Semoga Allah
mengaruniakan kepada kita hati yang ikhlas. karena betapapun kita melakukan
sesuatu hingga bersimbah peluh berkuah keringat, habis tenaga dan terkuras
pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak akan ada nilainya di hadapan
Allah. Bertempur melawan musuh, tapi kalau hanya ingin disebut sebagai
pahlawan, ia tidak memiliki nilai apapun. Menafkahkan seluruh harta kalau hanya
ingin disebut sebagai dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai apapun.
Mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, tapi selama adzan bukan Allah yang
dituju, hanya sekedar ingin memamerkan keindahan suara supaya menjadi juara
adzan atau menggetarkan hati seseorang, maka itu hanya teriakan-teriakan yang
tidak bernilai di hadapan Allah, tidak bernilai!
Ikhlas, terletak pada
niat hati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini, karena niat adalah pengikat
amal. Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan niat yang ada di dalam
hatinya, siap-siaplah untuk membuang waktu, tenaga, dan harta dengan tiada
arti. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat
hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna.
Apakah ikhlas itu?
Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau
imbalan duniawi dari apa yang dapat ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas
cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT.
Jadi ketika sedang memasukan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita
tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang
dinafkahkan itu diterima di sisi Allah.
Apapun yang dilakukan
kalau konsentrasi kita hanya kepada Allah, itulah ikhlas. Seperti yang
dikatakan Imam Ali bahwa orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan
pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh Allah. Seorang pembicara yang
tulus tidak perlu merekayasa kata-kata agar penuh pesona, tapi ia akan
mengupayakan setiap kata yang diucapkan benar-benar menjadi kata yang disukai
oleh Allah. Bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bisa dipertanggungjawabkan
artinya. Selebihnya terserah Allah. Kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata
kita, Allah-lah yang kuasa menghujamkannya kepada setiap qalbu.
Oleh karena itu,
jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa. Allah sama sekali tidak membutuhkan
rekayasa apapun dari manusia. Allah Mahatahu segala lintasan hati, Mahatahu
segalanya! Makin bening, makin bersih, semuanya semata-mata karena Allah, maka
kekuatan Allah yang akan menolong segalanya.
Buah apa yang didapat
dari seorang hamba yang ikhlas itu? Seorang hamba yang ikhlas akan merasakan
ketentraman jiwa, ketenangan batin. Betapa tidak? Karena ia tidak diperbudak
oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan, dan imbalan. Kita tahu
bahwa penantian adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu
diberi pujian, juga menjadi sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi kalau
yang kita lakukan ternyata tidak dipuji, pasti kita akan kecewa.
Tapi bagi seorang
hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah mengharapkan apapun dari siapapun,
karena kenikmatan baginya bukan dari mendapatkan, tapi dari apa yang bisa
dipersembahkan. Jadi kalau saudara mengepel lantai dan di dalam hati mengharap
pujian, tidak usah heran jikalau nanti yang datang justru malah cibiran.
Tidak usah heran pula
kalau kita tidak ikhlas akan banyak kecewa dalam hidup ini. Orang yang tidak
ikhlas akan banyak tersinggung dan terkecewakan karena ia memang terlalu banyak
berharap. Karenanya biasakanlah kalau sudah berbuat sesuatu, kita lupakan
perbuatan itu. Kita titipkan saja di sisi Allah yang pasti aman. Jangan pula
disebut-sebut, diingat-ingat, nanti malah berkurang pahalanya.
Lalu, dimanakah letak
kekuatan hamba-hamba Allah yang ikhlas? Seorang hamba yang ikhlas akan memiliki
kekuatan ruhiyah yang besar. Ia seakan-akan menjadi pancaran energi yang
melimpah. Keikhlasan seorang hamba Allah dapat dilihat pula dari raut muka,
tutur kata, serta gerak-gerik perilakunya. Kita akan merasa aman bergaul dengan
orang yang ikhlas. Kita tidak curiga akan ditipu, kita tidak curiga akan
dikecoh olehnya. Dia benar-benar bening dari berbuat rekayasa. Setiap tumpahan
kata-kata dan perilakunya tidak ada yang tersembunyi. Semua itu ia lakukan
tanpa mengharap apapun dari orang yang dihadapinya, yang ia harapakan hanyalah
memberikan yang terbaik untuk siapapun.
Sungguh akan nikmat
bila bergaul dengan seorang hamba yang ikhlas. Setiap kata-katanya tidak akan
bagai pisau yang akan mengiris hati. Perilakunya pun tidak akan menyudutkan dan
menyempitkan diri. Tidak usah heran jikalau orang ikhlas itu punya daya gugah dan
daya ubah yang begitu dahsyat.
Dikisahkan dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :
Tatkala Allah SWT
menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung
dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para
malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka
bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat
dari pada gunung?"
Allah menjawab,
"Ada, yaitu besi" (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi
rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang
terbuat dari besi).
Para malaikat pun
kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih
kuat dari pada besi?"
Allah yang Mahasuci
menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair,
lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).
Bertanya kembali para
malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat
dari pada api?"
Allah yang Mahaagung
menjawab, "Ada, yaitu air" (Api membara sedahsyat apapun, niscaya
akan padam jika disiram oleh air).
"Ya Rabbi adakah
sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?" Kembali bertanya
para malaikta.
Allah yang Mahatinggi
dan Mahasempurna menjawab, "Ada, yaitu angin" (Air di samudera luas
akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang
raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau
mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena
dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat
dahsyat).
Akhirnya para
malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu
yang lebih dari semua itu?"
Allah yang Mahagagah
dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, "Ada, yaitu amal anak Adam yang
mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak
mengetahuinya."
Artinya, orang yang
paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah
tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya
bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk
diketahui orang lain.
Inilah gambaran yang
Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai
kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi
ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian,
penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu
tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala
apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang
tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.
Nah, sahabat. Orang
yang ikhlas adalah orang yang punya kekuatan, ia tidak akan kalah oleh aneka
macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan. Allaahu Akbar.***
Su`udzon atau
berburuk sangka dapat membuat hati kita menjadi busuk karena apapun yang kita
sangka akan mempengaruhi cara kita berfikir, cara kita bersikap dan cara kita
mengambil keputusan. Berbahagialah bagi orang-orang yang bisa berkhusnudzon
atau berbaik sangka.
Hikam:
"Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari kesalahan-kesalahan orang lain. Sukakah salah seorang diantara mu memakan daging saudaranya yang sudah menjadi bangkai, maka tentulah kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha menerima taubat lagi maha penyayang." (QS. Al-Hudzurot: 12)
"Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari kesalahan-kesalahan orang lain. Sukakah salah seorang diantara mu memakan daging saudaranya yang sudah menjadi bangkai, maka tentulah kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha menerima taubat lagi maha penyayang." (QS. Al-Hudzurot: 12)
"Aku ini bagaimana prasangka hambaku kalau ia berprasangka baik maka ia akan mendapat kebaikan, bila ia berprasangka buruk maka keburukan akan menimpanya."
Buruk sangka atau
su`udzon dapat merusak hati kita, merusak kebahagiaan kita, merusak akhlak
kita, juga merusak apa yang dijanjikan Allah kepada kita. Orang yang gemar
berburuk sangka adalah sedusta-dustanya perkataan, dalam berbaik sangka atau
husnudzon bukannya membenarkan kesalahan tapi minimal kita jadi tenang, kalau
hati sudah tenang, pikiran jernih keputusan bisa kita ambil dengan sikap yang
tepat. Tetapi husnudzon itu hanya kepada orang yang beriman karena jika
husnudzon tidak menggunakan ilmu maka akan mendatangkan masalah buat kita.
Wanita dilarang oleh
Allah sembarang menerima tamu laki-laki, karena itu akan membuat tidak aman dan
akan mendatangkan fitnah bagi wanita tersebut. Oleh karena itu menerima tamu di
depan rumah bagi wanita bukannya menghina tamu tapi demi keamanan dan
menghindarkan fitnah dari orang lain. Jika kita berburuk sangka kepada orang
dan orangnya sudah meninggal, maka yang kita lakukan adalah bertaubat dan minta
ampun kepada Allah serta mendo`akan orang tersebut.
Mudah-mudahan kita
bisa memiliki hati yang jernih dan akan mengakibatkan sikap kita pun menjadi
jernih. (imm)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking