KUNCI PENGOKOH JIWA
K.H. Abdullah
Gymnastiar (Aa.Gym)
(Sumber : Majalah USWAH EDISI No. 15/1999)
1. SIAP
Senantiasa menyadari
bahwa hidup di dunia ini hanya satu kali sehingga aku tidak boleh gagal dan
sia-sia tanpa guna.
Ikhtiar yang disertai
niat yang sempurna itulah tugasku, perkara apapun yang terjadi kuserahkan
sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Tahu yang terbaik bagiku.
Aku harus sadar betul
bahwa yang terbaik bagiku menurutku belum tentu terbaik bagiku menurut Allah,
bahkan mungkin aku terkecoh oleh keinginan harapanku sendiri.
Pengetahuanku tentang
diriku atau tentang apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah
menyelimuti segalanya. Sehingga betapapun aku sangat menginginkan sesuatu,
tetapi hatiku harus kupersiapkan untuk menghadapi kenyataan yang tak sesuai
dengan harapanku. Karena mungkin itulah yang terbaik bagiku.
2. RELA
Realitas yang terjadi
yaa... inilah kenyataan dan episode hidup yang harus kujalani.
Emosional, sakit
hati, dongkol, atau apapun yang membuat hatiku menjadi kecewa dan sengsara
harus segera kutinggalkan karena dongkol begini, tidak dongkol juga tetap
begini. Lebih baik aku menikmati apa adanya.
Lubuk hatiku harus
realistis menerima kenyataan yang ada, namun tubuh dan pikiranku harus tetap
bekerja keras mengatasi dan menyelesaikan masalah ini.
Apa boleh buat, nasi
telah menjadi bubur. Maka yang harus kulakukan adalah mencari ayam, cakweh,
kacang polong, kecap, seledri, bawang goreng dan sambal agar bubur ayam spesial
tetap dapat kunikmati.
3. MUDAH
Meyakini bahwa hidup
ini bagai siang dan malam yang pasti silih berganti. Tak mungkin siang terus
menerus dan tak mungkin juga malam terus menerus. Pasti setiap kesenangan ada
ujungnya begitupun masalah yang menimpaku pasti ada akhirnya. Aku harus sangat
sabar menghadapinya.
Ujian yang diberikan
oleh Allah Yang Maha Adil pasti sudah diukur dengan sangat cermat sehingga tak
mungkin melampaui batas kemampuanku, karena ia tak pernah menzhalimi
hamba-hamba-Nya.
Dengan pikiran buruk
aku hanya semakin mempersulit dan menyengsarakan diri. Tidak, aku tidak boleh
menzhalimi diiku sendiri. Pikiranku harus tetap jernih, terkendali, tenang dan
proporsional. Aku tak boleh terjebak mendramatisir masalah.
Aku harus berani
menghadapi persoalan demi persoalan. Tak boleh lari dari kenyataan, karena lari
sama sekali tak menyelesaikan bahkan sebaliknya hanya menambah permasalahan.
Semua harus tegar kuhadapi dengan baik, aku tak boleh menyerah, aku tak boleh
kalah.
Harusnya segala
sesuatu itu ada akhirnya. Begitu pun persoalan yang kuhadapi, seberat apapun
seperti yang dijanjikan Allah “Fa innama’al usri yusran, inna ma’al usri
yusran” dan sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan, bersama
kesulitan itu pasti ada kemudahan. Janji yang tak pernah mungkin dipungkiri
oleh Allah. Karena itu aku tak boleh mempersulit diri.
4. NILAI
Nasib baik atau buruk
dalam pandanganku mutlak terjadi atas izin Allah dan Allah tak mungkin berbuat
sesuatu yang sia-sia.
Ini pasti ada hikmah.
Sepahit apapun pasti ada kebaikan yang terkandung di dalamnya bila disikapi
dengan sabar dan benar.
Lebih baik aku
renungkan kenapa Allah menakdirkan semua ini menimpaku. Bisa jadi sebagai
peringatan atas dosa-dosaku, kelalaianku, atau mungkin saat kenaikan
kedudukanku di sisi Allah.
Aku mungkin harus
berfikir keras untuk menemukan kesalahan yang harus kuperbaiki.
Itibar dari setiap
kejadian adalah cermin pribadiku. Aku tak boleh gentar dengan kekurangan dan
kesalahan yang terjadi. Yang penting kini aku bertekad sekuat tenaga untuk memperbaikinya.
Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat.
5. AHAD
Aku harus yakin bahwa
walaupun bergabung seluruh manusia dan jin untuk menolongku tak mungkin terjadi
apapun tanpa izin-Nya.
Hatiku harus bulat
total dan yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa hanya Allah-lah satu-satunya yang
dapat menolong memberi jalan keluar terbaik dari setiap urusan.
Allah Mahakuasa atas
segala-galanya karena itu tiada yang mustahil bila Dia menghendaki. Dialah
pemilik dan penguasa segala sesuatu, sehingga tiada yang sanggup menghalangi
jika Dia berkehendak menolong hamba-hamba-Nya. Dialah yang mengatur segala
sebab datangnya pertolongan-Nya.
Dengan demikian maka
aku harus benar-benar berjuang, berikhtiar mendekati-Nya dengan mengamalkan
apapun yang disukainya dan melepaskan hati ini dari ketergantungan selain-Nya,
karena selain Dia hanyalah sekedar mahluk yang tak berdaya tanpa kekuatan
dari-Nya.
"Barang siapa
bertakwa kepada Allah niscaya akan diberi jalan keluar dari setiap urusannya
dan diberi rizki dari arah yang tak diduga, dan barang siapa yang bertawakal
kepada Allah niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya." (QS [65] : 2-3)
Jangan Lupa Jempolnya/Like
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking