Mengapa Do'a Tidak
Diijabah
K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa.Gym)
K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa.Gym)
Pada suatu hari
Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika
beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang
ditengah-tengah jamaah sambil berkata, “Ya Amirul Mu’minin, mengapa do’a
kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an, “Ud’uuni
astajiblakum” (berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu).
Sayidina Ali
menjawab, “Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan
hal, yaitu :
Engkau beriman kepada
Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya.
Maka, tidak ada mamfaatnya keimananmu itu.
Engkau mengatakan
beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan
syari’atnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?
Engkau membaca Al
Qur’an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.
Engkau berkata,
“Sami’na wa aththa’na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang
ayat-ayatnya.
Engkau menginginkan
syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari
syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?
Setiap saat sengkau
merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak
bersyukur kepada-Nya.
Allah memerintahkanmu
agar memusuhi syetan seraya berkata, “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh
bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu
hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala”
(QS. Al Faathir [35] : 6). Tetapi kau musuhi syetan dan bersahabat dengannya.
Engkau jadikan cacat
atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang
sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.
Nah, bagaimana
mungkin do’amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan
do’a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan batinmu,
dan lakukan amar ma’ruf nahi munkar. Nanti Allah akan mengijabah do’amu itu.
***
Dalam riwayat lain,
ada seorang laki-laki dating kepada Imam Ja’far Ash Shiddiq, lalu berkata,
“Ada dua ayat dalam Al Qur’an yang aku paham apa maksudmu?”
“Bagaimana dua bunyi
ayat itu?” Tanya
Imam Ja’far. Yang pertama berbunyi “Ud’uuni astajib lakum” (Berdo’alah
kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu), (QS. Al Mu’min [40] : 60). Lalu
aku berdo’a dan aku tidak melihat do’aku diijabah,” ujarnya.
"Apakah engkau
berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far.
"Tidak,"
jawab orang itu.
"Lalu ayat yang
kedua apa?" Tanya
Imam Ja'far lagi.
"Ayat yang kedua
berbunyi "Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu, wahuwa khairun
raaziqin" (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya dan Dialah pemberi rizki yang sebaik-baiknya), (QS. Saba [34] :
39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya," ujarnya.
"Apakah kamu
berpikir Allah melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far lagi.
"Tidak," jawabnya.
"Lalu
mengapa?" Tanya
imam Ja'far.
"Aku tidak
tahu,"
jawabnya.
Imam Ja'far kemudian
menjelaskan, "Akan kukabarkan kepadamu, Insya Allah seandainya engkau
menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdo'a
kepada-Nya, maka Allah akan mengijabah do'amu. Adapun engkau berinfak tidak
melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang halal, kemudian engkau
infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu dirham pun,
niscaya Allah menggantinya dengan yang lebih banyak. Kalau engkau berdo'a
kepada Allah, maka berdo'alah kepada-Nya dengan Jihad Do'a. Tentu Alah akan
menjawab do'amu walaupun engkau orang yang berdosa."
"Apa yang
dimaksud Jihad Do'a?" sela orang itu.
Apabila engkau
melakukan yang fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala
apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Nabi
SAW dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu
yang memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah
nikmat Allah yang telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya
atas segala nikmat yang telah engkau peroleh.
Kemudian engkau
ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu
dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas
dosa-dosa yang tak kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat
yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali melakukannya.
Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan serta rasa
takut tetapi juga dipenuhi harapan.
Kemudian bacalah, "Ya
Allah, aku memnita maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan
taubat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk
melakukan apa yang Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang engkau rdhai.
Karena aku tidak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali
dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu, ucapkanlah hajatmu. Aku
berharap Allah tidak akan menyiakan do'amu," papar Imam Ja'far.***
Jangan Lupa Jempolnya/Like
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking