KEBIDANAN DAN KANDUNGAN ” SOLUTIO
PLASENTA “
Definisi
Solutio
plasenta (ari-ari) adalah pemisahan prematur (sebelum waktunya) plasenta dari
perlekatannya yang normal pada dinding rahim sebelum janin lahir. Merupakan
salah satu penyebab perdarahan di triwulan ketiga yang menyebabkan peningkatan
angka kecacatan dan kematian janin. Di USA, frekuensi kejadian solutio plasenta
adalah 1% dengan angka kematian janin 0,12% dari seluruh kehamilan. Komplikasi
janin dan ibu yang dapat terjadi adalah operasi caesar, perdarahan/koagulo
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menghilangkan atau mengurangi faktor
risiko seperti merokok dan penggunaan kokainpati, dan kelahiran prematur.
Tanda dan
Gejala
Gejala yang
dapat terjadi adalah perdarahan dari vagina berwarna merah terang atau merah
gelap, sedikit atau banyak (tergantung dari lokasi terlepasnya plasenta dan
berapa lama waktu yang dibutuhkan darah untuk keluar), dan hilang
timbul sesuai dengan kontraksi rahim (20% perdarahan tersembunyi di dalam rahim,
tidak terjadi perdarahan pervaginam), kontraksi rahim yang menimbulkan rasa
nyeri, shock (penurunan tekanan darah dan tingkat kesadaran), perut terasa
keras, denyut jantung janin tidak terdengar, dan penurunan gerak janin.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
USG dapat mendeteksi solutio plasenta dan membedakannya dengan plasenta previa
(plasenta berada pada lokasi yang tidak seharusnya yaitu di segmen rahim bagian
bawah atau dekat dengan jalan lahir).
Penyebab
Penyebab primernya
masih belum diketahui namun kejadiannya melibatkan berbagai faktor yang
berkaitan dengan :
· Merokok.
Meningkatkan 40% risiko solutio plasenta. Semakin banyak merokok semakin besar
risiko solutio plasenta
· Sabuk pengaman sebaiknya
diletakkan di panggul (bawah perut), bukan di tengah perut
· Faktor risiko lain seperti
riwayat solutio plasenta sebelumnya, korioamnionitis (radang pada korion dan
cairan ketuban), ketuban pecah dini (≥24jam), preeklampsia, nutrisi buruk, usia
ibu ≥ 35 tahun, sosioekonomi rendah
Pencegahan
Pencegahan
yang dapat dilakukan adalah menghilangkan atau mengurangi faktor risiko seperti
merokok dan penggunaan kokain
KELAINAN
DALAM KEHAMILAN “MOLA HIDATIDOSA” ATAU “HAMIL ANGGUR”
Definisi
Mola
hidatidosa (hamil anggur) adalah kelainan di dalam kehamilan dimana jaringan
plasenta (ari-ari) berkembang dan membelah terus menerus dalam jumlah yang
berlebihan. Mola dapat mengandung janin (mola parsial) atau tidak terdapat
janin di dalamnya (mola komplit). Pada kebanyakan kasus, mola tidak berkembang
menjadi keganasan, namun sekitar 2-3 kasus per 1000 wanita, mola dapat berubah
menjadi ganas dan disebut koriokarsinoma. Kemungkinan terjadinya mola berulang
berkisar 1 dari 1000 wanita. Kadar hormon yang dihasilkan oleh mola
hidatidosa lebih tinggi dari kehamilan biasa.
Penyebab
Sejauh ini
penyebabnya masih belum diketahui. Diperkirakan bahwa faktor-faktor seperti
gangguan pada telur, kekurangan gizi pada ibu hamil, dan kelainan rahim
berhubungan dengan peningkatan angka kejadian mola. Wanita dengan usia dibawah
20 tahun atau diatas 40 tahun juga berada dalam risiko tinggi. Mengkonsumsi
makanan rendah protein, asam folat, dan karoten juga meningkatkan risiko
terjadinya mola.
Tanda dan
gejala
Tanda dan
gejala kehamilan dini didapatkan pada mola hidatidosa. Kecurigaaan biasanya
terjadi pada minggu ke 14 – 16 dimana ukuran rahim lebih besar dari kehamilan
biasa, pembesaran rahim yang terkadang diikuti perdarahan, dan bercak berwarna
merah darah beserta keluarnya materi seperti anggur pada pakaian dalam. Tanda
dan gejala serta komplikasi mola :
1. Mual
dan muntah yang parah yang menyebabkan 10% pasien masuk RS
2. Pembesaran
rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih besar)
3. Gejala
– gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup, penurunan
BB yang tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab
4. Gejala –
gejala pre-eklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai,
peningkatan tekanan darah, proteinuria (terdapat protein pada air seni)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking