Buah Kebeningan Hati
K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa.Gym)
K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa.Gym)
Saudara-saudaraku
serta seluruh manusia yang ada di Bumi, sungguh beruntung bagi siapapun yang
mampu menata qolbunya menjadi bening, jernih, bersih, dan selamat. Sungguh
berbahagia dan mengesankan bagi siapapun sekiranya memiliki qolbu yang tertata,
terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa
merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukan, dan indahnya hidup
di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan tersemburat pula dari indahnya
setiap aktivitas yang dilakukan.
Betapa tidak, orang
yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih. Bagai embun
menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari yang cerah lalu terpancari sejuknya
sinar mentari pagi; jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan
jika setiap orang akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria,
penuh sungging senyuman tulus seperti ini.
Begitu pula ketika
berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari kata-kata yang
menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari kata-kata riya,
subhanallah. Setiap butir kata yang keluar dari lisannya yang telah tertata
dengan baik ini, akan terasa sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat
akan mamfaat. Tutur katanya bernas dan berharga. Inilah buah dari gelegak
keinginan di lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan
orang lain.
Kesehatan tubuh pun
terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuannya menata qolbu.
Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, ketegangan berkurang,dan
kondisi diri yang senantiasa diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun
menjadi lebih sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat
dan segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada
umat.
Orang yang bening
hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk
berpikir jelek sedetik pun jua. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain,
sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Mana
mungkin sesuatu yang berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga?
Sungguh suatu kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap
detik yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan
setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang berbening hati seperti
ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka
ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas
pemikiran. Subhanallah, bening hati ternyata telah membuahkan aneka solusi
optimal dari kemampuan akal pikirannya.
Walhasil, orang yang
telah tertata hatinya adalah orang yang telah berhasil merintis tapak demi
tapak jalan ke arah kebaikan tidak mengherankan ketika ia menjalin hubungan
dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hatinya
yang bersih membuat terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati,
dan penuh dengan kesantunan. Siapapun yang berjumpa akan merasa kesan yang
mendalam, siapapun yang bertemu akan memperoleh aneka mamfaat kebaikan, bahkan
ketika berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak
mudah dilupakan.
Dan, Subhanallah,
lebih dari semua itu, kebeningan hatipun ternyata dapat membuat hubungan dengan
Allah menjadi luar biasa mamfaatnya. Dengan berbekal keyakinan yang mendalam,
mengingat dan menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya,
membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun menjadi
lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula
do’a-do’anya menjadi luar biasa mustajabnya. Mustajabnya do’a tentu akan
menjadi solusi bagi persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Dan yang paling
luar biasa adalah karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat
kelak, Allahu Akbar.
Pendek kata orang
yang bersih hati itu, luar biasa nikmatnya, luar biasa bahagianya, dan luar
biasa mulianya. Tidak hanya di dunia ini, tapi juga di akhirat kelak. Tidak
rindukah kita memiliki hati yang bersih?
Silahkan bandingkan
dengan orang yang berperilaku sebaliknya; berhati busuk, semrawut, dan kusut
masai. Wajahnya bermuram durja, kusam, dan senantiasa tampak resah dan gelisah.
Kata-katanya bengis, kasar, dan ketus. Hatinya pun senantiasa dikotori buruk
sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak
senang melihat orang lain bahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang
terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan. Tak berlebihan bila
perilakunya pun menjadi hina dan nista, jauh dari perilaku terhormat, lebih
dari itu, badannya pun menjadi mudah terserang penyakit. Penyakit buah dari
kebusukan hati, buah dari ketegangan jiwa, dan buah dari letihnya pikiran
diterpa aneka rona masalah kehidupan. Selain itu, akal pikirannya pun menjadi
sempit dan bahkan lebih banyak berpikir tentang kezhaliman.
Oleh karenanya, bagi
orang yang busuk hati sama sekali tidak ada waktu untuk bertambah ilmu. Segenap
waktunya habis hanya digunakan untuk memuntahkan ketidaksukaannya kepada orang
lain. Tidak mengherankan bila hubungan dengan Allah SWT pun menjadi hancur
berantakan, ibadah tidak lagi menjadi nikmat dan bahkan menjadi rusak dan
kering. Lebih rugi lagi, ia menjadi jauh dari rahmat Allah. Akibatnya pun
jelas, do’a menjadi tidak ijabah (terkabul), dan aneka masalah pun segera datang
menghampiri, naudzubillaah (kita berlindung kepada Allah).
Ternyata hanya
kerugian dan kerugian saja yang didapati orang berhati busuk. Betapa malangnya.
Pantaslah Allah SWT dalam hal ini telah mengingatkan kita dalam sebuah
Firman-Nya : "Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.
Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Q.S. Asy-Syam
[91] : 9 – 10).
Ingatlah saudaraku,
hidup hanya satu kali dan siapa tahu tidak lama lagi kita akan mati. Marilah
kita bersama-sama bergabung dalam barisan orang-orang yang terus memperbaiki
diri, dan mudah-mudahan kita menjadi contoh awal bagaimana menjadikan hidup
indah dan prestatif dengan bening hati, Insya Allah.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking