeqahkannya dari semula.
Wanita
itu pun menangis dan menyesali dirinya karena harta itu tak ada manfaatnya
sedikit pun, karena tidak jadi dibelikan untuk keperluan hidup dirinya, dan
sekarang tak sedikit pun tinggal sisanya ………
Sa'id
memandangi isterinya, sementara air mata penyesalan dan kesedihan telah
menambah kecantikan dan kemolekannya. Dan sebelum pandangan yang penuh godaan
itu dapat mempengaruhi dirinya, Sa'id menujukan penglihatan bathinnya ke surga,
maka tampaklah di sana kawan-kawannya yang telah pergi mendahuluinya, lalu
katanya:
"Saya
mempunyai kawan-kawan ,yang telah lebih dulu menemui
Allah dan saya tak ingin menyimpang dari jalan
mereha, walau ditebus dengan dunia dan segala isi nya...!"
Dan
karena ia takut akan tergoda oleh kecantikan isterinya itu, maka katanya pula
yang seolah-olah dihadapkan kepada dirinya sendiri bersama isterinya:
"Bukanhah
hamu tahu bahwa di dalam surga itu banyak terdapat gadisgadis cantih yang
bermata jeli, hingga seandainya seorang saja di antara mereha menampahkan
wajahnya di muka bumi, maka akan terang-benderanglah seluruhnya, dan tentulah
cahayanya akan mengalahkan sinar matahari dan bulan.. .
Maka
mengurbankan dirimu demi untuk mendapatkan mereha, tentu lebih wajar dan lebih
utama daripada mengurbankan mereka demi karena dirimu ...! "
Diakhirinya
ucapan itu sebagaimana dimulainya tadi, dalam keadaan tenang dan tenteram,
tersenyum simpul dan pasrah …….
Isterinya
diam dan maklum bahwa tak ada yang lebih utama baginya daripada mengikuti jalan
yang telah ditempuh suaminya, dan mengendalikan diri untuk mencontoh sifat
zuhud dan ketakwaannya.
Dewasa
itu Homs digambarkan sebagai Kufah kedua. Hal itu disebabkan sering terjadinya
pembakangan dan pendurhakaan penduduk terhadap para pembesar yang memegang
kekuasaan. Dan karena kota Kufah dianggap sebagai pelopor dalam soal
pembakangan ini, maka kota Homs diberi julukan sebagai kota kedua. Tetapi
bagaimanapun gemarnya orang-orang Homs ini menetang pemimpin-pemimpin mereka
sebagaimana kita sebutkan itu, namun terhadap hamba yang shalih sebagai Sa'id,
hati mereka dibukakan Allah, hingga mereka cinta dan taat kepadanya.
Pada
suatu hari Umar menyampaikan berita kepada Sa'id:
"Orang-orang
Syria mencintaimu .. .!" "Mungkin sebabnya karena saya suka menolong
dan membantu mereka", ujar Sa'id. Hanya bagaimana juga cintanya warga kota
Hems terhadap Sa'id, namun adanya keluhan dan pengaduan tak dapat dielakkan
..., sekurang-kurangnya untuk membuktikan bahwa Homs masih tetap menjadi
saingan berat bagi kota Kufah di Irak ...!
Suatu
ketika, tatkala Amirul Mu'minin Umar berkunjung ke Homs,
ditanyakannya kepada penduduk yang sedang berkumpul lengkap:
"Bagaimana pendapat kalian tentang Sa'id .. .?" Sebagian
hadirin tampil ke depan mengadukannya. Tetapi rupanya pengaduan itu mengandung
berkah, karena dengan demikian terungkaplah dari satu segi kebesaran pribadi
tokoh kita ini, kebesaran yang amat menakjubkan serta mengesankan...!
Dari
kelompok yang mengadukan itu Umar meminta agar mereka mengemukakan titik-titik
kelemahannya satu demi satu. Maka atas nama kelompok tersebut majulah pembicara
yang mengatakan:
1.
"Ada
empat hal yang hendak kami kemukakan:
2.
Ia
baru keluar mendapatkan kami setelah tinggi hari ....
3.
Tak
hendak melavani seseorang di waktu malam hari....
4.
Setiap
bulan ada dua hari di mana ia tak hendak keluar mendapatkan kami hingga kami
tak dapat menemuinya....
5.
Dan
ada satu lagi yang sebetulnya bukan merupakan kesalahannya tapi mengganggu
kami, yaitu bahwa sewaktu-waktu ia jatuh pingsan .. ."
Umar
tunduk sebentar dan berbisik memohon kepada Allah, katanya: "Ya Allah,
hamba tahu bahwa ia adalah hamba-Mu terbaik, maka hamba harap firasat hamba
terhadap dirinya tidak meleset.
Lalu
Said dipersilahkan untuk membela dirinya, ia berkata:
"Mengnai
tuduhan mereka bahwa saya tak hendak keluar sebelum tinggi hari, maka demi
Allah, sebetulnya saya tak hendak menyebutkannya, …..Keluarga kami tak punya
khadam atau pelayan, maka sayalah yang mengaduk tepung dan membiarkannya sampai
mengeram, lalu saya membuat roti dan kemudian wudhu untuk shalat dhuha. Setelah
itu barulah saya keluar untuk mendapatkan mereka….!"
Wajah
Umar bersei-seri, dan katanya: "Alhamdulillah……, dan mengenai yang
kedua?"
Maka Sa'id pun melanjutkan pembicaraannya:
Maka Sa'id pun melanjutkan pembicaraannya:
"Adapun
tuduhan mereka bahwa saya tidak mau melayanai mereka diwaktu malam…maka demi
Allah saya benci menyebutkan penyebabnya…..! Saya telah menyediakan siang hari
bagi mereka, dan malam hari bagi Allah Ta'ala…..! sedang ucapan mereka bahwa
dua hari setiap bulan dimana saya tidak menemui mereka….., maka sebabnya
sebagaimana saya katakan tadi, saya tidak mempunyai khadam untuk mencuci
pakaian, sedangkan pakaianku tidaklah banya untuk dipergantikan. Jadi
terpaksalah saya mencucinya dan menunggunya sampai kering, hingga baru dapat
keluar diwaktu petang……
Kemudian
tentang keluhan mereka bahwa saya sewaktu-waktu jatuh pingsan…. Karena ketika
di Mekkah dulu saya telah menyaksikan jatuh tersungkurnya Khubaib al-Anshari.
Dagingnya dipotong-potong oleh orang Quraisy dan mereka bawa ia dengan tandu
sambil mereka menanyakan kepadanya: "Maukah tempatmu ini diisi oleh
Muhammad sebagai gantimu, sedang kamu berada dalam keadaan sehat wal'afiat…?
Jawab Khubaib: Demi Allah saya tak ingin berada dalam lingkungan anak isteriku
diliputi oleh kesenangan dan keselamatan dunia, sementara Rasullullah ditimpa
bencana, walau hanya oleh tusukan duri sekalipun….!"
Maka
setiap terkenang akan peristiwa yang saya saksikan itu, dan ketika itu saya
masih dalam keadaan musyrik, lalu teringat bahwa saya berpangku
tangan dan tak hendak mengulurkan pertolongan kepada Khubaib, tubuh saya
pun gemetar karena takut akan siksa.Allah,
hingga ditimpa penyakit yang mereka katakan itu….."
Sampai
di sana berakhirlah kata-kata Sa'id, ia membiarkan kedua bibirnya basah oleh
air mata yang suci, mengalir dari Jiwanya yang shalih ……..
Mendengar
itu Umar tak dapat lagi menahan diri dan rasa harunya, maka berseru karena amat
gembira: "Alhamdulillah, karena dengan taufiq-Nya firasatku tidak meleset
adanya….!"
Lalu
dirangkul dan dipeluknya Sa'id, serta diciumlah keningnya yang mulia dan
bersinar cahaya · · · .
******
Nah,
petunjuk macam apakah yang telah diperoleh makhluq seperti ini ... ?
Guru dari kaliber manakah Rasulullah saw. Itu …..?
Dan sinar tembus seperti apakah Kitabullah itu……?
Corak sekolah yang telah memberikan bimbingan dan meniupkan inspirasi manakah Agama islam ini ?
Tetapi mungkinkah bumi dapat memikul di atas punggungnya jumlah yang cukup banyak dari tokoh-tokoh berkwalitas demikian?
Sekiranya mungkin, tentulah ia tidak disebut bumi atau dunia lagi ...,lebih tepat bila dikatakan Surga Firdausi ……
Sungguh, ia telah menjadi Firdaus yang telah dijanjikan Allah!
Guru dari kaliber manakah Rasulullah saw. Itu …..?
Dan sinar tembus seperti apakah Kitabullah itu……?
Corak sekolah yang telah memberikan bimbingan dan meniupkan inspirasi manakah Agama islam ini ?
Tetapi mungkinkah bumi dapat memikul di atas punggungnya jumlah yang cukup banyak dari tokoh-tokoh berkwalitas demikian?
Sekiranya mungkin, tentulah ia tidak disebut bumi atau dunia lagi ...,lebih tepat bila dikatakan Surga Firdausi ……
Sungguh, ia telah menjadi Firdaus yang telah dijanjikan Allah!
Dan
karena Firdaus itu belum tiba waktunya, maka orang-orang yang lewat di muka
bumi dan tampil di arena kehidupan dari tingkat tinggi dan mulia seperti ini
amat sedikit dan jarang adanya. Dan Sa'id bin 'Amir adalah salah seorang di
antara mereka ….
Uang
tunjangan dan gaji yang diperolehnya banyak sekali, sesuai dengan kerja
dan jabatannya, tetapi yang diambilnya hanyalah sekedar keperluan diri dan
isterinya, sedang selebihnya dibagi-bagikan kepada rumah-rumah dan
keluarga-keluarga lain yang membutuhkannya.
Suatu
ketika ada yang menasihatkan kepadanya: Berikanlah kelebihan harta ini untuk
melapangkan keluarga dan famili isteri anda! Maka ujarnya: "Kenapa
keluarga dan ipar besanku saja yang harus lebih kuperhatikan.. .? Demi Allah,
tidak! Saya tak hendak menjual keridlaan Allah dengan kaum kerabatku. ..!"
Memang
telah lama dianjurkan orang kepadanya: "Janganlah ditahan-tahan nafkah
untuk diri pribadi dan keluarga anda, dan ambillah kesempatan untuk meni'mati
hidup!"
Tetapi jawaban yang keluar hanyalah kata-kata yang senantiasa diulang-ulangnya: "Saya tak hendak ketinggalan dari rombongan pertama, yakni setelah saya dengar Rasulullah saw.. bersabda:
Tetapi jawaban yang keluar hanyalah kata-kata yang senantiasa diulang-ulangnya: "Saya tak hendak ketinggalan dari rombongan pertama, yakni setelah saya dengar Rasulullah saw.. bersabda:
"Allah
'Azza wa Jalla akan menghimpun manusia untuk dihadaphan ke pengadilan. Maha
datanglah orang-orang miskin yang beriman, berdesak-desakan maju ke depan tak
ubahnya bagai kawanan burung merpati. Lalu ada yang berseru kepada mereka:
Berhentilah kalian untuk menghadapi perhitungan! Ujar mereka: Kami tah punya
apa-apa untuh dihisab. Maka Allah pun berfirman: Benarlah hamba-hamba-Ku itu
...! Lalu masuklah mereka ke dalam surga Sebelum orang-orang lain masuk ....
".
Dan
pada tahun 20 Hijriyah dengan lembaran yang paling bersih, dengan hati yang
paling suci dan dengan kehidupan yang paling cemerlang. Sa'id bin Amir pun
menemui Allah….
Telah
lama sekali rindunya terpendam untuk menyusul rombongan perintis, yang hidupnya
telah dinazarkannya untuk memelihara janji dan mengikuti langkah mereka.
Sungguh,
rindunya telah tiada terkira untuk dapat menjumpai Rasul yang menjadi gurunya,
serta teman sejawatnya yang shalih dan suci Maka sekarang ia akan menemui
mereka dengan hati tenang, jiwa yang tenteram dan beban yang ringan ....
Yang
tak ada beserta atau di belakangnva beban dunia atau harta benda yang akan
memberati punggung atau menekan bahunya....
Tak ada yang dibawanva kecuali zuhud, keshalihan dan ketaqwaannya serta kebenaran jiwa dan budi baiknya . · · ·
Semua itu adalah keutamaan yang akan memberatkan daun timbangan, dan sekali-kali takkan memberatkan beban pikulan….!
Tak ada yang dibawanva kecuali zuhud, keshalihan dan ketaqwaannya serta kebenaran jiwa dan budi baiknya . · · ·
Semua itu adalah keutamaan yang akan memberatkan daun timbangan, dan sekali-kali takkan memberatkan beban pikulan….!
Keistimewaan
,tersebut dipergunakan oleh pemiliknya untuk menggoncang dunia, dan dijadikan
pegangan yang kokoh sehingga tak tergoyahkan oleh tipu daya dunia……!
Selamat
bahagia bagi Sa 'id bin 'Amir….!
Selamat baginya, baih selagi hidup maupun setelah wafatnya……!
Selamat, sekali lagi selamat, terhadap riwayat dan kenang-kenangannya.
Serta selamat bahagia pula bagi para sahabat Rasulullah yakni orang-orang mulia dan gemar beramal serta rajin beribadat...!
Selamat baginya, baih selagi hidup maupun setelah wafatnya……!
Selamat, sekali lagi selamat, terhadap riwayat dan kenang-kenangannya.
Serta selamat bahagia pula bagi para sahabat Rasulullah yakni orang-orang mulia dan gemar beramal serta rajin beribadat...!
(Jangan Lupa Jempolnya/Like)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking